Bulan ramadhan yang telah berlalu
bisa dikatakan adalah bulannya kaum muslim, dimana semua orang seketika
menjelma menjadi muslim. Nah, Bulan Desember bisa dikatakan juga seketika
berubah menjadi negeri Nasrani. Puncak perayaan hari besar kaum nasrani ada di
bulan Desember, yaitu perayaan Natal tepatnya tanggal 25 Desember dilanjutkan
dengan penyambutan Tahun Baru tepatnya tanggal 1 Januari. Kesiapan sebelum
Natal begitu juga dengan Tahun baru digencarkan jauh-jauh hari sebelum tiba
hari H-nya. Sesuatu yang menjadi hal biasa jika di Toko-toko banyak aksesoris
yang identik dengan Natal laris terjual. Musik-musik pengantar Natal banyak
terdengar di supermarket bahkan di mobil-mobil angkot biasanya. Menu makanan di
restoran-restoran yang disediakan umumnya menu-menu makanan khas Natal. Media
tentunya tidak ketinggalan mempublikasikan berita-berita ataupun cara-acara
khusus di TV yang berkaitan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru edisi Desember.
Hal yang menjadi tidak wajar
ketika terpaksa menyaksikan pegawai-pegawai yang notabene orang-orang muslim di
beberapa restoran, Mal, toko-toko besar dipaksa untuk menggunakan costum
spesial Natal seperti pakainnya Sinterklas. Jika mereka mengelak maka khawatir
diberhentikan atau dipecat. Entah apa yang tidak beres dengan negeri ini yang
katanya negeri mayoritas Muslim tetapi tiba saatnya perayaan kaum Nasrani
seolah-olah dipaksakan semua orang ikut merayakan tanpa terkecuali. Hal
demikian terbukti dengan sikap para generasi-generasi muslim ikut-ikutan
merayakan Natal dan Tahun baru dengan nuangsa kembang api yang diletuskan
sepanjang hari.
Sesungguhnya Natal dan tahun baru
mengandung motif trinitas (Tuhan dalam Satu), sinkretisme (kompromi perbedaan
meskipun haram & halal), dan kristenisasi (proses prekrutan masuk Kristen).
Sehingga jangan heran tema natal tahun ini “menyamaratakan semua perbedaan
dalam cinta kasih”. Artinya, bukan hanya kaum nasrani didoktrin untuk menerima
konsep trinitas, sinkretisme tetapi yang paling terpenting adalah kaum muslim.
Ironis, kaum muslim banyak yang terperosok ke dalam jurang ketiga konsep
tersebut. Atas dasar toleransi, kaum muslim banyak yang main-main dengan ucapan
Selamat natal kepada kaum nasrani bahkan ada yang sampai ikut bersama-sama
merayakan Natal bersama kaum Nasrani di Gereja.
Kaum kapitalis ternyata yang
paling banyak meraut keuntungan di bulan ini. keberhasilan penanaman budaya ala
barat dalam suasana Natal dan Tahun Baru merekrut peminat yang begitu banyak.
Secara ekonomi, keuntungan penjualan aksesoris natal dan tahun baru melambung
tinggi. Budaya pergaulan bebas, pemborosan harta untuk mernyambut tahun baru,
dan indusri musik ala barat bukan lagi banyak yang menjangkiti kaum nasrani itu
sendiri tetapi parahnya menjangkiti banyak kaum muslim terutama
generasi-generasi muda muslim. Tujuan kaum kapitalis tidak jauh dari apa yang
telah disampaikan Allah dalam firmannya dalam QS: Al Baqarah: 120, yang artinya
“ orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka”.
Satu-satunya jalan menyelamatkan
generasi emas muslim hari ini agar tidak mudah terjebak dengan budaya-budaya
Natal & Tahun baru adalahmengubah
maenset berpikirnya mereka ke arah Islam. Aqidah yang tertanam dalam diri-diri
kaum muslim masih butuh diluruskan. Batas toleransi harus mereka pahami sampai
dimana sehingga tidak keluar dari jalur Islam. Upaya mengembalikan kepemimpinan
Islam yang senantiasa taat pada Allah & Rasulnya dengan menjalankan Hukum
Sayriat Islam haruslah disegerakan. Mengapa? Karena hari ini ummat muslim
dengan gampangnya dikelabui, dibodoh-bodohi, dan dilecehkan karena tidak adanya
pemimpin kaum muslim yangdapat
melindungi mereka. Kata imam Al Ghazali “Agama & Kekuasaan adalah saudara
kembar”. Artinya kekuasaan tanpa agama akan mudah roboh, sementara agama tanpa
kekuasaan akan terlantar. Harus pula dipahami bahwa satu-satunya Negara yang
mampu menerapkan sayriat Islam secara sempurna yakni Negara Khilafah Islamiyah.
Di bawah naungan Negara Khilafah bukan hanya kaum muslim yang dijanjikan
kesejahteraan tetapi lebih dari itu kaum non muslim pun akan dijamin
kesejahteraannnya.
Bulan ramadhan yang
telah berlalu bisa dikatakan adalah bulannya kaum muslim, dimana semua orang
seketika menjelma menjadi muslim. Nah, Bulan Desember bisa dikatakan juga seketika
berubah menjadi negeri Nasrani. Puncak perayaan hari besar kaum nasrani ada di
bulan Desember, yaitu perayaan Natal tepatnya tanggal 25 Desember dilanjutkan
dengan penyambutan Tahun Baru tepatnya tanggal 1 Januari. Kesiapan sebelum
Natal begitu juga dengan Tahun baru digencarkan jauh-jauh hari sebelum tiba
hari H-nya. Sesuatu yang menjadi hal biasa jika di Toko-toko banyak aksesoris
yang identik dengan Natal laris terjual. Musik-musik pengantar Natal banyak
terdengar di supermarket bahkan di mobil-mobil angkot biasanya. Menu makanan di
restoran-restoran yang disediakan umumnya menu-menu makanan khas Natal. Media
tentunya tidak ketinggalan mempublikasikan berita-berita ataupun cara-acara
khusus di TV yang berkaitan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru edisi Desember.
Hal yang menjadi
tidak wajar ketika terpaksa menyaksikan pegawai-pegawai yang notabene
orang-orang muslim di beberapa restoran, Mal, toko-toko besar dipaksa untuk
menggunakan costum spesial Natal seperti pakainnya Sinterklas. Jika mereka
mengelak maka khawatir diberhentikan atau dipecat. Entah apa yang tidak beres
dengan negeri ini yang katanya negeri mayoritas Muslim tetapi tiba saatnya
perayaan kaum Nasrani seolah-olah dipaksakan semua orang ikut merayakan tanpa
terkecuali. Hal demikian terbukti dengan sikap para generasi-generasi muslim
ikut-ikutan merayakan Natal dan Tahun baru dengan nuangsa kembang api yang
diletuskan sepanjang hari.
Sesungguhnya Natal
dan tahun baru mengandung motif trinitas (Tuhan dalam Satu), sinkretisme
(kompromi perbedaan meskipun haram & halal), dan kristenisasi (proses
prekrutan masuk Kristen). Sehingga jangan heran tema natal tahun ini
“menyamaratakan semua perbedaan dalam cinta kasih”. Artinya, bukan hanya kaum
nasrani didoktrin untuk menerima konsep trinitas, sinkretisme tetapi yang
paling terpenting adalah kaum muslim. Ironis, kaum muslim banyak yang
terperosok ke dalam jurang ketiga konsep tersebut. Atas dasar toleransi, kaum
muslim banyak yang main-main dengan ucapan Selamat natal kepada kaum nasrani
bahkan ada yang sampai ikut bersama-sama merayakan Natal bersama kaum Nasrani
di Gereja.
Kaum kapitalis
ternyata yang paling banyak meraut keuntungan di bulan ini. keberhasilan
penanaman budaya ala barat dalam suasana Natal dan Tahun Baru merekrut peminat
yang begitu banyak. Secara ekonomi, keuntungan penjualan aksesoris natal dan
tahun baru melambung tinggi. Budaya pergaulan bebas, pemborosan harta untuk
mernyambut tahun baru, dan indusri musik ala barat bukan lagi banyak yang
menjangkiti kaum nasrani itu sendiri tetapi parahnya menjangkiti banyak kaum
muslim terutama generasi-generasi muda muslim. Tujuan kaum kapitalis tidak jauh
dari apa yang telah disampaikan Allah dalam firmannya dalam QS: Al Baqarah:
120, yang artinya “ orang-orang yahudi
dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”.
Satu-satunya jalan
menyelamatkan generasi emas muslim hari ini agar tidak mudah terjebak dengan
budaya-budaya Natal & Tahun baru adalahmengubah maenset berpikirnya mereka ke arah Islam. Aqidah yang tertanam
dalam diri-diri kaum muslim masih butuh diluruskan. Batas toleransi harus
mereka pahami sampai dimana sehingga tidak keluar dari jalur Islam. Upaya
mengembalikan kepemimpinan Islam yang senantiasa taat pada Allah & Rasulnya
dengan menjalankan Hukum Sayriat Islam haruslah disegerakan. Mengapa? Karena
hari ini ummat muslim dengan gampangnya dikelabui, dibodoh-bodohi, dan
dilecehkan karena tidak adanya pemimpin kaum muslim yangdapat melindungi mereka. Kata imam Al Ghazali
“Agama & Kekuasaan adalah saudara kembar”. Artinya kekuasaan tanpa agama
akan mudah roboh, sementara agama tanpa kekuasaan akan terlantar. Harus pula
dipahami bahwa satu-satunya Negara yang mampu menerapkan sayriat Islam secara
sempurna yakni Negara Khilafah Islamiyah. Di bawah naungan Negara Khilafah
bukan hanya kaum muslim yang dijanjikan kesejahteraan tetapi lebih dari itu
kaum non muslim pun akan dijamin kesejahteraannnya.
Kesehatan
memang sangat penting, maka dari itu kita jangan sampai lupa akan kesehatan
yang harus dijaga, dari berbagai macam penyakit yang ada dan berbagai
pengobatan dilakukan, makalah ini di buat agar menambah ilmu agar mengehui
dengan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pengobatan sendiri. Upaya
kesehatan di selenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang di laksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan (Nur Songo, 2012).
Karbohidrat glukosa merupakan
karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh.
Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida
maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi
glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu
molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh (Irawan, 2007).
Kolesterol adalah
senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh(organ hati)
dan 20% sisanya dari luar tubuh(zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi
di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. Kolesterol yang berada dalam
zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap
sehat. Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim
ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein,
yang dapat dianggap sebagai ‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah (Almatsier,
2009).
Asam urat merupakan
hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap
orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin
untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan
hanya sekitar 15 persen (Almatsier, 2004).
Asam urat merupakan
hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap
orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin
untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya
sekitar 15 persen (Almatsier, 2004).
Protein adalah bagian terbesar dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya
ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di
dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2009).
Albumin merupakan koloid alamiah
pertama yang digunakan sebagai volume expander sehubungan dengan fungsinya
dalam meningkatkan tekanan ankotik intravaskular sehingga mampu memperbesar
volume intravaskular dan memperbaiki perfusi jaringan. Albumin juga berfungsi
sebagai alat transport beberapa zat penting seperti lemak, toksin, obat-obatan
(Poedjiadi, 2005).
Hemoglobin adalah protein yang kaya
akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan
oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui
fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Sandjaja,
2009).
Seng (zing) merupakan
mineral antioksidan yang penting. Seng akan membantu mencegah oksidasi lemak
dan diperlukan tubuh untuk memproduksi antioksi dan super oksidase dismutase.
Keberadaan seng dibutuhkan pula untuk menjaga kadar vitamin E dalam darah
sehingga membrane sel darah merah bias terlindungi dari efek oksidasi mineral
lain (Hidayat, 2005).
1.2Prinsip Percobaan
1.Pemeriksaan
Glukosa
Prinsip dari percobaan
ini adalah glukosa ST kit menggunakan
dasar metode tinder yang klasik dengan enzim [G]lukose, [O]xi[D]ase,
[P]eroksidase, 4-[A]minophenazone dan [P]henol (GOD-PAP), dengan reaksi sebagai
berikut:
Cholesterol + O2 + H2OGODGluconic Acid + H2O
H2O2 + Phenol + 4-AminophenazoneH2O2+ Zat warna quinone berwarna merah.
Protein dalam
serum bereaksi dengan larutan alkalis copper-tartrat dan memberikan warna ungu
(violet) yaitu reaksi biuret.
5.Pemeriksaan Albumin
Prinsip percobaan ini didasarkan
pada metode Doumas et al dimana albumin mengikat BCG sehingga menyebabkan
perubahan dalam penyerapan spectrum pencelupan.Pencelupan pembentukan albumin
kompleks mempunyai puncak penyerapan pada 625 nm yang sangat proporsional pada
konsentrasi albumin dalam sampel.
6.Pemeriksaan Hemoglobin
Prinsip dari percobaan yang
dilakukan adalah pemeriksaan hemoglobin (Hb) dengan menggunakan hemoglobin
meter (Hemocue), dimana hasilnya akan dibandingkan dengan standar
kadar Hb yang normal yang dibedakan antara pria dan wanita.
7.Pemeriksaan Zink
Seng berperan
pada molekul penerima rasa lidah. Tingkat ketajaman rasa dapat menggambarkan
apakah seseorang mengalami defisiensi seng atau tidak. Seng sulfat akan merangsang
molekul penerima rasa pada lidah sehingga ketajaman rasa dapat diukur.
1.3Tujuan Percobaan
1.Tujuan Umum
Menentukan
status gizi secara biokimia dalam plasma darah manusia.
2.Tujuan Khusus
1.Menentukan kadar kolesterol dalam
plasma darah manusia.
2.Menentukankadar glukosa dalam plasma darah manusia.
3.Menentukankadar protein total dalam plasma darah
manusia.
4.Menentukankadar albumin dalam plasma darah manusia
5.Menentukankadar asam urat dalam plasma darah manusia.
6.Menentukankandungan zink dalam tubuh.
7.Menentukankandungan hemoglobin dalam darah manusia.
1.4Manfaat Percobaan
1.Pemeriksaan Glukosa
Manfaat percobaan ini adalah kita dapat
mengetahui cara mengukur glukosa darah sehingga dapat mengetahui kadar glukosa
dan dapat menetukan langkah-langkah pencegahan dalam mengontrol naik turunnya
kadar glukosa dalam darah.
2.Pemeriksaan Kolesterol
Manfaat dari percobaan ini adalah, agar kita dapat mengetahui cara
menentukan kadar kolesterol dalam plasma darah manusia dan dapat mengetahui
tinggi rendahnya kadar kolesterol seseorang.
3.Pemeriksaan Protein Total
Manfaat dari percobaan ini adalah agar
kita dapat mengetahui dan menentukan kadar protein total dalam plasma darah
manusia berikut dengan bagaimana cara pengukurannya sehingga kita dapat
melakukan langkah-langkah pencegahan atau pengobatan bila kadar protein
totalkita tinggi atau rendah.
4.Pemeriksaan Asam
Urat
Manfaat dari percobaan ini adalah agar kita
dapat mengetahui kadar asam urat dalam plasma darah setiap manusia. Sehingga
kita dapat menetukan apakah orang tersebut mempunyai kadar asam urat normal
atau berlebihan.
5.Pemeriksaan Albumin
Manfaat dari percobaan ini agar kita dapat
menentukan banyaknya jumlah albumin dalam serum manusia dan plasma pada kedua
sistem baik manual maupun otomatis.
6.Pemeriksaan Hemoglobin
Manfaat dari percobaan ini adalah agar kita dapat
mengetahui cara menentukan kadar hemoglobin
seseorang dengan
menggunakan alat hemoglobin meter (Hemocue).
7.Pemeriksaan Zink
Manfaat dari percobaan ini adalah agar praktikan
mampu mengetahui status mineral Zn dalam tubuhnya dengan menggunakan metode
Kecap Smith.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1Glukosa
Di dalam tubuh
manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi
ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak
hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga
dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose).
Di dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses
metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja
otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa
kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine
triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di
dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75%
dari total kebutuhan energi tubuh (Irawan, 2007).
Glukosa ialah sejenis gula ringkas. Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa
sebagai karbohidrat yang dinamai kanji dalam bijirin seperti beras, jagung,
barli dan sebagainya. Glukosa dalam larutan memutarkan cahaya terkutub-satah ke
sebelah kanan, maka ia dikenali sebagai gula dekstrosa. Jumlah glukosa yang
diperlukan oleh tubuh setiap hari ialah 160g, 120g dari padanya diperlukan oleh
otak setiap hari bagi orang dewasa. Jumlah glukosa yang terdapat dalam cecair
tubuh ialah 20g dan yang sedia ada daripada degradasi glikogen simpanan ialah
190g. Justru, glikogen simpanan dapat membekalkan glukosa kepada tubuh dengan mencukupi
untuk tempoh satu hari saja. Dalam keadaan kebuluran yang berpanjangan, glukosa
mesti dibentukkan daripada sumber bukan karbohidrat .Dalam alam, glukosa
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa
yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum dan selulosa. Amilum
yang terbentuk dari glukosa dengan jalan penggabungan molekul-molekul glukosa
yang membentuk rantai lurus maupun bercabang dengan melepaskan molekul air.
Dalam dunia perdagangan dikenal dengan siup glukosa, yaitu suatu larutan
glukosa yang sangat pekat, sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang
tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh dari amilum melalui proses hidrolisis
dengan asam (Poedjiadi, 2007).
2.2Kolesterol
Kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik utnuk jantung dan
pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun, ada salah
pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol
darah ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak prodeuk makanan,
bahkan minyak goring diiklankan sebagai nonkolesterol.Jika
kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka akan mengendap membentuk
Kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
(arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elestisitas
pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga aliran darah terganggu (Murray,dkk.,
2003).
Kolesterol
dapat membahayakan tubuh bila terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam
darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan
penyempitan yang dinamakan aterokklerosis.Bila penyempitan terjadi pada
pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan bila pada
pembuluh darah otak penyakit serebrovaskular (Hadju, 2005).
2.3Asam Urat
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah,
purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup,
yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan
(daging, jeroan, ikan sarden) (Almatsier, 2004).
