TUGAS KELOMPOK
BAHASA
INDONESIA
(PEMBENTUKAN
PARAGRAF)
Oleh:
KELOMPOK
2/W3
LISAWATI NURTANG 1412100102
DEWIYATI 1412100098
JUNARI MAHMUD 1412100099
NIRMALA 1412100XXX
HASLINDA 1412100505
PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu
alaikum wr.wb
Puji
syukur atas rahmat dan karunia Allah Swt yang senantiasa selalu dilimpahkan
kepada setiap hambanya. Tak lupa juga tercurahkan salawat dan taslim kepada
junjungan nabi muhammad saw, nabi pembawa rahmat untuk semesta alam. Begitu
juga dengan para sahabat-sahabat beliau dan keluarganya, serta para pejuang
Islam yang sampai sekarang masih memegang teguh agama islam dan mengambil islam
sebagai solusi atas semua permasalahannya. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada Ibu selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Karena
kesabaran beliau membina kami sehingga kami mendapat tambahan ilmu Bahasa
Indonesia walaupun hanya sedikit ilmu, namun kami merasa itu sangat berarti
untuk bekal kami di masyarakat sebagai calon penyuluh kesehatan khususnya bagi
lingkungan perusahaan.
Alhamdulillah
dalam waktu sepekan ini akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kebetulan kelompok kami mendapat judul “Pembentukan Paragraf ”. Kelompok
kami tidak menjamin bahwa dalam makalah
ini ada banyak kesalahan-kesalahan yang dapat menjadikan pembaca tidak puas
sehingga dengan sangat kelompok kami memohon untuk kritik dan sarannya agar kedepannya
makalah-makalah kami dapat memuaskan pembaca sekaligus bermanfaat bagi pembaca.
Demikian sedikit pengantar dari kami dan terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu alaikum wr wb
Makassar, 29 Desember
2012
Kelompok 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
B.
Tujuan Pembentukan Paragraf
C.
Jenis-jenis Paragraf
D.
Tanda Paragraf
E.
Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
F.
Keterkaitan kalimat
G.
Syarat –syarat Pembentukan Paragraf
H.
Pengembangan paragraph
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gagasan utama yang di kembangkan dalam tulisan di
susun melalui seperangkat kalimat yang berhubungan dengan kesatuan yang lebih
besar, yaitu paragraf atau alenia. Paragraf merupakan wadah pengembangan
pikiran dalam tulisan yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk merinci
pikirannya secara logis dan sistematis dalam seperangkat kalimat yang saling
berhubungan secara fungsional. Penyusunan dan pengembangan pikiran dalam
paragraph dapat membantu dalam pengungkapan pemikiran penulis secara bertahap
dan tertip sehingga maksud penulis mudah di pahami dan di terima oleh pembaca.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang pada paragraf di atas
maka dapat ditarik rumusan masalahnya adalah pembahasan seputar ruang lingkup
dari pembentukan paragraf sekaligus cara-cara yang dapat ditempuh untuk
membentuk sebuah paragraf.
C.
Tujuan
Mahasiswa
dapat memahami ruang lingkup pembentukan paragraf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Paragraf
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih luas dari pada kalimat ia merupakan himpunan dari
kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan sebuah
gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang tujuannya untuk
menonjolkan pikiran utama tadi secara lebih jelas. Setiap paragraph hanya boleh
mengandung suatu gagasan utama.
Contoh
1 :
Sampah
selamanya memusingkan. Berkali-kali masalahnya di seminarkan dan berkali-kali
pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang di
miliki tetap menjadi sampah sebagai masalah pelik. Pada waktu seminar
berlangsung, penimbuan sampah terus terjadi. Hal ini mengandung keprihatinan
kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran
air . selama pengumpulan,pengakutan dan pengolahan sampah itu belum dapat
dikelolah dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Paragraf ini
terdiri dalam enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan masalah-masalah
sampah sampah, oleh sebab itu paragraph ini mempunyai gagasan utama “masalah
sampah”. Uraian dimulai dengan kalimat pertama yang mengumumkan masalah sampah
(memusingkan), disusul dengan serangkaian penjelasan pada kalimat 2-6 tentang
sampah yang selalu memusingkan.
B.
Tujuan
pembentukan paragraf
Apabila membaca sebuah tulisan yang tidak tersusun
atas kesatuan paragraph , maka kita akan sulit memahami isinya. Kita tidak
dituntut untuk memeriksa lebih cermat pikiran penulis dari awal sampai akhir
secara menyeluruh tanpa petunjuk yang
jelas. Hal ini tidak akan terjadi pada tulisan yang terusan atas
serangkaian paragraph yang baik. Sesudah kita membaca sebuah paragraph, kita
dapat berhenti sebentar dan berkosentrasi
terhadap pikiran utama yang terkandung dalam paragraph tersebut sebelum
melangkah keparagraf berikutnya.
Ada dua tujuan utama pembentukan paragraph. Pertama
pembentukan paragraph bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dan
memisahkan gagasan utama yang satu dan gagasan utama yang lain. Oleh sebab itu
setiap paragraph hanya boleh memuat satu gagasan utama. Apabila terdapat dua
gagasan utama,maka gagasan tersebut harus dipecah menjadi dua paragraph atau
lebih. Kedua, pembentukan paragraph
bertujuan memisahkan dan menegaskan serta memperhatikan secara wajar dam formal
untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama dan perhentian pada akhir kalimat.
Dengan demikian konsentrasi terhadap gagasan utama pada setiap paragraph tang
lebih terakhir.
Contoh
2 :
Bidang
pendidikan merupakan wadah dan lingkungan formal yang harus menerima anak didik
dan semua suku bangsa Indonesia. Sebab itu sesuai dengan pokok-pokok
kebijaksanaan pendidikan dan kebudayaan
dalam GBHN, maka kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan
pendidikan nasional itu (1) sebagai mata pelajaran dasar dan pokok dan (2)
sebagai bahasa pengantar disemua jenis dan jenjang sekolah. Bahasa daerah dapat
di pakai untuk membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dikelas 1
sampai kelas 3 SD didaerah-daerah yang masih memerlukannya. Disamping itu,
bahasa daerah dapat pula diajarkan sebagai satu mata pelajaran.
Paragraph diatas berisi dua gagasan utama, yaitu (1)
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia , dan (2) kedudukan dan fungsi bahasa
daerah. Sebab itu paragraph tersebut haruslah dijadikan dua paragraph sebagai
contoh berikut.
Contoh
2a:
Bidang
pendidikan merupakan wadah dan lingkungan formal yang harus menerima anak didik
dan semua suku bangsa Indonesia. Sebab itu sesuai dengan pokok-pokok
kebijaksanaan pendidikan dan kebudayaan
dalam GBHN, maka kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan
pendidikan nasional itu (1) sebagai mata pelajaran dasar dan pokok dan (2)
sebagai bahasa pengantar disemua jenis dan jenjang sekolah. Bahasa daerah dapat
di pakai untuk membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dikelas 1
sampai kelas 3 SD didaerah-daerah yang masih memerlukannya. Disamping itu,
bahasa daerah dapat pula diajarkan sebagai satu mata pelajaran.
C.
Jenis-jenis
paragraph
Paragraph-paragraf yang membangun satu tulisan dilihat
dari segi sifat dan wujudnya dibagi atas (1) paragraph pembuka (2) paragraph
penghubung (3) paragraph penutup, ketiga jenis paragraph tersebut akan di
jelaskan secara singkat pada uraian beriku.
(1) Paragraph pembuka
Paragraph-paragraf pembuka atau paragraph
pendahuluan berfungsi sebagai pengantar atau pembuka tulisan untuk sampai
kepada masalah yang akan diuraikan. Oleh sebab itu, paragraph pembuka harus
dapat mengundang minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran
pembaca menghadapi masalah yang akan diuraikan. Peragraf pembuka ini jangan
terlalu panjang agar tidak membosankan.
(2) Paragraph penghubung
Paragraph penghubung ialah semua paragraph yang terletak antara
paragraph pembuka dan paragraph terakhir sekali (paragraph penutup). Masalah
yang akan diuraikan terdapat dalam paragraph ini. Jadi, paragraph penghubung
berisi pembahasan inti harus yang dikemukakan oleh sipenulis. Oleh sebab itu,
antara paragraph yang satu dan yang lain harus saling berhubungan secara logis.
(3) Paragraph penutup
Paragraph penutup ialah paragraph yang terdapat pada
akhir tulisan atau yang mengakhiri sebuah tulisan. Biasannya, paragraph penutup
ini berisi kesimpulan dari semua pembahasan yang telah dipaparkan pada
paragraph berhubungan. Paragraph penutup ini dapat berisi penegasan kembali
mengenai masalah-masalah yang dianggap penting dalam paragraph berhubung.
Paragraph penutup yang berisi mengakhiri sebuah tulisan tidak boleh terlalu
panjang, tetapi tidak berarti paragraph ini diusahakan dapat menimbulkan kesan
yang dalam bagi pembaca isi paragraph.
D.
Tanda
Paragraph
Tanda sebuah paragraph dapat dilihat pada permulaan
baris yang akan menjorok kedalam kira-kira lima ketukan dan batas tulisan
sebelahkiri. Penandaan paragraph dapat juga dilakukan dengan cara memberikan
jarak yang agak renggang dari paragraph sebelumnya atau sesudahnya. Dengan cara
demikian, pembaca dapat melihat dengan jelas batas-batas setiap paragraph.
E.
Kalimat
Utama dan Kalimat Penjelas
Sebuah paragraph dibangun oleh beberapa kalimat yang
saling berhubungan dan hanya boleh mengandung satu gagasan utama yang di
jelaskan oleh beberapa gagasan penjelas. Gagasan utama dituangkan dalam kalimat
utama dan gagasan penjelas atau perincian dituangkan dalam kalimat-kalimat
penjelas. Gagasan penjelas merupakan gagasan bawahan.
Contoh:
(1) Dalam masyarakat yang berdasarkan pancasila
mengandung sila ketuhanan yang Maha Esa, takwa kepada tuhan menurut agama dan
kepercayaan masing-masing adalah mutlak.
(2) Semua agama menghargai manusia.
(3) Karena itu semua umat beragama wajib saling
menghargai.
(4) Hal ini mengundang arti kewajiban diantara umat
saling menghormati agama dan kepercayaan yang dianut.
(5) Dengan itu, antara umat beragama yang berlainan akan
terbina kerukunan hidup dan kerukunan ini dapat berkembang usaha bersama untuk
menangani pembangunan masyarakat.
(6) Dengan demikian, kita akan mencapai kemajuan dan hal
tersebut berarti akan mendapat makna yang indah karena mendapat bimbingan dari
tuhan yang mahaesa.
Paragraph diatas ini berarti
terdapat atas 6 buah kalimat. Kalimat (1) mengungkapkan gagasan utama,
sedangkan kalimat (2), (3), (4), (5), dan (6) pengungkapkan gagasan penjelas
sebagai gagasan bawahan. Kalimat dalam paragraph yang membicarakan gagasan
utama disebut kalimat utama atau kalimat topic seperti terlihat pada (1).
Kalimat-kalimat yang mengungkapkan gagasan penjelas seperti yang terlihat pada
kalimat (2)-(6). Jadi dalam paragraph tersebut hanya terdapat satu kalimat
utama dan beberapa kalimat penjelas.
F.
Keterkaitan
kalimat
Keutuhan paragraph harus juga dengan berusaha supaya
kalimat dalam paragraph hanya menjelaskan satu gagasan pokok. Kaliamat-kalimat
yang menyusun paragraph saling terkait. Tidak boleh ada satupun kalimat yang
menyimpang dari hal yang sedang dijalankan.
Contoh
(4):
Pada
tahun lalu di selenggarakan pameran anak-anak ditaman ismail mmarzuki, jakarta.
Kagum kita melihatnya karena hamper semuanya bagu-baagus. Betapa pandainya
anak-anak sekarang melukis. Lukisan mereka mencerminkan sifat jujur, murni, dan
kesungguhan hati. Pantas saja anak-anak Indonesia ada yang dapat penghargaan
tertinggi dan medalis emas pada perlombaan melukis yang diikuti oleh
aannak-anak sedunia. Jiwa anak-anak kita secarang menjadi kreatif dan mampu
bermain-main dengan kuas dan cet. Di sekolah anak-anak sekarang bahkan diajari
terampil menukang, memasak, mwmbuat alat elektronik daan lain-lain. Gembira
kita lihat calon-calon raden saleh, basuki Abdullah, bermunculan daalam pameran
ditaman ismail marzuki.
Paragraph diatas membicarakan pameran lukisan
anak-anak sangat mengagumkan. Uraian tentang pelajaran ketrampilan, menukang,
memasak, dan yang lain-lain itu tidak sesuai dengan gagasan utama tentang
suasana pameran lukisan yang mengagumkan itu. Kalimat yang tidak sesuai itu
harus dikeluarkan dari paragraph (4) karena menyimpang dari gagasan utama yang
dibicarakan dalam paragraph pertama tersebut.
Contoh
(5) :
Salah
satu peninggalan perang dunia dua dirian adalah gua jepang. Gua itu
terletak di bukit tandus tidak jauh dari
kota Baik. Di dekat gua masi banyak bertebran bangkai meriam raksasa jepang
yang dahulu di gunakan untuk melindungi pangkalan militerbiakyang amat
strategis letaknya itu. Biak adalah pulau kapur yang tadus dan panas sekali
udaranya. Pada waktu Biak diserang jendral
Mc. Athur, gua di bukit itu di siram bensin dari udara dan dibakar.
Ribuan pasukan Jepang binasa didalamnya. Sampai sekarang masih banyak jumpai
tulang manusia berseraka di gua itu.
Paragraf di atas membicarakan gua Jepang sebagai
salah satu peninggalan perang dunia ke dua di Irian. Uraian tentang Biak yang
tandus dan panas udaranya tidak terkait dengan gagasan utama paragraf sehingga
menganggu paragraf. Kalimat yang menyimpan itu harus dikeluarkan untuk menjaga
kesinambungan uraian.
G.
Syarat-syarat
Pembentukan Paragraf
Sama halnya dengan kalimat. Sebuah paragraf harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Berikut akan jelaskan secara ringks
syarat-syarat yang dimaksud :
1.
Kesatuan Pikiran
Kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus
menggambarkan pikiran yang saling berhubungan dan menunjukkan ikatan dan mendukung
gagasan utama. Kesatuan pikiran dalam paragraf berarti adanya hubungan tentanng
masalah yang menjadi gagasan utama. Jadi, tidak boleh terjadi unsure-unsur yang
sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan utama tersebut. Penyimpangan
uraian akan menyulitkan pembaca memahami maksud penulis.
Contoh
(6) :
Industri
perkapalan siap memproduksi jenis kapal untuk mengganti kapal yang akan
dipensiunkan. Akan tetapi kemampuan mereka terbatas. Kalau dalam waktu yang
singkat harus memproduksi kapal sebanyak yang akan dipensiunkan, jelas industry
dalam negri tidak mampu. Peningkatan
kemampuan ini memerlukan waktu. Sebaiknya hal ini dilakukan bertahap.
Kalau bentuk peremajaan ini pemerintah mengimpornya dari luar negri, tertentu
peluang yang begitu besar untuk industry dalam negri tidak termanfaat.
Pada contoh (6) ini kita lihat bahwa paragraf ini
harus mengandung satu gagasan utama, yaitu pengganti kapal yang harus
dibesituakan. Gagasan utama ini kemudian deperinci dengan dengan pikiran
penjelas, yaitu. 1) kesiapan industry perkapalan dalam negri, 2) kemampuan
terbatas. 3) pelaksanaan secara bertahap, dan 4) impor dapat menghilangkan
kesempatan. Penjelasan atau perinian itu diurutkan sedemikian rupa sehingga
hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain membentuk kesatuan yang
bulat.
Contoh
:
Manusia
lahir dari masyarakat yang mempunyai sejarah dan tradisi, ia merupakan individu
yang mau tidak mau harus mewarisi nilai-nilai tradisional. Namun dalam proses
kedewasaan ia akan menghadapi kenyataan yang selalu berubah-ubah, satu realitas
kehidupan yang yang menyugukan tantangan baru yang yang berbeda, skala maupun
dimensinya. Disinilah individu tersebut melihat adanya nilai-nilai tradisional
yang kurang serasi atau kurang mampu menghadapi tantangan baru tersebut.
Gagasan utama paragraph di atas adalah pewarisan
nilai tradisional. Gagasan penjelasan mencakup hal yang berkaitan dengan
masyarakat yang mempunyai tradisi dan sejarah, kenyataan yang berubah-ubah, dan
nilai tradisional yang kurang serasi atau kurang mampu menghadapi tantangan
baru. Hubungan antara gagasan utama dan rincia penjelasan sebagai gagasan
bawahan terjalin rapi.
2.
Koherensi atau Kepadauan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah
paragrafialah bahwa paragraf itu harus
mengandung koherensi atau kepaduan. Kepaduan ini terjadi apabila hubungan
antara timbale balik antara kalimat-kalimat yang membina paragraf itu baik.
Pembaca dapat dengan midah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
merasa ada sesuatu yang menghambat atau memisahkan sejumlah kalimat lainnya.
Uraian yang tersusun sebaiknya sistematis sehingga tidak menimbulkan
loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan poikiran yang teratur akan
memperlihatkan adanya kepaduan. Kepaduan dalam paragraf dapat dibangun dengan
menggunakan repetesi, kata ganti, dan kata tradisi.
2.1 Penggunaan Repetesi
Repetesi dalam paragraph terlihat dalam bentuk
pengulangan kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf.
Kata kuni yang mula-mula timbul pada awal paragraph. Kata kunci yang mula-mula
timbulpada awal paragraf kemudian diulang-ulang pada kalimat berikutnya.
Pengulangan itu berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat. Perhatikan kalimat
berikut yang dicetak miring.
Contoh
(8):
Sebagai
penjasmanian piker atau berpikir, nbahasi itu merupakan alat yang efektif dalam
pergaulan antar mahasiswa. Pergaulan antar mahasiswa adalah pertemuan total
antara manusia satu dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya, manusia
dalam keseluruhannya, jasmani dan rohaninya, yang saling bertemu dan bergaul.
Tanpa bahasa, pertemuan danpergaulan kita dengan orang lain amat tidak
sempurna.
Contoh
(9)
Dalam
mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan
tujuan mengajarkan sesuatu. Tanpa adanya adanya tujuan yang sudah ditetapkan,
materi yang tidak di berikan,metode yang
kata gunakan, dan evaluasi yang kita susun tidak akan banyak memberikan manfaat
bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar. Dengan
mengetahui tujuan pengajaran ,kita dapat menemukan materi yang dapat kita
ajarkan,metode yang akan kita gunakan,dan bentuk evaluasinya,baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
2.2 Penggunaan Kata Ganti
Kata ganti adalah karya yangmengau pada manusia atau
benda. Untuk menghindari kebosanan, kata-kata yang mengacu kepada manusia atau
benda itu diganti dengan kata ganti. Pemakaian kata ganti dalam paragraf
berfungsi menjaga kepaduan antara kalimat-kalimat yang membangun paragraph.
Yang biasa di pakai menjadi penanda hubungan paragraf ialah (1) kata ganti
orang (ia/dia,beliau,mereka,-nya), (2) kata ganti milik (-nya,beliau,mereka),
(3) kata ganti pnunjuk (ini dan itu ).
Contoh
(10):
Pak
Rahmat adalah seorang penjual es yang cukup dikenal di sungai Martapura.
Kedatangannya di situ dengan satu tujuan, yakni bekerja mencari yang halal
karena pekerjaan jenis lainmenurutnya banyak yang mengharap yang lebih dari
semestinya. Bayangan demikian tentu saja mengganggu perkembangan psikologisnya
sebagai seorang muslim yang dalam jalur hidupnya dituntut jujur dan yang
mencari yang halal. Dalam menjalankan usahanya,ia selalu menghadapi konsumen
yang jauh dari kantong tebal. Dalam situasi demikian, Dia yakin dalam usahanya
telah dibimbing Allah. Berikutnya hatinya tenang walaupun pas-pasan.
Contoh
(11):
Pembaca
selalu ingin dapat membaca dengan tenang, bebas, dan leluasa. Ia berdikari,
berpikir sendiri, menimbang-menimbang sendiri, menarik kesimpulan sendiri, dan
akhirnya menilai sendiri. Segala macam nasehat dan anjuran dalam karangan yang
diakhiri dengan pidato, amanat, dan sebagainya, akan disambutnya dengan rasa
tak senang. Ia akan merasa senang jika keperluan sebagai lawan bicara yang
telah dewasa. Dia tidak mau dianak-kemarinkan.
2.3 Kata Transisi
Kata transisi adalah kata atau frase yang digunakan
untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yag lain agar terjaga
kepaduan paragraf. Beberapa ontoh paragraf berikut dapat menjelaskan hal
tersebut.
Contoh (12)
Jam
lima pagi saya bangun. Sesudah itu saya ke kamar mandi, lalu saya mandi.
Sesudah itu saya berpakaian. Setelah berpakaian, saya makan pagi. Sesudah itu
saya pamit pada ayah dan ibu, lalu saya berangkat ke sekolah.
Kalau kita perhatikan contoh paragraf (12) ini,
seluruh hubungan kalimat dikuasai oleh
kata transisi yang mengatur hubungan waktu. Penggunaan kata transisi yang sama
seperti pada contoh diatas kurang baik. Pengembangan gagasan dalam
paragraph yang terpadu dapat dilakukan
dengan menggunakan kata transisi yang berfariasi sehingga tidak monoton. Variasi
penggunaan kata transisi dalam paragraph perlu diperhatikan untuk menghidari
munculnya kebosanan dan pihak pembaca.
Contoh
(13)
Peran
ganda wanita dewasa ini sangat canggih. Kehidupan dan problem yang dihadapi
wanitapun kian kompleks. Wanita harus
sanggup dan siap menjalani berbagai peran.
Namun ditengah berbagai masalah yang
kompleks itu, taksyak, pada usia sekitar 40-an wanita akan mengalami krisis
serius, antara lain perasaan kehilangan fungsi ibu, frustasi oleh ketidak
puasan terhadap karir, dan juga kecemasan pada pamor kecantikan yang menyurut
dimakan waktu.
Contoh
(14)
Hujan
deras mengguncang kota hujan cirebon, tak mengusik hangatnya suasana di halaman
luas teratap tenda sebuah bengkel mobil. Ribuan manusia luber, muslim
disebelah kanan muslimat disebelah kiri.
Ketika kalam Ilahi dibacakan dibacahkan koriah maesaroh, para oengunjung tenggelam dalam suasana
khidat. Mereka berbaur dari rakyat jelata sampai wali kota,sipil,militer,arab,
dan tionghoa . Menyatu dalam iman meneguk siraman rohani.
Peraluhan yang satu kekalimat yang lain dalam
paragraph dapat diperhatikan dengan kata-kata atau frase transisi. Sesuai
dengan jenis hubungan yang ditunjukkan, pengguna bahasa dapat memilih
kata-kata atau frase berikut ini :
1.
Hubungan yang menyatakan penambahan, dengan menggunakan kata/frase
lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, disamping itu, seperti halnya, juga,
lagipula, b erikutnya, akhirnya, tabahan pula, kedua, ketiga, demikian juga.
2.
Hubungan yang menyatakn pertentangan, dengan menggunakan kata/frase
tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak,
meskipun, biarpun.
3.
Hubungan yang menyatakan perbandingan, dengan menggunakan kata/frase lain
halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikan, sebagaimana.
4.
Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan menggunakan kata/frase
sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, maka, jadi, akibat.
5.
Hubungan dengan menyatakan tujuan, dengan menggunakan kata/frase
penghubung untuk maksud itu, untuk maksud tersebut, agar, supaya.
6.
Hubungan yang menyatakan singkatan,dengan menggunakan kata/frase
pendeknya, ringkasnya, secara singgkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan,
dengan kata lain, misalnya yakni, yaitu, sesungguhnya.
7.
Hubungan yang menyatakan waktu, dengan menggunakan kata/frase sementara
itu, beberapa saat kemudian, kemusian sesudahnya itu.
8.
Hubungan yang menyatakan tempat, dengan menggunakan kata/frase di sini,
di sana, dekat, di seberang, berdekatan, bedampingan dengan.
H.
Pengembangan
Paragraf
1.
Cara Penempatan Gagasan Utama
1)
Gagasan Utama pada Posisi Awal Paragraf
Paragraf dimulai
dengan mengemukakan gagasan utama yang tertuang dalam satu kalimat. Penjelasan
terhadap gagasan utama tersebut diberikan melalui sejumlah kalimat penjelas.
Penempatan kalimat utama pada awal paragraph menunjukan adanya penekanan
gagasan utama yang mudah terbaca oleh pembca dan dapat mengundang perhatian
yang bersangkutan untuk mengetahui penjelasan selanjutnya. Cara ini sering
diterapkan dalam penulisan karya tulis karena mudah dilakukan dan dapt segera
mengundang perhatian pembaca paragraph yang demikian mengikuti cara berfikir
deduktif (dari umum kekhusus) sehingga disebut paragraph drduktif.
2)
Gragasan Utanma pada Akhir pada Akhir Paragraf
Gagasan utama
sebuah paragraph dapat juga ditempatkan pada akhir paragraph . paragraph jenis
ini disusun lebih dengan lebih duhulu mengemukakan kalimat-kalimat penjelas,
kemudian disudahi dengen kalimat utama. Pengembanganpemikiran utama dilakukan
secara bertahap dan mencapai klimaks pada akhir paragraph.
3)
Gagasan Utama pada Awal Kalimat
Kalimat utama
diletakkan pada awal paragraph dan diulangi pada akhir paragraph. Maksud
pengulangan ini adalah memberikan tekanan pada gagasan utama dan sebagai
penegasan kembali sisa pernyataan yang dikemukakan pada awal paragraph.
Kaliamat utama yang diulangi tidak harus sama dengan kalimat utama yang
terdapat pada awal paragraph. Pengulangan tersebut dilakukan dengan mengubah
bentuk kata-katanya dan struktur kalimatnya.tetapi gagasan utamanya tetap sama.
Paragraph yang demikian perpaduan pargraf deduktif dan induktif.
4)
Paragraf dengan Gagasan Utama Tersirat
Adanya paragraph
yang secara tersurat mengundang gagasan utama tertentu. Semua kalimat yang
menyusun paragraph sama pentingnya dan bekerja menggambarkan pikiran yang
terdapat dalam paragraph. Kalimat-kalimat itu merupakan suatu kesatuan isi.
Paragraph tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan deskriptif dan naratif.
2.
Pengurutan Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Kalimat utama kalimat-kalimat dapat disususn menjadi
paragraph yang baik dengan menggunakan urutan tertentu. Urutan kalimat dalam
paragraph dapat disusun menurut ukuran lugis, urutan kronologis, dan urutan
klimaks atau klimaks. Urutan-urutan tersebut akan dejelaskan secara singkat.
a) Urutan Logis
Urutan logis adalah
urutan yang menyebutkan lebih dahulu hal yang umum, kemudian hal-hal yang
khusus atau sebaliknya. Jadi, boleh dikatakan bahwa kaliamat-kalimat yang
memuat pikiran penulis dimuat secara sistematis atau analisis.
b) Urutan Kronologis
Urutan kronologis
ialah urutan kejadian menurut waktu. Peristiwa yang digambarkan dalam paragraph
diurut menurut tingkat perkembangannya waktu-kewaktu. Urutan tersebut dipakai
dalam tulisan naratif.
c) Urutan Klimaks dan Antiklimaks
Pada paragraph ini
mula-mula disebutkan pernyataan kejadian biasa, kemudian lambat laun meningkat
menjadi penting, makin menonjol atau tegang, sampai yang paling penting, paling
menonjol atau tegang. Kalimat yang terakhir merupakanpernyatan yang paling
penting dan paling klimaks dan serangkaian pernyataan sebelumnya.
3.
Pola pengembangan Paragraf
Sebuah paragraph mengandung satu gagasan dan
beberapa gagasan penjelasan. Yang merupakan pengecualian adalah paragraph
naratif dan diskriptif. Dalam pengembangannya, gagasan utama dituangkan kedalam
kalimat utama sedangkan gagasan penjelasan dituangkan kedalam kalimat-kalimat
penjelasan sebagai rincian kalimat utama. Ada beberapa pola pengembangan
paragraph antaralain :
1)
Dengan hal-hal yang khusus (umum-khusus/khusus-umum
2)
Dengan alasan-alasan (sebab akibat)
3)
Dengan perbandingan
4)
Dengan contoh-contoh
5)
Dengan definisi luas
6) Dengan campuran
Pola pengembangan paragraph
tersebut dapat dilihat pada rincian berikut.
a. Pengembangan dengan Hal-Hal Khusus
Cara ini paling banyak
digunakan dalam pengembangan paragraph, baik dari umum dan khusus, gagasan
utama diletakkan pada awal paragraph kemudian diikuti dengan rincian-rincian khusus.
Contohnya seperti berikut:
Contoh (11) :
1)
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional.
2)
Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28
Oktober 1982.
3)
kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang
mendasari bahasa Indonesia telah menjadi ligua franca selama berabad-abad
diseluruh tanah air kita.
4)
Hal ini ditunjang lagi oleh faktor-faktor tidak terjadinya ‘’persaingan
bahasa’’, maksudnya persaingan bahasa daerah yang lain untuk mencapai
kedudukannya sebagai bahasa nasional
Penulisan dapat juga menempuh
cara lain. Rincian-rincian (kekhususan) dituriskan lebih dahulu, kemudian pada
akhir paragrar disimpulkan gagasan utamanya. Jadi, dalam pengembangan ini
dipakai pengembangan dari khusus ke umum.
Contoh (12) :
1) Dokumen-dokumen dan keputusan- keputusan serta surat
menyurat yanga dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya
ditulis dalam bahasa Indonesia.
2) Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan ditulis dan
diucapkan dalam bahasa Indonesia.
3) Hanya dalam keadaan tertentu dalam bahasa asing,
terutama bahasa inggris.
4)
Bahasa Indonesia dipakai oleh pemerintah dalam masyarakat dalam upacara
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan atau sebagai alat komunikasi timbale balik
antara pemerintah dan masyarakat.
b. Pengambangan dengan Alasan-Alasan
Dalam pengembangan menurut kota
ini, fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu dikemukakan lebih dahulu,
kemudian disusun oleh rincian-rincian sebagai akibatnya, dalam hal ini sebab
merupakan gagasan utama sedangkan akibat merupakan gagasan penjelasan.
Contohnya seperti berikut:
Contoh (13)
(1) Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagiaan
hidup keluarga.
(2) Ibu tidak selalu hidup merana karena setiap tahun
melahirkan
(3) Bapak tidak pula terlalu pusing memikirkan usaha
untuk memenuhi kebutuhan
(4) Anak pula tidak terlantar hidupnya sebab mendapat
perawatan yang baik.
Paragraph ini
tergolong paragraph dediuktif, kalimat (1) merupakan sebab, sedangkan
(2),(3),(4) merupakan akibat.
Dalam suatu rentetan proses,
peristiwa yang semula sebagai akibat itu dapat menjadi sebab pada peristiwa
ketiga. Demikian seterusnya hingga proses itu menjadi rentetan sebab akibat
yang panjang.
Contoh (14)
1)
Krisis minyak bumi menambah inflasi
2)
Dalam waktu singkat harga naik empat kali lipat
3)
Ongkos produksi pun naik kepabrik banyak menggunakan minyak bumi
4)
Tentu saja harga barang-barang pun makin tinggi
Contoh (15)
1) Dia terpaksa tidak masuk sekolah hari ini
2)
Sudah beberapa hari ibunya sakit
3)
Ayah yang dinantikan kedatangannya dari Jakarta belum tiba
4)
Adik-adik yang masih kecil tidak ada yang menjaga
Dalam pengembangan
karya tulis ilmiah, pengembangan sebab-akibat sering digunakan oleh para penulis.
Hubungan sebab-akibat berperan penting dalam
uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, dan desertasi, para
pengembangnya cukup bervariasi.
c. Pengembangan Dan Perbandingan
Pada pola pengembangan
paragraph ini penulis memaparkan persamaan dan perbedaan dua objek atau gagasan
atau lebih. Perbandingan tersebut dapat dilakukan karena objek yang berbeda itu
mempunyai persamaan tertentu dan juga perbedaan tertentu . contohnya sebagai
berikut:
Contoh(16)
1.
Pantun dan syair mempunyai beberapa
persamaan dan perbedaan
2.
Keduanya tergolong puisi lama yang terdiri atas empat baris
3.
Pada syair, keempat barisnya mempunyai isi , sedangkan pada pantun isinya
terteletak pada baris ketiga dan keempat.
4. Pantun berasal dari
bumi Indonesia sedangkan syair berasal dari sastra arab.
Pada pengembangan
contoh paragraph (16) di atas, perbandingan dipaparkan dengan melihat adanya
persamaan dan perbedaan arah antara bentuk puisi yang disebut pantun dan bentuk
puisi yang disebut syair. Persamaan ini dinyatakan pada kalimat (2) dan
perbedaan peredaan pada kalimat(3) dan (4) isi informasinya dapat dipahami.
d. Pengembangan Dengan Contoh-Contoh
pada pengembangan seperti ini ,
terlebih dahulu dikemukakan pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian
berupa contoh-contoh konkrit. Bandingkan pola pengembangan paragraph
sebelumnya. !
contoh(17)
1.
Kata-kata pungutan itu lama ada yang telah masuk ada juga yang baru masuk
2.
Baik yang telah lama maupun yang baru, ada yang benar-benar sudah menjadi
warga Indo, nesia , misalnya saya, sabun, pasar, kursi meja, hakim, dsb
3.
Ada juga yang masih terasa asingnya misalnya sukses, nuansa, desain,
proses, aktivitas
e. Pengembangan Dengan Defenisi Luas
Defenisi luas ini dapat dipakai
untuk mengembangkan pemikiran utama. Semua penjelasan atau uraian menuju pada
perumusan defenisi tersendiri. Cntohnya sebagai berikut:
contoh(18)
apa dan siapakah pahlawan itu ? pahlawan ialah orang
yang berpahala. Mereka yang berbuat baik, melaksanakan kewajiaban dengan baik,
berjuang tanpa pamrih adalah pahlawan. Pahlawan tidak menuntut balas jasa,
tidak ingin dihargai, tidak meminta pengakuan dari orang lain, mereka berbuat
berdasarkan idealisme, cita-cita luhur, berjuang kepentingan untuk kepentingan
umum., membela nusa bangsa dan Negara. Pahlawan sejati adalah yang tidak
menonjolkan diri tidak ingin disanjung dan tidak ingin dijunjung. Pahlawan itu
berjuang dengan ikhlas dan sukarela berkorban tanpa pamrih.
f. Pengembangan Dengan Campuran
pada pola pengembangan ini
rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua atau
lebih cara pengembangan paragraph. Jadi, misalnya terjadi campuran-campuran
umum-khusus dngan sebab-akibat, atau dengan perbandingan dan sebagainya.
Contoh(19)
1.
Bahasa tutr ialah bahasa yang dipakai dalam pergaulan shari-hari ,
terutama dlam percakapan
2.
Umumnya, bahasa tutur sederhana dan singkat bentuknya
3.
Kata-kata yang digunakan tidak banyak jumlahnya
4.
Lagi pula bahasa tutur hanya menggunakan kata-kata yang lazim dipakai
sehari-hari
5.
Sudah barang tentu sering digunakan juga kata tutur, yaitu kata yang
memang hanya dipakai dalam bahasa tutur, misalnya bilang , pelan, enggak, dsb.
6.
Sering pula kata-katanya dibentuk secara salah misalnya dibikin betul,
merubah, atau merubah pertanggung jawab, dsb
7.
Lafadznya pun sering menyimpang dari lafadz ya g umum, misalnya dapet,
malem, ampat, dsb
8. Bukan sering juga digunakan urutan kata yang
menimpang dari bahasa umum, misalnya ini
hari, itu orang, lagi, kapan, dan sebagainya.
Paragraph di atas
ini menggunakan pengembangan campuran berupa gabungan umum-khusus dan
contoh-contoh. Pengembangan paragraph (1),(2),(3),(4). Paragraf menurut pola
pengembangan dengan contoh-contoh seperti terlihat pada kalimat-kalimat
(5),(6),(7), dan (8).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Paragraph adalah suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih luas dari pada kalimat ia merupakan himpunan dari
kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan sebuah
gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang tujuannya untuk menonjolkan
pikiran utama tadi secara lebih jelas.
B.
Saran
Untuk menghasilkan karya tulisan yang baik maka
penting bagi penulis mendalami cara-cara pembentukan pargaraf yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Masrurah Mokhtar, dkk. 2012. Bahasa Indonesia. Makassar:
Kretakupa