Selasa, 03 Desember 2013

TANYA JAWAB SEPUTAR JADILAH MAHASISWA SUMBER INSPIRASI, INOVASI, IDEOLOGIS

Apakah inspirasi, inovasi dan ideologis itu merupakan kata yang memiliki makna yang sama? Kata Inspirasi, inovatif, dan ideologis merupakan tiga kata yang sama-sama memiliki posisi yang penting bagi tubuh mahasiswa. Berbicara tentang defenisi sebuah inspirasi tidak lepas dari yang namanya sebuah perubahan atau kebangkitan jadi inspirasi sebenarnya adalah suatu hal yang mampu membuat perubahan bukan hanya pada tataran cabang atau parsial saja namun perubahan itu secara menyeluruh. Perubahan yang dimaksud tentunya adalah sebuah perubahan yang mulia. Pengerian inovatif menurut kamus besar Indonesia adalah pemasukan atau pengenalan pada hal-hal yang baru atau penemuan baru yang berbeda dengan apa yang ada sesudahnya. Sebuah inovasi itu harus menyelesaikan masalah karena dalam menyelesaikan masalah tersebut terdapat manfaat. Logikanya seseorang menginovasi itu karena sebuah maslahat. Sementara ideologis berasal dari kata ideal artinya sesuai dengan yang diharapkan atau yang diangan-angankan serta sesuai dengan standarnya. Mencapai yang namanya ideal itu butuh fikrah dan thoriqah. Artinya, harus jelas seperti apa konsep berpikirnya dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan sesuai dengan fikrahnya tadi. Apakah yang menjadi hal penting untuk menjadi mahasiswa sumber inspirasi, inovasi, dan ideologis ? Menjadi sumber inspirasi, inovatif, dan ideologis tergantung pada standar yang digunakan. sebagai ummat islam sudah jelas memiliki standar yaitu al Qur’an dan as sunnah. Kekuatan mengaplikasikan yg diperintahkan al quran dan as sunnah kaum muslimin membutuhkan aqidah yang haqiqi. Aqidah yang haqiqi adalah aqidah yang mampu menumbuhkan rasa kebangkitan. Aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh mengenai kehidupan, manusia, dan kehidupan, apa –apa yang ada sebelum dan sesudah di dunia dan apa-apa yang berhubungan dari ketiganya. Apakah Mahasiswa yg berintelektual dapat dikatakan sebagai mahasiswa sumber inspirasi, inovasi dan ideologis? Berintelektual itu adalah mempunyai kecerdasan tinggi, totalitas pengertian dan kesadaran terutama yg menyangkut tentang pemahaman dan pemikiran. Mahasiswa yg beritelektual adalah mereka yang memiliki kesadaran tinggi mengenai sebuah pemahaman. Jadi mahasiswa yang berintelektual tidak semua bisa dikatakan mahasiswa inspiratif, inovatif, dan ideologis. Mahasiswa intelektual tergantung pada kesadaran seperti apa yang dia bangun, jika kesadaran yang dibangun adalah kesadaran islam maka perubahannya akan ke arah yang islami, begitu juga jika kesadaran yg dibangun kesadaran kapitalis maka arah perubahannya juga ke arah kapitalis. Sementara terkadang banyak dikalangan mahasiswa yang memiliki kesadaran untuk berubah tapi arah perubahannya keliru, jadi ketika mereka terjun ke tengah-tengah masyarakat sebagai inspirator, inovator akan tampak jelas dalam inspirasi, inovasi dan ideologi yang mereka bawakan tidak sejalan antara kesadaran yang dimilikinya dengan pemahaman atau pemikiran yang mereka bangun. Bagaimana dengan mahasiswa yang sering berunjuk rasa, apakah mereka bisa dikatakan sebagai mahasiswa inspiratif? Tergantung bagaimana proses unjuk rasa yang mereka lakukan. Mislanya mahasiswa menolak kenaikan BBM sekitar sebelum bulan ramadhan lalu, aksi yang mereka lakukan sebenarnya mempunyai tujuan yang baik yakni semata-mata karena mewakili masyarakat tapi karena cara yang ditempuh salah atau anarkis sampai bakar-bakar ban dan merusak fasilitas umum, hal ini akan justru membangun persepsi yang negatif masayarakt kepada mahasiswa. Artinya, mereka bukan menginspirasi tapi malah menjadikan masyarakat marah, resah, gelisah. Selain itu, juga karena tidak semua aksi mahasiswa itu betul-betul atas dasar kesadaran tetapi terkadang mereka dibackingi oleh kelompok-kelompok tertentu. Apalagi melihat banyaknya konflik politik yang terjadi di dalam negeri. Hal demikian tidak bisa dinafikkan diperalatnya sekelompok mahasiswa oleh kepentingan politik, dengan iming-imingan hadiah bersifat material mahasiswa akan siap melakukannya. Berbeda halnya dengan unjuk rasa yang dilakukan karena dorongan kesadaran yang dibangun berdasarkan standar yang jelas. Ketika mereka terjun ke tengah-tengah masyarakat akan mampu memberikan solusi atas masalah yang mereka sikapi. Selain itu, mereka selalu memperhatikan aturan tata tertib unjuk rasa. Misalnya, tetap menjaga kebersihan tempat unjuk rasa, tidak menghalangi jalan, tetap sopan dalam menyampaikan aspirasinya, dan tidak membawa barang-barang berbahaya ke tempat unjuk rasa. Kemudian mereka adalah orang-orang yang tidak mengharap imbalan berupa material dari unjuk rasa kecuali hanyalah ridha Allah semata. Sehingga dengan seperti itu masyarakat akan dapat menilai sendiri mahasiswa yang mana mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat. Pada masa Rasulullah saw dan pada masa peradaban kegemilangan islam setelah masa Rasulullah, banyak pemuda inspiratif, inovatif, ideologis. Apakah sekarang ada ditemukan sosok seperti itu? Ternyata kalau kita mau menelusuri sejarah perjalanan hidup Rasul dan pengembangan dakwah Islam yang beliau lakukan. Hingga memungkinkan kita mengenal Islam seperti sekarang, juga senantiasa ditopang oleh peran dan kekuatan pemuda. Rasulullah Muhammad SAW sendiri, ketika diangkat menjadi Rasul adalah seorang pemuda, beliau berusia empat puluh tahun pada waktu itu. Pengikut beliau, yang merupakan generasi pertama, kebanyakan juga dari kalangan pemuda. Bahkan ada yang masih anak-anak. Mereka dibina Rasulullah SAW. setiap hari di Daarul Arqam. Diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, yang paling muda keduanya ketika itu berusia 8 tahun, Abdullah bin Mas’ud (14 thn) yang kelak menjadi salah satu ahli tafsir terkemuka, Sa’ad bin Abi Waqqash (17), yang kelak menjadi panglima perang yang menundukkan Persia, Ja’far bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritsah (20), Utsman bin Khattab (26), Abu Ubaidah Ibnul Jarah (27), Bilal bin Rabbah (30), Abu Salamah (30), Abu Bakar Ash Shiddiq (37), Hamzah bin Abdil Muthalib (42), dan Ubaidah bin Al Harits, yang paling tua diantara semua sahabat berusia 50 tahun. Sobat, masih terdapat puluhan ribu pemuda lain yang terlibat aktif dalam dakwah menegakkan panji-panji Islam di masa hidup Rasulullah SAW. Umumnya mereka adalah pemuda, bahkan remaja yang baru berangkat dewasa. Adalah Usamah bin Zaid, ketika berusia 18 tahun, yang diangkat oleh Nabi sebagai komandan pasukan Islam ketika menyerbu Syam. Padahal diantara pasukan Islam terdapat sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab yang lebih tua darinya. Begitu juga Abdullah bin Umar. Jiwa perjuangan Islam telah memanasi jiwanya sejak berusia 13 tahun. Jika dikatakan bagaimana yg disebut mahaisiswa inspiratif, inovatif, dan ideologis. Orang-orang inspiratif, inovatif, dan ideologis adalah orang-orang yang termasuk ke dalam usia-usia produktif. Usia produktif itu sebagian besarnya adalah mahasiswa. Untuk zaman kapitalis seperti sekarang sangat jarang sekali ditemukan mahasiswa inspiratif, inovatif, ideologis. Karena sistem kapitalis hanya menjadikan mahasiswa sebagai mesin kapitalis. Sarjana-sarjana akan dijadikan sebagai pekerja-pekerja alias standar kesuksesan hanyalah bersifat material belaka. Jadi sistem kapitalis pada dasarnya sengaja mengkerdilkan perannya mahasiswa. Yang seharusnya menjadi agent of change atau inspirator, inovator di tengah-tengah ummat malah beralih fungsi menjadi pekerja-pekerja untuk kepentingan kapitalis. Tidak heran generasi-generasi cetakan sistem kapitalis tidak ideal, mereka rata-rata hedonis, pragmatis, apatis dengan kondisi terpuruknya masyarakat. Begitu dahsyatnya pengaruh suntikan-suntikan kaum kafir melalui penerapan ideologi kapitalisnya sehingga hampir semua mahasiswa kaum muslim menjadi korbannya. Contoh : di Indonesia sekarang kita menginginkan mahasiswa misalnya tidak pakai narkoba, namun disisi lain pemerintah kurang peduli dengan pembrantasan narkoba. Kita menginginkan pemuda-pemudi jauh dari yang namanya seks bebas tapi disisi lain tayangan-tayangan televisi yang mendukung munculnya seks bebas itu merajalela, belum lagi pemerintah menfasilitasi memang seperti pelegalan kondom, alat-alat kontrasepsi lainnya, pelegalan tempat-tempat pelacuran. Untuk sistem kapitalis dengan asas pemisahan agama dengan kehidupan atau istilah kerennya sekularisme justru merajalelanya hal-hal tersebut menjadi keuntungan terbesar. Seperti pemerintah Indonesia tetap melegalkan tempat-tempat maksiat karena dari itu semua pemerintah mendapatkan keuntungan besar untuk menambah devisa Negara, banyak sekali fakta yang teman-teman mahasiswa yang bisa menyaksikan faktanya. Bagaiman dengan tokoh-tokoh inspirator di Negara Indonesia seperti Agnes monica yang merupakan artis go international dan pak Habibie yang terkenal dengan inovasinya dalam bidang tekhnologi? Acnes monica dan Pak habibie sepertinya dua sosok yang berbeda, dimana mereka sama-sama inspirator tapi arah perubahan yang mereka bawa itu berbeda. Contoh, Si acnes monica yang terbilang artis go internasional, karena memang pada dasarnya standar yang dia gunakan adalah style kebarat-baratan kental dengan standar sistem kapitalis sehingga sesosok agnes monica tidak mengherankan sangat popular di zaman kapitalis seperti sekarang. Dia tentunya juga akan membawa perubahan untuk sistem kapitalis karena standar kesuksesan sistem kapitalis sesuai yang diterapkan Agnes Monica. Cenderungnya keberhasilan sekarang adalah dunia hiburan, yang pintar menyanyi, joget, melawak, menari, model dan semua yang hampir rata-rata melanggar hukum syara’ itu akan cepat eksis untuk sistem kapitalis. Jadi, tidak heran masyarakat kita sekarang di Indonesia berlomba-lomba menjadikan anak-anaknya sebagai kebanggan bangsa melalui lomba menyanyi, menari dll, sementara perubahan ke arah kemuliaaan islam sangat jarang sekali menjadi perhatian. Paling hanya ada satu kali lomba dakwah cilik dalam setahun, itupun jika sudah menang hanya sekedar mendapatkan hadiah selesai perkara. Kemudian pak habibie dia adalah sesosok manusia yang cerdas, standar yang dia miliki adalah kesadaran untuk mengembangkan dunia tekhnologi demi memuliakan negaranya sehingga perubahan yang dia bawakan itu betul-betul menampakkan ke arah perubahan tekhnologi. Jadi perubahannya juga hanya sebatas dalam perkara tekhnologi atau tidak menyeluruh. Akan tetapi, setidaknya menjadi inspirasi sekaligus menginovasi bagi pemuda bangsa hingga sekarang. Apakah mahasiswa biasa-biasa saja juga dapat memberikan inspirasi kepada mahasiswa lain? Mahasiswa biasa adalah mahasiswa yang tidak mempunyai sebuah cita-cita untuk sebuah perubahan, paling kerjanya 4K (kampus, kos, kanting, kampung). Logikanya, bagaimana mungkin ingin memberikan inspirasi dan mengivonasi kepada mahasiswa lain jika dalam dirinya saja tidak ada kesadaran untuk sebuah perubahan. Mahasiswa semacam ini akan mengikuti arus saja, setengah mati lulus SMA, lebih setengah mati lagi lulus masuk SMPTN, lulus kuliah dapat kerja, dapat kerja menikah, menikah dapat anak, udah mati. Gitu aja!!!. Mahasiswa biasa-biasa saja sebenarnya memprihatinkan karena merekalah orang-orang yang terlenakan dengan penerapan kapitalisme. Mereka akan menjadi mahasiswa hedonis, pragmatis, dan apatis dengan keadaan sekitarnya. Sisa-sisa waktunya lebih banyak dihabiskan untuk hiburan. Budaya-budaya luar akan mereka cepat respon dan ikuti. Sebagaimana kaum kafir memang menghancurkan pemikiran generasi kaum muslim melalui 3F (food, fan, fachion). Apakah ada Karakter khusus yang harus dimiliki oleh diri kita atau ada langkah lain yang dapat merubah keadaan mahasiswa biasa sehingga dapat menjadi inspiratif, inovatif, dan ideologis? Caranya simpel saja teman-teman, jawabannya back to Islam. Setelah kita Paham bagaimanakah potensi kehidupan kita, dan bagaimanakah hakekat dari amal yang kita lakukan, mestinya kita juga mulai bisa sedikit mengira-ngira bagaimanakah caranya supaya kita bisa menginspirasi, menginovasi dan ideologis maka kita terlebih dahulu mengenali dulu kepribadian kita. Memiliki kepribadian Islam yang tinggi sebagaimana yang diperintahkan oleh Islam, berangkat dari modal yang diberikan oleh Allah kepada kita berupa kebutuhan-kebutuhan jasmani, naluri dan akal tadi. Jadi nilai (kepribadian) seseorang itu sebenarnya akan ditentukan oleh bagaimanakah tingkah laku dan pemahaman seorang mahasiswa. Jadi penampakan kepribadian seseorang adalah bagaimana tingkah lakunya, artinya bagaimanakah gambaran/pola keseluruhan amal perbuatannya. Itulah yang akan menunjukkan apakah seseorang punya kepribadian yang tinggi ataukah sebaliknya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Rasul SAW.: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada gambaran wajah (fisikmu) dan hartamu, akan tetapi sesungguhnya Dia hanya akan melihat kepada hati dan amal perbuatanmu. (HR. Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)”. Teman-teman mahasiswa, jika memang kalian sudah mengerti bahwa kepribadian itu dilihat dari gambaran tingkah laku kita, lalu pertanyaan berikutnya: apa sih yang akan menentukan tingkah laku kita itu? ternyata jelaslah bahwa yang menentukan perbuatan seseorang adalah pemahaman yang dia miliki. Lalu dari mana pemahaman ini dimiliki seseorang? Dari proses berfikir yang dia lakukan terhadap fakta yang dia indera. Bukankah manusia diberi potensi/kemampuan berfikir dengan adanya akal padanya? Nah, proses berfikir inilah yang bakal menentukan model pemahaman seperti apa yang bakal dimiliki seseorang, ketika dalam berfikirnya itu dia menggunakan sebuah pola pikir tertentu. Adanya pola pikir inilah yang sebenarnya akan membuat kesimpulan berfikir seseorang itu berbeda sesuai dengan apa yang dia jadikan sebagai pijakan dalam berfikirnya, karena pola pikir ini akan membuat seseorang tadi hanya akan memakai informasi-informasi tertentu yang sesuai dengan landasan berfikirnya untuk dia gunakan dalam memahami segala sesuatu/fakta. Pola pikir inilah yang kita kenal dengan istilah aqliyah. Sementara pola pikir yang islami bisa kita dapatkan kalau dalam setiap melakukan proses berfikir kita senantiasa menyandarkan proses tadi kepada bagaimana Islam memandang hal itu. yah…. Kalau kita sudah ketemu dengan petunjuk Islam, maka yang harus kita lakukan berikutnya adalah segera mengimaninya dan mengikuti segala apa yang diperintahkannya dan meninggalkan segala apa yang dilarangnya. Dengan cara begini pasti deh kita akan senantiasa menjadi orang yang tertunjuki, menjadi orang yang senantiasa ngedapetin hidayah, menjadi orang yang senantiasa berjalan dalam petunjuk dan penerangan Islam yang akan membawa kita sampai pada tujuan yang kita idam-idamkan, yakni mendapatkan ridlo dan Surganya Allah SWT. KESIMPULAN Nach kembali kepada teman2 mahasiswa, Sesungguhnya kehidupan model gimana yang mau kita lakoni itu adalah terserah pada pilihan kita. Kita mau jadi orang yang masih bingung, linglung dan cuman ngekor aja ama orang-orang di sekitar kita, atau kita mau jadi ‘bebeknya’ peradaban kafir Barat, ataukah mau menjadi generasi muda yang kuat dan mengulang kesuksesan generasi terbaik sebelum kita, adalah juga pilihan kita sendiri! Intinya Di tangan kita sendirilah masa depan kita itu mau kita buat bagaimana. Allah berfirman: “...Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka (sendiri)”. (Terj. QS. Ar Ra’du 11). Wahai para pemuda yang dinamis dan penuh semangat, ingatlah janji Allah kepada kalian: “Apabila kamu menolong (agama) Allah, maka Dia akan menolongmu dan mengukuhkan kedudukanmu.” (Terj. QS. Muhammad: 7) Dan ingatlah juga janji Allah pada Surah An Nuur ayat 55. “(Dan) Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan yang mengerjakan amal-amal shahih banwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi ini sebagaimana telah Dia jadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang paling diridlaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan mereka) sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku.....” Pilihan tinggal pada kita sendiri, apakah kita mau menukar keadaan sekarang ini dengan yang sudah dijanjikan Allah kepada kita tersebut. Kalau ya, maka tunggu apa lagi?! Segera bina diri kita menjadi para pemuda berkepribadian Islam, yang punya pola pikir Islam dan punya pola sikap Islam. Berikan apa yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk umat ini. Kita harus jadi seorang pemuda faqih fid-diin (faham agama) sekaligus pemuka dalam bidang kita masing-masing. Silakan kita jadi dokter, insinyur, ahli komputer, konglomerat, guru, direktur atau mau jadi apa saja, tapi ingat kita adalah seorang Muslim yang harus ngelakonin hidup ini dengan Islam, sehingga kita mesthi harus ngerti juga bagaimana hukum-hukum Islam itu. Kalau saat ini penerapan Islam tidak akan terwujud tanpa adanya perjuangan menegakkannya, maka bergabung dengan barisan pejuang dan pembela penerapan Islam kaffaah adalah sesuatu yang harus juga kita lakukan. Begitulah para generasi pendahulu kita yang tercatat dalam sejarah sebagai generasi terbaik yang pernah ada di bumi ini. Ayo bangun…bangun!!! Kita mesti tinggalkan gambaran pribadi-pribadi cengeng, amoral dan tidak tahan bantingan yang melekat pada generasi kita saat ini. Pribadi-pribadi yang disibukkan dengan diskotik, ekstasi, putauw, dan bioskop-bioskop. Atau pribadi-pribadi yang masih bingung bagaimana mengatur waktu dan meninggalkan daya tarik TV. Bukan pula pribadi-pribadi yang cuman bisa bermimpi dan bernyanyi untuk meraih kebahagiaan, pribadi yang masih bingung dengan apa yang mereka cari di muka bumi ini, mereka yang begitu mudahnya meninggalkan kewajiban mengkaji tsaqofah Islam hanya karena menghadapi ujian sekolah atau kuliah, dan bukan pula pemuda-pemuda yang hanya punya semangat untuk meneriakkan perubahan tanpa tahu kemana sebenarnya perubahan yang harus diteriakkan. Kita mesti berubah kepada jati diri kita yang sesungguhnya!! Dan setelah itu kita mesti jadi Agen Perubahan itu di tengah-tengah masyarakat kita!! So….Sobatku, apa lagi yang kalian tunggu….!!!*** By Lisya ar- ruqayyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar