Senin, 07 Januari 2013

PENGELOLAAN AIR LIMBAH YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
TUGAS KELOMPOK
BAHASA INDONESIA
(PEMBENTUKAN PARAGRAF)
Logo-UMI-Makassar.jpg


Oleh:
KELOMPOK 2/W3
*      LISAWATI NURTANG   1412100102
*      DEWIYATI                       1412100098
*      JUNARI MAHMUD        1412100099
*      NIRMALA                                    1412100XXX
*      HASLINDA                      1412100505

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2012/2013

KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb
Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah Swt yang senantiasa selalu dilimpahkan kepada setiap hambanya. Tak lupa juga tercurahkan salawat dan taslim kepada junjungan nabi muhammad saw, nabi pembawa rahmat untuk semesta alam. Begitu juga dengan para sahabat-sahabat beliau dan keluarganya, serta para pejuang Islam yang sampai sekarang masih memegang teguh agama islam dan mengambil islam sebagai solusi atas semua permasalahannya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Karena kesabaran beliau membina kami sehingga kami mendapat tambahan ilmu Bahasa Indonesia walaupun hanya sedikit ilmu, namun kami merasa itu sangat berarti untuk bekal kami di masyarakat sebagai calon penyuluh kesehatan khususnya bagi lingkungan perusahaan.
Alhamdulillah dalam waktu sepekan ini akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kebetulan kelompok kami mendapat judul “Pembentukan Paragraf ”. Kelompok kami  tidak menjamin bahwa dalam makalah ini ada banyak kesalahan-kesalahan yang dapat menjadikan pembaca tidak puas sehingga dengan sangat kelompok kami memohon untuk kritik dan sarannya agar kedepannya makalah-makalah kami dapat memuaskan pembaca sekaligus bermanfaat bagi pembaca. Demikian sedikit pengantar dari kami dan terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu alaikum wr wb

Makassar, 29 Desember 2012
Kelompok 2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Paragraf
B.   Tujuan Pembentukan Paragraf
C.   Jenis-jenis Paragraf
D.   Tanda Paragraf
E.   Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
F.    Keterkaitan kalimat
G.   Syarat –syarat Pembentukan Paragraf
H.   Pengembangan paragraph
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Gagasan utama yang di kembangkan dalam tulisan di susun melalui seperangkat kalimat yang berhubungan dengan kesatuan yang lebih besar, yaitu paragraf atau alenia. Paragraf merupakan wadah pengembangan pikiran dalam tulisan yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk merinci pikirannya secara logis dan sistematis dalam seperangkat kalimat yang saling berhubungan secara fungsional. Penyusunan dan pengembangan pikiran dalam paragraph dapat membantu dalam pengungkapan pemikiran penulis secara bertahap dan tertip sehingga maksud penulis mudah di pahami dan di terima oleh pembaca.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada paragraf di atas maka dapat ditarik rumusan masalahnya adalah pembahasan seputar ruang lingkup dari pembentukan paragraf sekaligus cara-cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah paragraf.
C.   Tujuan
Mahasiswa dapat memahami ruang lingkup pembentukan paragraf.






BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Paragraf
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas dari pada kalimat ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan sebuah gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang tujuannya untuk menonjolkan pikiran utama tadi secara lebih jelas. Setiap paragraph hanya boleh mengandung suatu gagasan utama.
Contoh 1 :
Sampah selamanya memusingkan. Berkali-kali masalahnya di seminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang di miliki tetap menjadi sampah sebagai masalah pelik. Pada waktu seminar berlangsung, penimbuan sampah terus terjadi. Hal ini mengandung keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air . selama pengumpulan,pengakutan dan pengolahan sampah itu belum dapat dikelolah dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri dalam enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan masalah-masalah sampah sampah, oleh sebab itu paragraph ini mempunyai gagasan utama “masalah sampah”. Uraian dimulai dengan kalimat pertama yang mengumumkan masalah sampah (memusingkan), disusul dengan serangkaian penjelasan pada kalimat 2-6 tentang sampah yang selalu memusingkan.
B.   Tujuan pembentukan paragraf
Apabila membaca sebuah tulisan yang tidak tersusun atas kesatuan paragraph , maka kita akan sulit memahami isinya. Kita tidak dituntut untuk memeriksa lebih cermat pikiran penulis dari awal sampai akhir secara menyeluruh tanpa petunjuk yang  jelas. Hal ini tidak akan terjadi pada tulisan yang terusan atas serangkaian paragraph yang baik. Sesudah kita membaca sebuah paragraph, kita dapat berhenti sebentar  dan berkosentrasi terhadap pikiran utama yang terkandung dalam paragraph tersebut sebelum melangkah keparagraf berikutnya.
Ada dua tujuan utama pembentukan paragraph. Pertama pembentukan paragraph bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dan memisahkan gagasan utama yang satu dan gagasan utama yang lain. Oleh sebab itu setiap paragraph hanya boleh memuat satu gagasan utama. Apabila terdapat dua gagasan utama,maka gagasan tersebut harus dipecah menjadi dua paragraph atau lebih.  Kedua, pembentukan paragraph bertujuan memisahkan dan menegaskan serta memperhatikan secara wajar dam formal untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama dan perhentian pada akhir kalimat. Dengan demikian konsentrasi terhadap gagasan utama pada setiap paragraph tang lebih terakhir.
Contoh 2 :
Bidang pendidikan merupakan wadah dan lingkungan formal yang harus menerima anak didik dan semua suku bangsa Indonesia. Sebab itu sesuai dengan pokok-pokok kebijaksanaan  pendidikan dan kebudayaan dalam GBHN, maka kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan pendidikan nasional itu (1) sebagai mata pelajaran dasar dan pokok dan (2) sebagai bahasa pengantar disemua jenis dan jenjang sekolah. Bahasa daerah dapat di pakai untuk membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dikelas 1 sampai kelas 3 SD didaerah-daerah yang masih memerlukannya. Disamping itu, bahasa daerah dapat pula diajarkan sebagai satu mata pelajaran.


Paragraph diatas berisi dua gagasan utama, yaitu (1) kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia , dan (2) kedudukan dan fungsi bahasa daerah. Sebab itu paragraph tersebut haruslah dijadikan dua paragraph sebagai contoh berikut.
Contoh 2a:
Bidang pendidikan merupakan wadah dan lingkungan formal yang harus menerima anak didik dan semua suku bangsa Indonesia. Sebab itu sesuai dengan pokok-pokok kebijaksanaan  pendidikan dan kebudayaan dalam GBHN, maka kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan pendidikan nasional itu (1) sebagai mata pelajaran dasar dan pokok dan (2) sebagai bahasa pengantar disemua jenis dan jenjang sekolah. Bahasa daerah dapat di pakai untuk membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dikelas 1 sampai kelas 3 SD didaerah-daerah yang masih memerlukannya. Disamping itu, bahasa daerah dapat pula diajarkan sebagai satu mata pelajaran.
C.   Jenis-jenis paragraph
Paragraph-paragraf yang membangun satu tulisan dilihat dari segi sifat dan wujudnya dibagi atas (1) paragraph pembuka (2) paragraph penghubung (3) paragraph penutup, ketiga jenis paragraph tersebut akan di jelaskan secara singkat pada uraian beriku.
(1)  Paragraph pembuka
Paragraph-paragraf pembuka atau paragraph pendahuluan berfungsi sebagai pengantar atau pembuka tulisan untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Oleh sebab itu, paragraph pembuka harus dapat mengundang minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca menghadapi masalah yang akan diuraikan. Peragraf pembuka ini jangan terlalu panjang agar tidak membosankan.


(2)  Paragraph penghubung
Paragraph penghubung  ialah semua paragraph yang terletak antara paragraph pembuka dan paragraph terakhir sekali (paragraph penutup). Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraph ini. Jadi, paragraph penghubung berisi pembahasan inti harus yang dikemukakan oleh sipenulis. Oleh sebab itu, antara paragraph yang satu dan yang lain harus saling berhubungan secara logis.
(3)  Paragraph  penutup
Paragraph penutup ialah paragraph yang terdapat pada akhir tulisan atau yang mengakhiri sebuah tulisan. Biasannya, paragraph penutup ini berisi kesimpulan dari semua pembahasan yang telah dipaparkan pada paragraph berhubungan. Paragraph penutup ini dapat berisi penegasan kembali mengenai masalah-masalah yang dianggap penting dalam paragraph berhubung. Paragraph penutup yang berisi mengakhiri sebuah tulisan tidak boleh terlalu panjang, tetapi tidak berarti paragraph ini diusahakan dapat menimbulkan kesan yang dalam bagi pembaca isi paragraph.
D.   Tanda Paragraph
Tanda sebuah paragraph dapat dilihat pada permulaan baris yang akan menjorok kedalam kira-kira lima ketukan dan batas tulisan sebelahkiri. Penandaan paragraph dapat juga dilakukan dengan cara memberikan jarak yang agak renggang dari paragraph sebelumnya atau sesudahnya. Dengan cara demikian, pembaca dapat melihat dengan jelas batas-batas setiap paragraph.
E.   Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Sebuah paragraph dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya boleh mengandung satu gagasan utama yang di jelaskan oleh beberapa gagasan penjelas. Gagasan utama dituangkan dalam kalimat utama dan gagasan penjelas atau perincian dituangkan dalam kalimat-kalimat penjelas. Gagasan penjelas merupakan gagasan bawahan.
Contoh:
(1)  Dalam masyarakat yang berdasarkan pancasila mengandung sila ketuhanan yang Maha Esa, takwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak.
(2)  Semua agama menghargai manusia.
(3)  Karena itu semua umat beragama wajib saling menghargai.
(4)  Hal ini mengundang arti kewajiban diantara umat saling menghormati agama dan kepercayaan yang dianut.
(5)  Dengan itu, antara umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup dan kerukunan ini dapat berkembang usaha bersama untuk menangani pembangunan masyarakat.
(6)  Dengan demikian, kita akan mencapai kemajuan dan hal tersebut berarti akan mendapat makna yang indah karena mendapat bimbingan dari tuhan yang mahaesa.
Paragraph diatas ini berarti terdapat atas 6 buah kalimat. Kalimat (1) mengungkapkan gagasan utama, sedangkan kalimat (2), (3), (4), (5), dan (6) pengungkapkan gagasan penjelas sebagai gagasan bawahan. Kalimat dalam paragraph yang membicarakan gagasan utama disebut kalimat utama atau kalimat topic seperti terlihat pada (1). Kalimat-kalimat yang mengungkapkan gagasan penjelas seperti yang terlihat pada kalimat (2)-(6). Jadi dalam paragraph tersebut hanya terdapat satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
F.    Keterkaitan kalimat
Keutuhan paragraph harus juga dengan berusaha supaya kalimat dalam paragraph hanya menjelaskan satu gagasan pokok. Kaliamat-kalimat yang menyusun paragraph saling terkait. Tidak boleh ada satupun kalimat yang menyimpang dari hal yang sedang dijalankan.


Contoh (4):
Pada tahun lalu di selenggarakan pameran anak-anak ditaman ismail mmarzuki, jakarta. Kagum kita melihatnya karena hamper semuanya bagu-baagus. Betapa pandainya anak-anak sekarang melukis. Lukisan mereka mencerminkan sifat jujur, murni, dan kesungguhan hati. Pantas saja anak-anak Indonesia ada yang dapat penghargaan tertinggi dan medalis emas pada perlombaan melukis yang diikuti oleh aannak-anak sedunia. Jiwa anak-anak kita secarang menjadi kreatif dan mampu bermain-main dengan kuas dan cet. Di sekolah anak-anak sekarang bahkan diajari terampil menukang, memasak, mwmbuat alat elektronik daan lain-lain. Gembira kita lihat calon-calon raden saleh, basuki Abdullah, bermunculan daalam pameran ditaman ismail marzuki.
Paragraph diatas membicarakan pameran lukisan anak-anak sangat mengagumkan. Uraian tentang pelajaran ketrampilan, menukang, memasak, dan yang lain-lain itu tidak sesuai dengan gagasan utama tentang suasana pameran lukisan yang mengagumkan itu. Kalimat yang tidak sesuai itu harus dikeluarkan dari paragraph (4) karena menyimpang dari gagasan utama yang dibicarakan dalam paragraph pertama tersebut.
Contoh (5) :
Salah satu peninggalan perang dunia dua dirian adalah gua jepang. Gua itu terletak  di bukit tandus tidak jauh dari kota Baik. Di dekat gua masi banyak bertebran bangkai meriam raksasa jepang yang dahulu di gunakan untuk melindungi pangkalan militerbiakyang amat strategis letaknya itu. Biak adalah pulau kapur yang tadus dan panas sekali udaranya. Pada waktu Biak diserang jendral  Mc. Athur, gua di bukit itu di siram bensin dari udara dan dibakar. Ribuan pasukan Jepang binasa didalamnya. Sampai sekarang masih banyak jumpai tulang manusia berseraka di gua itu.

Paragraf di atas membicarakan gua Jepang sebagai salah satu peninggalan perang dunia ke dua di Irian. Uraian tentang Biak yang tandus dan panas udaranya tidak terkait dengan gagasan utama paragraf sehingga menganggu paragraf. Kalimat yang menyimpan itu harus dikeluarkan untuk menjaga kesinambungan uraian.
G.   Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Sama halnya dengan kalimat. Sebuah paragraf harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Berikut akan jelaskan secara ringks syarat-syarat yang dimaksud :
1.    Kesatuan Pikiran
Kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus menggambarkan pikiran yang saling berhubungan dan menunjukkan ikatan dan mendukung gagasan utama. Kesatuan pikiran dalam paragraf berarti adanya hubungan tentanng masalah yang menjadi gagasan utama. Jadi, tidak boleh terjadi unsure-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan utama tersebut. Penyimpangan uraian akan menyulitkan pembaca memahami maksud penulis.
Contoh (6) :
Industri perkapalan siap memproduksi jenis kapal untuk mengganti kapal yang akan dipensiunkan. Akan tetapi kemampuan mereka terbatas. Kalau dalam waktu yang singkat harus memproduksi kapal sebanyak yang akan dipensiunkan, jelas industry dalam negri tidak mampu. Peningkatan  kemampuan ini memerlukan waktu. Sebaiknya hal ini dilakukan bertahap. Kalau bentuk peremajaan ini pemerintah mengimpornya dari luar negri, tertentu peluang yang begitu besar untuk industry dalam negri tidak termanfaat.
Pada contoh (6) ini kita lihat bahwa paragraf ini harus mengandung satu gagasan utama, yaitu pengganti kapal yang harus dibesituakan. Gagasan utama ini kemudian deperinci dengan dengan pikiran penjelas, yaitu. 1) kesiapan industry perkapalan dalam negri, 2) kemampuan terbatas. 3) pelaksanaan secara bertahap, dan 4) impor dapat menghilangkan kesempatan. Penjelasan atau perinian itu diurutkan sedemikian rupa sehingga hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain membentuk kesatuan yang bulat.
Contoh :
Manusia lahir dari masyarakat yang mempunyai sejarah dan tradisi, ia merupakan individu yang mau tidak mau harus mewarisi nilai-nilai tradisional. Namun dalam proses kedewasaan ia akan menghadapi kenyataan yang selalu berubah-ubah, satu realitas kehidupan yang yang menyugukan tantangan baru yang yang berbeda, skala maupun dimensinya. Disinilah individu tersebut melihat adanya nilai-nilai tradisional yang kurang serasi atau kurang mampu menghadapi tantangan baru tersebut.
Gagasan utama paragraph di atas adalah pewarisan nilai tradisional. Gagasan penjelasan mencakup hal yang berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai tradisi dan sejarah, kenyataan yang berubah-ubah, dan nilai tradisional yang kurang serasi atau kurang mampu menghadapi tantangan baru. Hubungan antara gagasan utama dan rincia penjelasan sebagai gagasan bawahan terjalin rapi.
2.    Koherensi  atau Kepadauan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragrafialah bahwa paragraf  itu harus mengandung koherensi atau kepaduan. Kepaduan ini terjadi apabila hubungan antara timbale balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik. Pembaca dapat dengan midah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa merasa ada sesuatu yang menghambat atau memisahkan sejumlah kalimat lainnya. Uraian yang tersusun sebaiknya sistematis sehingga tidak menimbulkan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan poikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Kepaduan dalam paragraf dapat dibangun dengan menggunakan repetesi, kata ganti, dan kata tradisi.

2.1 Penggunaan Repetesi
Repetesi dalam paragraph terlihat dalam bentuk pengulangan kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kuni yang mula-mula timbul pada awal paragraph. Kata kunci yang mula-mula timbulpada awal paragraf kemudian diulang-ulang pada kalimat berikutnya. Pengulangan itu berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat. Perhatikan kalimat berikut yang dicetak miring.
Contoh (8):
Sebagai penjasmanian piker atau berpikir, nbahasi itu merupakan alat yang efektif dalam pergaulan antar mahasiswa. Pergaulan antar mahasiswa adalah pertemuan total antara manusia satu dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya, manusia dalam keseluruhannya, jasmani dan rohaninya, yang saling bertemu dan bergaul. Tanpa bahasa, pertemuan danpergaulan kita dengan orang lain amat tidak sempurna.
Contoh (9)
Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu. Tanpa adanya adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang tidak di  berikan,metode yang kata gunakan, dan evaluasi yang kita susun tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran ,kita dapat menemukan materi yang dapat kita ajarkan,metode yang akan kita gunakan,dan bentuk evaluasinya,baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
2.2 Penggunaan Kata Ganti
Kata ganti adalah karya yangmengau pada manusia atau benda. Untuk menghindari kebosanan, kata-kata yang mengacu kepada manusia atau benda itu diganti dengan kata ganti. Pemakaian kata ganti dalam paragraf berfungsi menjaga kepaduan antara kalimat-kalimat yang membangun paragraph. Yang biasa di pakai menjadi penanda hubungan paragraf ialah (1) kata ganti orang (ia/dia,beliau,mereka,-nya), (2) kata ganti milik (-nya,beliau,mereka), (3) kata ganti pnunjuk (ini dan itu ).
Contoh (10):
Pak Rahmat adalah seorang penjual es yang cukup dikenal di sungai Martapura. Kedatangannya di situ dengan satu tujuan, yakni bekerja mencari yang halal karena pekerjaan jenis lainmenurutnya banyak yang mengharap yang lebih dari semestinya. Bayangan demikian tentu saja mengganggu perkembangan psikologisnya sebagai seorang muslim yang dalam jalur hidupnya dituntut jujur dan yang mencari yang halal. Dalam menjalankan usahanya,ia selalu menghadapi konsumen yang jauh dari kantong tebal. Dalam situasi demikian, Dia yakin dalam usahanya telah dibimbing Allah. Berikutnya hatinya tenang walaupun pas-pasan.
Contoh (11):
Pembaca selalu ingin dapat membaca dengan tenang, bebas, dan leluasa. Ia berdikari, berpikir sendiri, menimbang-menimbang sendiri, menarik kesimpulan sendiri, dan akhirnya menilai sendiri. Segala macam nasehat dan anjuran dalam karangan yang diakhiri dengan pidato, amanat, dan sebagainya, akan disambutnya dengan rasa tak senang. Ia akan merasa senang jika keperluan sebagai lawan bicara yang telah dewasa. Dia tidak mau dianak-kemarinkan.
2.3 Kata Transisi
Kata transisi adalah kata atau frase yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yag lain agar terjaga kepaduan paragraf. Beberapa ontoh paragraf berikut dapat menjelaskan hal tersebut.
Contoh  (12) 
Jam lima pagi saya bangun. Sesudah itu saya ke kamar mandi, lalu saya mandi. Sesudah itu saya berpakaian. Setelah berpakaian, saya makan pagi. Sesudah itu saya pamit pada ayah dan ibu, lalu saya berangkat ke sekolah.
Kalau kita perhatikan contoh paragraf (12) ini, seluruh hubungan kalimat dikuasai  oleh kata transisi yang mengatur hubungan waktu. Penggunaan kata transisi yang sama seperti pada contoh diatas kurang baik. Pengembangan gagasan dalam paragraph  yang terpadu dapat dilakukan dengan menggunakan kata transisi yang berfariasi sehingga tidak monoton. Variasi penggunaan kata transisi dalam paragraph perlu diperhatikan untuk menghidari munculnya kebosanan dan pihak pembaca.
Contoh (13)
Peran ganda wanita dewasa ini sangat canggih. Kehidupan dan problem yang dihadapi wanitapun  kian kompleks. Wanita harus sanggup dan siap menjalani  berbagai peran. Namun ditengah berbagai masalah  yang kompleks itu, taksyak, pada usia sekitar 40-an wanita akan mengalami krisis serius, antara lain perasaan kehilangan fungsi ibu, frustasi oleh ketidak puasan terhadap karir, dan juga kecemasan pada pamor kecantikan yang menyurut dimakan waktu.
Contoh (14)
Hujan deras mengguncang kota hujan cirebon, tak mengusik hangatnya suasana di halaman luas teratap tenda sebuah bengkel mobil. Ribuan manusia luber, muslim disebelah  kanan muslimat disebelah kiri. Ketika kalam Ilahi dibacakan dibacahkan koriah maesaroh, para oengunjung  tenggelam dalam  suasana  khidat. Mereka berbaur dari rakyat jelata sampai wali kota,sipil,militer,arab, dan tionghoa . Menyatu dalam iman meneguk siraman rohani.
Peraluhan yang satu kekalimat yang lain dalam paragraph dapat diperhatikan dengan kata-kata atau frase transisi. Sesuai dengan jenis hubungan yang ditunjukkan, pengguna bahasa dapat memilih kata-kata   atau frase berikut ini :
1.            Hubungan yang menyatakan penambahan, dengan menggunakan kata/frase lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, disamping itu, seperti halnya, juga, lagipula, b erikutnya, akhirnya, tabahan pula, kedua, ketiga, demikian juga.
2.            Hubungan yang menyatakn pertentangan, dengan menggunakan kata/frase tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, meskipun, biarpun.
3.            Hubungan yang menyatakan perbandingan, dengan menggunakan kata/frase lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikan, sebagaimana.
4.            Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan menggunakan kata/frase sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, maka, jadi, akibat.
5.            Hubungan dengan menyatakan tujuan, dengan menggunakan kata/frase penghubung untuk maksud itu, untuk maksud tersebut, agar, supaya.
6.            Hubungan yang menyatakan singkatan,dengan menggunakan kata/frase pendeknya, ringkasnya, secara singgkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya yakni, yaitu, sesungguhnya.
7.            Hubungan yang menyatakan waktu, dengan menggunakan kata/frase sementara itu, beberapa saat kemudian, kemusian sesudahnya itu.
8.            Hubungan yang menyatakan tempat, dengan menggunakan kata/frase di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, bedampingan dengan.  


H.   Pengembangan Paragraf
1.    Cara Penempatan Gagasan Utama
1)    Gagasan Utama pada Posisi Awal Paragraf
Paragraf dimulai dengan mengemukakan gagasan utama yang tertuang dalam satu kalimat. Penjelasan terhadap gagasan utama tersebut diberikan melalui sejumlah kalimat penjelas. Penempatan kalimat utama pada awal paragraph menunjukan adanya penekanan gagasan utama yang mudah terbaca oleh pembca dan dapat mengundang perhatian yang bersangkutan untuk mengetahui penjelasan selanjutnya. Cara ini sering diterapkan dalam penulisan karya tulis karena mudah dilakukan dan dapt segera mengundang perhatian pembaca paragraph yang demikian mengikuti cara berfikir deduktif (dari umum kekhusus) sehingga disebut paragraph drduktif.
2)    Gragasan Utanma pada Akhir pada Akhir Paragraf
Gagasan utama sebuah paragraph dapat juga ditempatkan pada akhir paragraph . paragraph jenis ini disusun lebih dengan lebih duhulu mengemukakan kalimat-kalimat penjelas, kemudian disudahi dengen kalimat utama. Pengembanganpemikiran utama dilakukan secara bertahap dan mencapai klimaks pada akhir paragraph.
3)    Gagasan Utama pada Awal Kalimat
Kalimat utama diletakkan pada awal paragraph dan diulangi pada akhir paragraph. Maksud pengulangan ini adalah memberikan tekanan pada gagasan utama dan sebagai penegasan kembali sisa pernyataan yang dikemukakan pada awal paragraph. Kaliamat utama yang diulangi tidak harus sama dengan kalimat utama yang terdapat pada awal paragraph. Pengulangan tersebut dilakukan dengan mengubah bentuk kata-katanya dan struktur kalimatnya.tetapi gagasan utamanya tetap sama. Paragraph yang demikian perpaduan pargraf deduktif dan induktif.
4)    Paragraf dengan Gagasan Utama Tersirat
Adanya paragraph yang secara tersurat mengundang gagasan utama tertentu. Semua kalimat yang menyusun paragraph sama pentingnya dan bekerja menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraph. Kalimat-kalimat itu merupakan suatu kesatuan isi. Paragraph tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan deskriptif dan naratif.
2.    Pengurutan Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Kalimat utama kalimat-kalimat dapat disususn menjadi paragraph yang baik dengan menggunakan urutan tertentu. Urutan kalimat dalam paragraph dapat disusun menurut ukuran lugis, urutan kronologis, dan urutan klimaks atau klimaks. Urutan-urutan tersebut akan dejelaskan secara singkat.
a)    Urutan Logis
Urutan logis adalah urutan yang menyebutkan lebih dahulu hal yang umum, kemudian hal-hal yang khusus atau sebaliknya. Jadi, boleh dikatakan bahwa kaliamat-kalimat yang memuat pikiran penulis dimuat secara sistematis atau analisis.
b)    Urutan Kronologis
Urutan kronologis ialah urutan kejadian menurut waktu. Peristiwa yang digambarkan dalam paragraph diurut menurut tingkat perkembangannya waktu-kewaktu. Urutan tersebut dipakai dalam tulisan naratif.
c)    Urutan Klimaks dan Antiklimaks
Pada paragraph ini mula-mula disebutkan pernyataan kejadian biasa, kemudian lambat laun meningkat menjadi penting, makin menonjol atau tegang, sampai yang paling penting, paling menonjol atau tegang. Kalimat yang terakhir merupakanpernyatan yang paling penting dan paling klimaks dan serangkaian pernyataan sebelumnya.
3.    Pola pengembangan Paragraf
Sebuah paragraph mengandung satu gagasan dan beberapa gagasan penjelasan. Yang merupakan pengecualian adalah paragraph naratif dan diskriptif. Dalam pengembangannya, gagasan utama dituangkan kedalam kalimat utama sedangkan gagasan penjelasan dituangkan kedalam kalimat-kalimat penjelasan sebagai rincian kalimat utama. Ada beberapa pola pengembangan paragraph antaralain :
1)    Dengan hal-hal yang khusus (umum-khusus/khusus-umum
2)    Dengan alasan-alasan (sebab akibat)
3)    Dengan perbandingan
4)    Dengan contoh-contoh
5)    Dengan definisi luas
6)    Dengan campuran
Pola pengembangan paragraph tersebut dapat dilihat pada rincian berikut.
a.    Pengembangan dengan Hal-Hal Khusus
Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraph, baik dari umum dan khusus, gagasan utama diletakkan pada awal paragraph kemudian diikuti dengan rincian-rincian khusus. Contohnya seperti berikut:
Contoh (11) :
1)    Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional.
2)    Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1982.
3)    kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi ligua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita.
4)    Hal ini ditunjang lagi oleh faktor-faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’, maksudnya persaingan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional
Penulisan dapat juga menempuh cara lain. Rincian-rincian (kekhususan) dituriskan lebih dahulu, kemudian pada akhir paragrar disimpulkan gagasan utamanya. Jadi, dalam pengembangan ini dipakai pengembangan dari khusus ke umum.
Contoh (12) :
1)    Dokumen-dokumen dan keputusan- keputusan serta surat menyurat yanga dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia.
2)    Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dalam bahasa Indonesia.
3)    Hanya dalam keadaan tertentu dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris.
4)    Bahasa Indonesia dipakai oleh pemerintah dalam masyarakat dalam upacara peristiwa, dan kegiatan kenegaraan atau sebagai alat komunikasi timbale balik antara pemerintah dan masyarakat.
b.    Pengambangan dengan Alasan-Alasan
Dalam pengembangan menurut kota ini, fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu dikemukakan lebih dahulu, kemudian disusun oleh rincian-rincian sebagai akibatnya, dalam hal ini sebab merupakan gagasan utama sedangkan akibat merupakan gagasan penjelasan. Contohnya seperti berikut:
Contoh (13)
(1)  Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup keluarga.
(2)  Ibu tidak selalu hidup merana karena setiap tahun melahirkan
(3)  Bapak tidak pula terlalu pusing memikirkan usaha untuk memenuhi kebutuhan
(4)  Anak pula tidak terlantar hidupnya sebab mendapat perawatan yang baik.
Paragraph ini tergolong paragraph dediuktif, kalimat (1) merupakan sebab, sedangkan (2),(3),(4) merupakan akibat.
Dalam suatu rentetan proses, peristiwa yang semula sebagai akibat itu dapat menjadi sebab pada peristiwa ketiga. Demikian seterusnya hingga proses itu menjadi rentetan sebab akibat yang panjang.
Contoh (14)
1)    Krisis minyak bumi menambah inflasi
2)    Dalam waktu singkat harga naik empat kali lipat
3)    Ongkos produksi pun naik kepabrik banyak menggunakan minyak bumi
4)    Tentu saja harga barang-barang pun makin tinggi
Contoh (15)
1)    Dia terpaksa tidak masuk sekolah hari ini
2)    Sudah beberapa hari ibunya sakit
3)    Ayah yang dinantikan kedatangannya dari Jakarta belum tiba
4)    Adik-adik yang masih kecil tidak ada yang menjaga
Dalam pengembangan karya tulis ilmiah, pengembangan sebab-akibat sering digunakan oleh para penulis. Hubungan sebab-akibat berperan penting dalam  uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, dan desertasi, para pengembangnya cukup bervariasi.
c.    Pengembangan Dan Perbandingan
Pada pola pengembangan paragraph ini penulis memaparkan persamaan dan perbedaan dua objek atau gagasan atau lebih. Perbandingan tersebut dapat dilakukan karena objek yang berbeda itu mempunyai persamaan tertentu dan juga perbedaan tertentu . contohnya sebagai berikut:
Contoh(16)
1.    Pantun dan syair mempunyai beberapa  persamaan dan perbedaan
2.    Keduanya tergolong puisi lama yang terdiri atas empat baris
3.    Pada syair, keempat barisnya mempunyai isi , sedangkan pada pantun isinya terteletak pada baris ketiga dan keempat.
4.    Pantun berasal dari  bumi Indonesia sedangkan syair berasal dari sastra arab.
Pada pengembangan contoh paragraph (16) di atas, perbandingan dipaparkan dengan melihat adanya persamaan dan perbedaan arah antara bentuk puisi yang disebut pantun dan bentuk puisi yang disebut syair. Persamaan ini dinyatakan pada kalimat (2) dan perbedaan peredaan pada kalimat(3) dan (4) isi informasinya dapat dipahami.
d. Pengembangan Dengan Contoh-Contoh
pada pengembangan seperti ini , terlebih dahulu dikemukakan pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh konkrit. Bandingkan pola pengembangan paragraph sebelumnya. !
contoh(17)
1.    Kata-kata pungutan itu lama ada yang telah masuk ada juga yang baru masuk
2.    Baik yang telah lama maupun yang baru, ada yang benar-benar sudah menjadi warga Indo, nesia , misalnya saya, sabun, pasar, kursi meja, hakim, dsb
3.    Ada juga yang masih terasa asingnya misalnya sukses, nuansa, desain, proses, aktivitas
e. Pengembangan Dengan Defenisi Luas
Defenisi luas ini dapat dipakai untuk mengembangkan pemikiran utama. Semua penjelasan atau uraian menuju pada perumusan defenisi tersendiri. Cntohnya sebagai berikut:
contoh(18)
apa dan siapakah pahlawan itu ? pahlawan ialah orang yang berpahala. Mereka yang berbuat baik, melaksanakan kewajiaban dengan baik, berjuang tanpa pamrih adalah pahlawan. Pahlawan tidak menuntut balas jasa, tidak ingin dihargai, tidak meminta pengakuan dari orang lain, mereka berbuat berdasarkan idealisme, cita-cita luhur, berjuang kepentingan untuk kepentingan umum., membela nusa bangsa dan Negara. Pahlawan sejati adalah yang tidak menonjolkan diri tidak ingin disanjung dan tidak ingin dijunjung. Pahlawan itu berjuang dengan ikhlas dan sukarela berkorban tanpa pamrih.
f. Pengembangan Dengan Campuran
pada pola pengembangan ini rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraph. Jadi, misalnya terjadi campuran-campuran umum-khusus dngan sebab-akibat, atau dengan perbandingan dan sebagainya.
Contoh(19)
1.    Bahasa tutr ialah bahasa yang dipakai dalam pergaulan shari-hari , terutama dlam percakapan
2.    Umumnya, bahasa tutur sederhana dan singkat bentuknya
3.    Kata-kata yang digunakan tidak banyak jumlahnya
4.    Lagi pula bahasa tutur hanya menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari
5.    Sudah barang tentu sering digunakan juga kata tutur, yaitu kata yang memang hanya dipakai dalam bahasa tutur, misalnya bilang , pelan, enggak, dsb.
6.    Sering pula kata-katanya dibentuk secara salah misalnya dibikin betul, merubah, atau merubah pertanggung jawab, dsb
7.    Lafadznya pun sering menyimpang dari lafadz ya g umum, misalnya dapet, malem, ampat, dsb
8.    Bukan sering juga digunakan urutan kata yang menimpang dari bahasa umum, misalnya  ini hari, itu orang, lagi, kapan, dan sebagainya.

Paragraph di atas ini menggunakan pengembangan campuran berupa gabungan umum-khusus dan contoh-contoh. Pengembangan paragraph (1),(2),(3),(4). Paragraf menurut pola pengembangan dengan contoh-contoh seperti terlihat pada kalimat-kalimat (5),(6),(7), dan (8).




















BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Paragraph adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas dari pada kalimat ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan sebuah gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang tujuannya untuk menonjolkan pikiran utama tadi secara lebih jelas.
B.   Saran
Untuk menghasilkan karya tulisan yang baik maka penting bagi penulis mendalami cara-cara pembentukan pargaraf yang baik dan benar.


















DAFTAR PUSTAKA
Masrurah Mokhtar, dkk. 2012. Bahasa Indonesia. Makassar: Kretakupa