Penyakit radang sendi akibat peningkatan kadar asam urat
darah disebut dengan artritis gout atau artritis pirai. Artritis gout yang akut
disebabkan oleh reaksi radang jaringan terhadap pembentukan kristal urat. Pada
sebagian besar kasus gout riwayat penyakit dan gambaran klinis bersifat khusus,
sehingga kadang-kadang diagnosis dapat langsung ditegakkan.Asam urat atau gout artritis lebih
sering menyerang laki-laki terutama yang berumur di atas usia 30 tahun, karena
umumnya laki-laki sudah mempunyai kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya.
Sedangkan kadar asam urat pada wanita umumnya rendah dan baru meningkat setelah
menopause. Penyebab gout adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah (Soekirman,
2005):
1.Adanya produksi asam urat berlebihan karena meningkatnya
pembentukan zat purin dalam tubuh. Peningkatan tersebut berasal dari asupan
makanan yang mengandung purin tinggi.
2.Gangguan pada ginjal. Produk buangan termasuk asam urat
dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran ginjal, kandung kemih dan
saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses pembuangan asam
urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
darah. Hal tersebut juga dapat menimbulkan komplikasi lain yaitu pengendapan
asam urat dalam ginjal yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari
kristal asam urat.
2.4Total Protein
Protein total
adalah kadar semua jenis protein yang terdapat dalam serum/plasma, yang terdiri
atas albumin, globulin dan lain fraksi yang (protein yang kadarnya sangat
rendah). Pemeriksaan protein total berguna untuk memonitor perubahan kadar
protein yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Biasanya diperiksa secara
bersama-sama dengan pemeriksaan lain. Misalnya kadar albumin, faal hati, atau
pemeriksaan elektroforesis protein. Rasio albumin/globulin diperoleh dengan
perhitungan dan dapat memberikan keterangan tambahan. Kadar protein total
meningkat pada keadaan dehidrasi, multiple myeloma dan penyakit hati menahun,
merendah pada penyakit ginjal dan stadium akhir gagal hati (Sirajuddin, 2013).
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan
larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa;
ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut
dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau
ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini
disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molkeul protein.
Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik
pelarutnya (Almatsier, 2004).
2.5Albumin
Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma
yang mencapai kadar 60 persen. Manfaatnya untuk pembentukan jaringan sel baru.
Di dalam ilmu kedokteran, albumin ini dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan
jaringan sel tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi atau pembedahan. Pada
masa krisis saat ini, impor serum albumin yang dimanfaatkan sering membebani
biaya pasien. Untuk satu kali pembedahan, penggunaan serum ini bisa mencapai
tiga kali 10 mililiter itu (Poedjiadi, 2005).
Albumin berfungsi
sebagai transport berbagai macam substansi termasuk bilirubin, asam lemak,
logam, ion, hormone, dan obat-obatan. Salah satu konsekuensi dari hipoalbumin
adalah obat yang seharusnya berikatan dengan protein akan berkurang, di lain
pihak obat yang tidak berikatan akan meningkat, hal ini akan meningkatkan kadar
obat dalam darah (Almatsier, 2004).
Albumin
merupakan koloid alamiah pertama yang digunakan sebagai volume expander
sehubungan dengan fungsinya dalam meningkatkan tekanan ankotik intravaskular
sehingga mampu memperbesar volume intravaskular dan memperbaiki perfusi
jaringan. Albumin juga berfungsi sebagai alat transport beberapa zat penting
seperti lemak, toksin, obat-obatan (Poedjiadi, 2005).
Ukuran
tingkat protein total sendiri kemungkinan tidak diketahui, tetapi dapat
dinormalkan dengan adanya perubahan nilai unsur pokok protein. Contohnya
menurunnya albumin distabilkan dengan naiknya tingkat immnoglobin ini merupakan kombinasi yang sudah lazim. Hiperalbuminae kemungkinan tidak
terjadi, dan naiknya konsentrasi albumin hanya dialami pada keadaan dehidrasi
yaitu untuk mereduksi kadar cairan plasma, sebagai akibat dari statis vena. Hipoalbuminaemia terjadi sebagai akibat
dari overdehidrasi, kelebihan protein, pengurangan sintesis pada defisiensi
makanan, penyakit hati, serta meningkatnya katabolisme (Almatsier, 2004).
2.6Hb (Hemoglobin)
Hemoglobin
adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung)
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel
darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan
(Sandjaja, 2010).
Hemoglobin
manusia ditemukan dalam eritrosit, suatu tetramer dengan ukuran 50x 55 x
64 A° dan berat molekul 64.400 Dalton. Hemoglobin terdiri dari
persenyawaanantara hem dan globin (gambar 1). Hem ialah suatu persenyawaan
kompleks yangterdiri atas 4 buah gugusan pyrol dangan Fe ditengahnya, sedangkan
globin terdiri atas 2pasang rantai polipeptida yang berbeda; 2α (alfa) dan
2β(beta) untuk Hb A (α2β2);2α dan 2γ (gama) untuk Hb F (α2γ2), dan 2α
dan 2 δ (delta) untuk Hb A2 (α2δ2). Ketiga jenis hemoglobin ini merupakan
hemoglobin normal pada manusia (Poedjiadi, 2005).
Hemoglobin
merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur
secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks
kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan
demikian mengindikasikan anemia. Bergantung pada metode yang digunakan, nilai
hemoglobin menjadi akurat sampai 2-3%. Metode yang lebih dulu dikenal adalah
metode Sahli yang menggunakan teknik kimia dengan membandingkan senyawa akhir
secara visual terhadap standar gelas warna. Ini memberi 2-3 kali kesalahan
rata-rata dari metode yang menggunakan spektrofotometer yang baik (Supariasa,
2001).
Metode
yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin.
Pada metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi
methomoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida (CN2-)
membentuk sian-methemoglobin yang berwarna merah. Intensitas warna dibaca
dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan
alat elektronik, maka hasilnya lebih objektif. Namun, fotometer saat ini masih
cukup mahal, sehingga belum semua laboratorium memilikinya (Supariasa, 2001).
Adapula perhitungan
kadar hemoglobin, yaitu (Supariasa, 2001):
Kadar Hb = absorpsi ×
36,8 gr/dl/100 ml atau
Kadar Hb = absorpsi ×
22.8 mmol/l
Anemia
defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan
menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Perkiraan prevalensi anemia secara
global sekitar 51%. Bandingkan dengan prevalensi untuk anak balita sekitar 43%,
anak usia sekolah 37%, lelaki dewasa hanya 18%, dan wanita tidak hamil 35%. Di
tahun 1990, prevalensi anemia kurang besi pada wanita hamil justru meningkat
sampai sebesar 55% (WHO, 1990); yang menyengsarakan sekitar 44% wania diseluruh
negara sedang berkembang (kisaran angka 13.4-87.5%). Angka tersebut terus
membengkak hingga 74% (1997) yang bergerak dari 13.4% Thailand ke 88.5% India
(Arisman, 2007).
Anemia
merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah
merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2007).
2.7Zn (Seng)
Seng adalah
mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan dan terlibat
dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia dewasa
mengandung 2-2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada dalam
tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng ditemukan
juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan
rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut.
Di dalam darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit ditemukan
dalam sel darah putih, trombosit dan serum. Kira-kira 1/3 seng serum berikatan
dengan albumin atau asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml darah
terdapat 900 ml seng dan dalam 100 ml plasma terdapat 90-130 mg seng
(Almatsier, 2004).
Seng
(zing) merupakan mineral antioksidan yang penting. Seng akan membantu mencegah
oksidasi lemak dan diperlukan tubuh untuk memproduksi antioksi dan super
oksidase dismutase. Keberadaan seng dibutuhkan pula untuk menjaga kadar vitamin
E dalam darah sehingga membrane sel darah merah bias terlindungi dari efek oksidasi
mineral lain (Hidayat, 2005).
Pada
akhir-akhir ini, riset menunjukkan bahwa kemerosotan fungsi kelenjar timus
dapat diatasi dengan mineral seng. Mineral seng akan meremajakan kelenjar dan
membuat kelenjar itu berfungsi sebagaimana ketika usia seseorang masih muda.
Percobaan pada tikus yang sudah mengalami penurunan fungsi kelenjar bahwa
mineral seng mampu memulihkan 80% fungsi timus. Dengan pemulihn itu, kekebalan
tubuh tikus dapat ditingkatkan karena kelenjar timus lebih aktif memproduksi
sel T (Hidayat, 2005).
Tampaknya,
dosis harian 15-30 mg mineral seng cukup untuk mengoptimalkan fungsi kekebalan
tubuh kita. Dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan jika kita sudah
menginjak usia manula, tetapi jangan lebihdari 50 mg/hari(Hidayat, 2005).
Peranan
terpenting seng bagi makhluk hidup adalah untuk pertumbuhan dan pembelahan sel,
sebab seng berperan pada sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak, protein,
asam nukleat, dan pembentukan embrio. Dalam hal ini, seng dibutuhkan untuk
proses percepatan pertumbuhan, menstabilkan struktur membran sel dan
mengaktifkan hormon pertumbuhan. Seng juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan
mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi. Pada defisiensi seng
ditemukan limfopeni, menurunnya konsentrasi dan fungsi limfosit T dan B
(Hidayat, 2005).
Selain itu,
seng juga berperan dalam berbagai fungsi organ. Misalnya,
keutuhan penglihatan yang merupakan interaksi metabolisme antara seng dan
vitamin A. Gejala rabun senja pada defisiensi seng berkaitan pula dengan
deplesi dehidrogenase retinal dan retional, akibat gangguan keutuhan retina
yang dipengaruhi oleh mineral seng (Hidayat, 2005).
Seng adalah
mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan dan terlibat
dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia dewasa
mengandung 2-2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada dalam
tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng ditemukan
juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan
rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut.
Di dalam darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit ditemukan
dalam sel darah putih, trombosit dan serum. Kira-kira 1/3 seng serum berikatan
dengan albumin atau asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml darah
terdapat 900 ml seng dan dalam 100 ml plasma terdapat 90-130 mg seng
(Almatsier, 2004).
Seng terlibat
pada lebih dari 90 enzim yang hubungannya dengan metabolisme karbohidrat dan
energi, degradasi/sintesis protein, sintesis asam nukleat, biosintesis heme,
transpor CO2 (anhidrase karbonik) dan reaksi-reaksi lain. Pengaruh yang paling
nyata adalah dalam metabolisme, fungsi dan pemeliharaan kulit, pankreas dan
organ-organ reproduksi pria, terutama pada perubahan testosteron menjadi
dehidrotestosteron yang aktif. Dalam pankreas, seng ada hubungannya dengan
banyaknya sekresi protease yang dibutuhkan untuk pencernaan . Juga ada
hubungannya dengan insulin, walaupun tidak memegang peranan secara langsung
terhadap aktivitas insulin (Hidayat, 2005).
Umumnya seng
diperoleh dari bahan makanan asal hewani seperti daging, hati, dan ayam. Bahan
makanan asal hewani yang diperoleh dari laut seperti tiram, kerang dan ikan
haring mengandung seng dalam jumlah sangat tinggi. Sebaliknya kadar seng dalam
bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan dan padi-padian selain ditemukan
rendah, juga mengandung zat fitat yang menghambat absorbsi seng. Kadar seng
pada buah-buahan juga rendah. Data dari berbagai negara menunjukan bahwa
kandungan seng dalam makanan sehari-hari sangat rendah. Meskipun di Indonesia
belum mencantumkan kadar seng dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Depkes RI, namun bila dilihat dari pola menu
masyarakat pada umumnya , diperkirakan kandungan seng dalam makanan sehari-hari
juga rendah. Apabila masukan makanan rendah seng tersebut berkurang, maka
masukan seng makin berkurang dan ada kemungkinan tidak mencukupi kebutuhan
(Almatsier, 2004).
Memenuhi
kecukupan seng, dibutuhkan pengaturan diet yang adekuat, selain itu juga harus
memperhitungkan bioavailabilitas bahan makanan yang mengandung seng, yaitu efek
dari setiap proses, baik fisik, kimia, maupun fisiologis, yang berpengaruh pada
jumlah seng yang diserap dari bahan makanan hingga bentuk biologis yang aktif
untuk dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan fungsional.
Komponen bahan makanan juga berperan penting pada
bioavailabilitas seng karena adanya interaksi antara seng dan komponen lainnya.
Beberapa zat (asam sitrat, asam palmitat, dan asam pikolinat) dapat
meningkatkan absorbsi seng. Sedangkan fitat dan serat menghambat (Hidayat,
2005).
Kelompok
yang paling rentan terhadap defisiensi seng adalah anak dalam masa pertumbuhan,
masa produktif dan masa penyembuhan. Gambaran klinis defisiensi seng pada
manusia sangat bervariasi, tergantung pada beberapa hal. Usia mulai terjadi
defisiensi, derajat dan lamanya defisiensi, penyakit dan kelainan yang
merupakan latar belakang penyebab primer defisiensi, besarnya masukan seng dan
interaksi dengan nutrien atau faktor-faktor lain dalam makanan (Hidayat, 2005).
Tanda-tanda
kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual, fungsi
pencernaan terganggu karena gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan
kilomikron, dan kerusakan permukaan aluran cerna. Kekurangan seng kronis
mengganggu pusat system syaraf dan fungsi otak, karena kekurangan seng
mengganggu metabolism vitamin A, sering terlihat gejala yang terdapat pada
kekurangan vitamin A. kekurangan vitamin A juga mengganggu fungsi kelenjar
thyroid dan laju metabolism, gangguan nafsu makan, penurunan ketajaman indra
rasa, serta memperlambat penyembuhan luka (Hidayat, 2005).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1Alat Pemeriksaan
Alat-alat yang
digunakan dalam pemeriksaan glukosa, kolesterol, asam urat, total protein dan
albumim adalah cuvet 6 buah, label, rak tabung, tissue, makro pipet/dispenser
1.0 ml, Photometer Touca Screem. Adapun alat-alat yang digunakan dalam
pemeriksaan hemoglobin adalah hemocue, micropipette, lancet, softlick, kapas
steril. Sementara alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan zink adalah spoit,
gelas beaker, dan spatula.
3.2Bahan Pemeriksaan
1.Bahan pemeriksaan Glukosa
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan glukosa
adalah reagen 1000 µl, larutan standar 10 µl, serum secukupnya.
2.Bahan pemeriksaan Kolesterol
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan glukosa
adalah reagen 1000 µl, larutan standar 10 µl, serum secukupnya.
3.Bahan pemeriksaan Asam urat
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan asam urat
adalah reagen 1000 µl, larutan standar 20 µl, serum secukupnya.
4.Bahan pemeriksaan Total protein
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan total protein adalah reagen 1000
µl, larutan standar 20 µl, serum secukupnya.
5.Bahan pemeriksaan Albumim
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan albumim
adalah reagen 1000 µl, larutan standar 10 µl, serum secukupnya.
6.Bahan pemeriksaan Hemoglobin(Hb)
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan
Hemoglobin(Hb) adalah alkohol 70%, darah secukupnya.
7.Bahan pemeriksaan Zn
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan Zink adalah
larutan ZnSO4 0,1 ml.
3.3Prosedur Kerja
1.Pemeriksaan Glukosa
a.Reagen glukosa 1000 µL dimasukkan ke
dalam cuvet.
b.Ditambahkan larutan standar 10 µL.
c.Dimasukkan serum secukupnya ke dalam
cuvet.
d.Dihomogenkan perlahan-lahan agar
bercampur.
e.Diamkan sampel selama 10 menit dan
amati perubahan warna yang terjadi.
f.Lalu dimasukan kedalam mesin Photometer
Touca Screem dan di catat hasilnya.
2.Pemeriksaan
Kolesterol
a.Reagen glukosa 1000
µL dimasukkan ke dalam cuvet.
b.Ditambahkan
larutan standar 10 µL.
c.Dimasukkan
serum secukupnya ke dalam cuvet.
d.Dihomogenkan
perlahan-lahan agar bercampur.
e.Diamkan sampel
selama 20 menit dan amati perubahan warna yang terjadi.
f.Lalu dimasukan
kedalam mesin Photometer Touca Screem dan di catat hasilnya.
3.Pemeriksaan
Asam urat
a.Reagen glukosa 1000 µL dimasukkan ke
dalam cuvet.
b.Ditambahkan larutan standar 20 µL.
c.Dimasukkan serum secukupnya ke dalam
cuvet.
d.Dihomogenkan perlahan-lahan agar
bercampur.
e.Diamkan sampel selama 30 menit dan
amati perubahan warna yang terjadi.
f.Lalu dimasukan kedalam mesin Photometer
Touca Screem dan di catat hasilnya.
4.Pemeriksaan
Total protein
a.Reagen glukosa 1000 µL dimasukkan ke
dalam cuvet.
b.Ditambahkan larutan standar 20 µL.
c.Dimasukkan serum secukupnya ke dalam
cuvet.
d.Dihomogenkan perlahan-lahan agar
bercampur.
e.Diamkan sampel selama 30 menit dan
amati perubahan warna yang terjadi.
f.Lalu dimasukan kedalam mesin Photometer
Touca Screem dan di catat hasilnya.
5.Pemeriksaan
Albumim
a.Reagen glukosa 1000 µL dimasukkan ke
dalam cuvet.
b.Ditambahkan larutan standar 10 µL.
c.Dimasukkan serum secukupnya ke dalam
cuvet.
d.Dihomogenkan perlahan-lahan agar
bercampur.
e.Diamkan sampel selama 9 detik dan amati
perubahan warna yang terjadi.
f.Lalu dimasukan kedalam mesin Photometer
Touca Screem dan di catat hasilnya.
6.Pemeriksaan
Hemoglobin(Hb)
a.Disiapkan alat.
b.Dibersihkan
jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan kapas yang mengandung
alkohol.
c.Digunakan auto lancet untuk mengambil darah pada
jari yang telah diolesi alkohol.
d.Dibuang darah
pertama yang menetes, selanjutnya tetesan darah kedua dimabil dengan
menggunakan microcuvet.
e.Dimasukkan ke dalam hemacue
untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah, kemudian dicatat hasilnya.
7.Pemeriksaan
Zink
a.5 ml ZnSO4 disemprotkan ke dalam mulut
responden dengan menggunakan spoit.
b.Cairan di biarkan kedalam mulut selama
10 detik kemudian di buang.
c.Tanyakan kepada responden apa yang dirasa dan dicatat
hasilnya.
Responden
dikategorikan kedalam 4 kategori yaitu sebagai berikut :
1)Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa
walaupun telah ditunggu 10 detik.
2)Mula-mula tidak merasakan sesuatu dengan pasti, tetapi
dalam beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis.
3)Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai
menyakitkan atau mengganggurasatersebutmakinlama makin kuat.
4)Segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga
respondenlangsung meringis.
Respondenyang termasuk kategori 1 dan 2 adalahyang menderita defisiensi seng. Sedangkan
yangtermasukkategori 3 dan 4 adalah normal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil
1.Biokimia Darah
Tabel 4.1 Hasil
Pemeriksaan Biokimia Darah
Parameter
Hasil
Nilai Normal
Keterangan
Glukosa
17,70 mg/Dl
<180 mgdL
Rendah
Kolesterol
338,90
mg/dL
140 – 250
mg/dL
Tinggi
Asam Urat
6,31
mg/dL
2,5 – 6,2
mg/dL
Tinggi
Total
Protein
19,8 g/dL
6 – 8,3
g/dL
Tinggi
Albumim
3,8 mg/dL
3,8 – 5,8
mg/dL
Normal
Sumber: Data Primer 2013
2.Pemeriksaan Hemoglobin
Tabel 4.2 Hasil
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
No
Nama
Kategori Status Hb (gr/dl)
Keterangan
1.
Kiki Reski Amelia
13,2 g/dl
Normal
2.
Nur Aisyah Z
12,2 g/dl
Normal
3.
Hastuti
13,6 g/dl
Normal
4.
Junari Mahmud
10,4 g/dl
Anemia
5.
Dewiati
11,2 g/dl
Anemia
Sumber : Data Primer 2011
3.Analisis Status Seng (Zn)
Tabel 4.3 Hasil
Pemeriksaan Zink (Zn)
Nama
Status (Zn)
Keterangan
JunariMahmud
Hilda Safitri
NurAisyah Z
kiki reski amelia
Dewiati
Hastuti
Lisawati Nurtang
Keke Karina Salfiah
Kategori 1
Kategori 1
Kategori 1
Kategori 1
Kategori
2
Kategori 1
Kategori 1
-
Defisiensi Zn
Defisiensi Zn
Defisiensi Zn
Defisiensi Zn
Defisiensi Zn
Defisiensi Zn
Defisiensi Zn
Puasa
Sumber: Data Primer 2013
4.2Pembahasan
1.Pemeriksaan Glukosa
Dari hasil
pemeriksaan Glukosa yang di lakukan pada Subjek didapatkan bahwa kadar Glukosanya
adalah 17,70 mg/dL. Hal ini menunjukan kadar Glukosanya Subjek adalah rendah
berdasarkan batas normal Glukosa <180 mg/dL.
Kadar gula
darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah
70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2
jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat
lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi
progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang
tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum
merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar
gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara
perlahan(Murray, dkk., 2003).
2.Pemerikssan Kolesterol
Pemeriksaan
Kolesterol yang di lakukan pada Subjek didapatkan bahwa kadar Kolesterolnya
adalah 388,90 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa kadar Kolesterol Subjek sangat
tinggi berdasarkan batas normal Kolesterol 140-250 mg/dL.
Tingginya kadar
kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit. Pola makan
sehat merupakan faktor utama untuk mengghindari hal ini. Akan tetapi, tidak
semua kolestrol berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolestrol yang termasuk
kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang berakibat buruk sedangkan
jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolestrol yang dapat
melarutkan kolestrol jahat daam tubuh. Batas normal kolesterol dalam tubuh
adalah 160-200 mg (Rahayu, 2007).
3.Pemeriksaan Asam urat
Pemeriksaan
asam urat yang di lakukan pada Subjek didapatkan bahwa kadar asam uratnya adalah
6,31 mg/dL. Hal ini menunjukan bahwa kadar Asam urat Subjek tinggi berdasarkan batas
normal asam urat pada wanita adalah 2,5-6,2 mg/dL.
Produksi asam
urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan
baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme
lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam
urat juga ikut meninggi. Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang
tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal.
Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan
agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang
banyak mengandung purin (Soekirman, 2005).
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam
urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita
terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam
urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak (Soekirman, 2005).
4.Pemeriksaan Total Protein
Dari hasil
pemeriksaan total protein yang dilakukan pada Subjek di dapatkan bahwa kadar Total
Protein dalam darah adalah 19,8 g/dL.
Jika di bandingkan dengan nilai standarnya makan nilai total protein masuk
dalam keadaan kadar Protein tinggi karena berada di atas 6-8,3 g/dL.
5.Pemeriksaan Albumim
Dari hasil pemeriksaan albumim dalam darah yang
dilakukan pada Subjek di dapatkan kadar albumim adalah 3,8 mg/dL. Jika di
bandingkan dengan nilai standarnya maka kadar albumim berada dalam keadaan
normal yaitu di antara 3,5-5,8 mg/dL.
6.Pemeriksaan Hemoglobin(Hb)
Dari 5 responden yang diperiksa terdapat 2 responden yang tergolong
kekurangan Hb (Anemia) berdasarkan nilai normal Hb yaitu 12-14 mg/dl. Sementara
responden yang lainnya dalam keadaan normal.
Nilai normal
yang paling sering dinyatakan adalah 14-18 gm/100 ml untuk pria dan 12-16 gm/dl
untuk wanita (gram/100 ml sering disingkat dengan gm % atau gm/dl). Beberapa
literature lain menunjukkan nilai yang lebih rendah, terutama pada wanita,
sehingga mungkin pasien tidak dianggap menderita anemia sampai Hb kurang dari
13 gm/100 ml pada pria dan 11 gm/100 ml untuk wanita (Supariasa, dkk., 2002).
Gejala Kekurangan
Hemoglobin yaitu (Tirtawinata, 2006):
1.Sering pusing.
Hal ini disebabkam otak sering mengalami periode kekurangan pasokan oksigen
yang di bawa Hb terutama saat tubuh memerlukan tenaga yang banyak
2.Mata berkunagn
kunang. Kurangnya oksigen otak akan mengganggu pengaturan saraf2 pusat mata.
3.Pingsan.
Kekurangan oksigen dalam otak yang bersifat ekstrim/mendadak dalam jumlah besar
akan menyebabkan pingsan.
4.Nafas cepat.
Jika Hb kurang, untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka kompensasinya menaikkan
frekwensi nafas. Orang awam menggambarkan ini dengan sesak nafas.
5.Jantung
berdebar. Untuk menculupi kebutuhan oksigen maka jantung harus memompa lebih
sering agar darah yang mengalir di paru2 lebih cepat mengikat oksigen.
6.Pucat. Hb
adalah zat yang zat yang mewarnai darah menjadi merah maka kekurangan yang
ekstrim akan menyebabkan pucat pada tubuh. Untuk mengetahui secara pasti
tentunya harus dengan pemeriksaan kadar Hb secara laboratorik
Ada banyak penyebab anemia diantaranya
yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang,
pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.Kadar hemoglobin yang
tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan
perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor dan gangguan
sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin (Linman, 1999).
Hb merupakan parameter yang digunakan
secara luar untuk menetapkan prevalensi anemia. Garby at el menyatakan bahwa
penentuan status anemia yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang
lengkap, sehingga perlu ditambahkan dengan pemeriksaan yang lain (Supariasa,
2002).
Untuk mencegah dan mengobati anemia,
maka penentuan faktor-faktor penyebabnya sangat diperlukan.Jika penyebabnya
adalah masalah nutrisi, penilaian status gizi dibutuhkan untuk mengidentifikasi
nutrient yang berperan dalam kasus anemia.Anemia gizi dapat disebabkan oleh
berbagai macam nutrient penting pada pembentukan Hb (Departemen Gizi UI, 2007).
7.Pemeriksaan Zink(Zn)
Dari hasil
pemeriksaan Zink terhadap 8 responden didapatkan 6 responden yang termasuk ke
dalam kategori 1, artinya 6 orang tersebut dalam kondisi defesiensi Zink dalam
tubuhnya. Sementara 1 responden yang termasuk kategori 2, artinya 1 responden
tersebut tergolong juga defesiensi Zink dalam tubuhnya.
Kelompok
yang paling rentan terhadap defisiensi seng adalah anak dalam masa pertumbuhan,
masa produktif dan masa penyembuhan. Gambaran klinis defisiensi seng pada
manusia sangat bervariasi, tergantung pada beberapa hal. Usia mulai terjadi
defisiensi, derajat dan lamanya defisiensi, penyakit dan kelainan yang
merupakan latar belakang penyebab primer defisiensi, besarnya masukan seng dan
interaksi dengan nutrien atau faktor-faktor lain dalam makanan (Hidayat, 2005).
Tanda-tanda
kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual, fungsi
pencernaan terganggu karena gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan
kilomikron, dan kerusakan permukaan aluran cerna. Kekurangan seng kronis
mengganggu pusat system syaraf dan fungsi otak, karena kekurangan seng
mengganggu metabolism vitamin A, sering terlihat gejala yang terdapat pada
kekurangan vitamin A (Hidayat, 2005).
BAB
V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada
percobaan ini yaitu :
1.Pemeriksaan glukosa pada sampel darah Subjek
diperoleh 17,70 mg/dL. Berarti berada dalam kadar glukosa tidak normal
berdasarkan nilai normal glukosa sewaktu yakni <180 mg/dL.
2.PemeriksaanKolesterol sampel darah Subjek diperoleh
388,90 mg/dL. Kadar kolesterol Subjek sangat tinggi berdasarkan batas normal
kadar Kolesterol adalah 140 – 250 mg/dL.
3.Pemeriksaan asam urat pada sampel darah
Subjek diperoleh 6,31 mg/dL. Kadar Asam urat Subjek Tinggi berdasarkan batas
normal kadar Asam urat untuk wanita adalah 2,5 – 6,2 mg/dL.
4.Pemeriksaan Total protein pada sampel darah
Subjek diperoleh 19,8 g/dL. Kadar Total protein Subjek sangat tinggi
berdasarkan batas normal kadar Total protein adalah 6 – 8,3 g/dL.
5.Pemeriksaanalbumimpada sampel darah Subjek diperoleh 3,8 mg/dL. Kadar albumim normal
berdasarkan batas normal kadar albumim adalah 3,8 – 5,8 mg/dL.
6.Pemeriksaan Zink terhadap 7 responden
diperoleh hasil mengalami defisiensi Zink kategori 1(mengalami defisiensi
Zink)sebanyak 7 orang.
7.Pemeriksaan Hemoglobin terhadap 5
responden terdapat 3 responden berada pada indikator nilai normal yakni berada
pada interval 12-14 g/dL sadangkan responden lainnya berada pada indikator
Anemia.
5.2Saran
Sebaiknya praktikum dimulai tepat waktu
agar pada saat berlansungnya praktikum tidak diburu waktu sehingga hasil yang
dapat memuaskan baik untuk peserta praktikum maupun asisten.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatser, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Almatser, Sunita. 2009. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Hadju, Veni. 2005. Diktat
Ilmu Gizi Dasar. Makassar: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Hidayat, Adi. 2005.
Pemeriksaan Seng (Zing). Esensial
Bagi Kesehatan.Ilmu Kesehatan
Irawan, M.Anwari. 2007. Glukosa dan Metabolisme Energi. www.
psslab. com/glukosa+dan+metabolism+energy.pdf. Diakses pada tanggal 04
September 2013
Masyarakat
Universitas Kedokteran Universitas Trisakti: Kedokteran Trisakti, Januari-April
2005-Vol.18,NO.1
Murray, K Robert,
dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Poedjiadi,Anna. 2005.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:Penerbit Universitas
Indonesia.
Poedjiadi, dkk.
2007.Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Rahayu, Tuti. 2007. Kolesterol Darah Tikus Putih(Rattus novegicus
L)Setelah Pemberi Cairan (Kombucha Per-Oral Blood Cholesterol Degree Of White
Rat(Rattus novergicus L)After Getting Kombucha Fluid Per-Oral. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Soekirman.
2005. Kecenderungan Masalah dan Program
Gizi dalam PJP. Semarang: Kongres Nasional Persagi IX dan KPIG Sandjaja,
dkk. 2010. Kamus Gizi. Jakarta:
Kompas
Sirajuddin,
Saifuddin. 2011. Penuntun
Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan Antropometri.Makassar: Universitas Hasanuddin