Sabtu, 07 Desember 2013

HIV/AIDS GENTAYANGAN


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel jumlah penderita HIV-AIDS di Sulsel melaju tinggi dari 4.583 di 2012 menjadi 7.147 orang hingga September 2013. Makassar sebagai ibu kota provinsi menjadi raja dengan penderita sebanyak 5.817 orang disusul Parepare 383, Gowa 124, Bulukumba 113 dan Palopo di urutan kelima sebanyak 75 orang. Berdasarkan kelompok umur 60 % pengidap HIV dan AIDS berumur 25 – 49 tahun, 29% berumur 15-24 tahun. Sedangkan modus penularan melalui hubungan seksual beriseko 78,8%, pengguna jarum suntik 12,2%, tranfusi darah 5,7% dan dari ibu ke anak 3,3%.
HIV/AIDS telah merenggut banyak korban khususnya kaula muda, sementara di sisi lain tidak ada solusi yang mengakar bisa memberhentikan laju penderita HIV/AIDS baik di dalam Negeri maupun dalam skala global. Wacana penurunan tingkat penderita HIV/AIDS hanyalah penipuan belaka.  Buktinya HIV/AIDS masih bergentayangan  dan menghantui semua masyarakat. Umumnya orang-orang berpikir penyakit ini tidak ada obatnya sehingga mereka lebih memilih diam ketika di sekeliling mereka berkeliaran ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Padahal HR. Muslim jelas-jelas menyatakan bahwa semua penyakit pasti ada obatnya kecuali kematian. Jadi intinya HIV/AIDS juga ada obatnya, hanya saja itu disembunyikan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk dijadikan ladang bisnis (refrensi: Deadly Mist). Akhirnya dikabarkan kepada seluruh dunia hanya pencegahan yang dapat dilakukan dan tidak bisa dengan pengobatan. Muncullah solusi pemakaian Kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS.  Sejak tahun 2007 pamerintah bersama Menkes gencar mengadakan PKN (pekan kondom Nasional)  yang dirangkaikan dengan pembagian kondom gratis ke semua lapisan masyarakat. Solusi tidak nyambung dengan masalah yang terjadi. Bagaimana mungkin berharap kondom menyelesaikan persoalan HIV/AIDS sementara akar masalahnya adalah free sex yang sejatinya bersumber dari aktivitas pergaulan bebas. Menawarkan kondom sama halnya melegalkan free sex apatah lagi kondomnya sampai ke tangan-tangan pemuda-pemudi yang belum menikah. Islam memandang hal ini adalah bahaya besar bagi masa depan generasi bangsa.
Masalah HIV/AIDS yang hari ini masih menjadi perdebatan hebat tidak berujung selesai karena solusi yang digunakan juga tidak sesuai. Penularan virus HIV/AIDS dari pelaku-pelaku sex bebas disebabkan pergaulan bebas yang seolah-olah difasilitasi di negeri ini. Produk-produk Barat yang berbau pergaulan bebas masuk ke negeri-negeri kaum muslim. Islam mempunyai solusi preventif dan kuratif untuk memberantas pergaulan bebas. Perintah menutup aurat bagi kaum wanita sejak ia baliq, larangan berkhalwat, larangan berikhtilat sampai larangan melakukan zina adalah merupakan upaya pencegahan dari pergaulan bebas. Kemudian upaya kuratif berupa hukum cambuk 100 kali bagi pelaku zina yang belum menikah dan hukum rajam bagi yang sesudah menikah. Upaya kuratif inilah yang tidak berlangsung sampai hari ini karena tidak adanya sebuah institusi yang bisa menerapkan syariat islam secara kaffah. Sehingga harusnya untuk menyelesaikan hingga ke akar-akarnya maka diupayakan mengadakan sebuah Negara dalam kepemimpinan seorang Khalifah yang bisa menerapakan syariah itu secara sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar