Senin, 30 Desember 2013

DESEMBER MENJELMA LAYAKNYA NEGERI NASRANI

Bulan ramadhan yang telah berlalu bisa dikatakan adalah bulannya kaum muslim, dimana semua orang seketika menjelma menjadi muslim. Nah, Bulan Desember bisa dikatakan juga seketika berubah menjadi negeri Nasrani. Puncak perayaan hari besar kaum nasrani ada di bulan Desember, yaitu perayaan Natal tepatnya tanggal 25 Desember dilanjutkan dengan penyambutan Tahun Baru tepatnya tanggal 1 Januari. Kesiapan sebelum Natal begitu juga dengan Tahun baru digencarkan jauh-jauh hari sebelum tiba hari H-nya. Sesuatu yang menjadi hal biasa jika di Toko-toko banyak aksesoris yang identik dengan Natal laris terjual. Musik-musik pengantar Natal banyak terdengar di supermarket bahkan di mobil-mobil angkot biasanya. Menu makanan di restoran-restoran yang disediakan umumnya menu-menu makanan khas Natal. Media tentunya tidak ketinggalan mempublikasikan berita-berita ataupun cara-acara khusus di TV yang berkaitan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru edisi Desember.
Hal yang menjadi tidak wajar ketika terpaksa menyaksikan pegawai-pegawai yang notabene orang-orang muslim di beberapa restoran, Mal, toko-toko besar dipaksa untuk menggunakan costum spesial Natal seperti pakainnya Sinterklas. Jika mereka mengelak maka khawatir diberhentikan atau dipecat. Entah apa yang tidak beres dengan negeri ini yang katanya negeri mayoritas Muslim tetapi tiba saatnya perayaan kaum Nasrani seolah-olah dipaksakan semua orang ikut merayakan tanpa terkecuali. Hal demikian terbukti dengan sikap para generasi-generasi muslim ikut-ikutan merayakan Natal dan Tahun baru dengan nuangsa kembang api yang diletuskan sepanjang hari.
Sesungguhnya Natal dan tahun baru mengandung motif trinitas (Tuhan dalam Satu), sinkretisme (kompromi perbedaan meskipun haram & halal), dan kristenisasi (proses prekrutan masuk Kristen). Sehingga jangan heran tema natal tahun ini “menyamaratakan semua perbedaan dalam cinta kasih”. Artinya, bukan hanya kaum nasrani didoktrin untuk menerima konsep trinitas, sinkretisme tetapi yang paling terpenting adalah kaum muslim. Ironis, kaum muslim banyak yang terperosok ke dalam jurang ketiga konsep tersebut. Atas dasar toleransi, kaum muslim banyak yang main-main dengan ucapan Selamat natal kepada kaum nasrani bahkan ada yang sampai ikut bersama-sama merayakan Natal bersama kaum Nasrani di Gereja.
Kaum kapitalis ternyata yang paling banyak meraut keuntungan di bulan ini. keberhasilan penanaman budaya ala barat dalam suasana Natal dan Tahun Baru merekrut peminat yang begitu banyak. Secara ekonomi, keuntungan penjualan aksesoris natal dan tahun baru melambung tinggi. Budaya pergaulan bebas, pemborosan harta untuk mernyambut tahun baru, dan indusri musik ala barat bukan lagi banyak yang menjangkiti kaum nasrani itu sendiri tetapi parahnya menjangkiti banyak kaum muslim terutama generasi-generasi muda muslim. Tujuan kaum kapitalis tidak jauh dari apa yang telah disampaikan Allah dalam firmannya dalam QS: Al Baqarah: 120, yang artinya “ orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”.
Satu-satunya jalan menyelamatkan generasi emas muslim hari ini agar tidak mudah terjebak dengan budaya-budaya Natal & Tahun baru adalah  mengubah maenset berpikirnya mereka ke arah Islam. Aqidah yang tertanam dalam diri-diri kaum muslim masih butuh diluruskan. Batas toleransi harus mereka pahami sampai dimana sehingga tidak keluar dari jalur Islam. Upaya mengembalikan kepemimpinan Islam yang senantiasa taat pada Allah & Rasulnya dengan menjalankan Hukum Sayriat Islam haruslah disegerakan. Mengapa? Karena hari ini ummat muslim dengan gampangnya dikelabui, dibodoh-bodohi, dan dilecehkan karena tidak adanya pemimpin kaum muslim yang  dapat melindungi mereka. Kata imam Al Ghazali “Agama & Kekuasaan adalah saudara kembar”. Artinya kekuasaan tanpa agama akan mudah roboh, sementara agama tanpa kekuasaan akan terlantar. Harus pula dipahami bahwa satu-satunya Negara yang mampu menerapkan sayriat Islam secara sempurna yakni Negara Khilafah Islamiyah. Di bawah naungan Negara Khilafah bukan hanya kaum muslim yang dijanjikan kesejahteraan tetapi lebih dari itu kaum non muslim pun akan dijamin kesejahteraannnya.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar