Senin, 10 Juni 2013

Toksiologi Lingkunganjavascript:void(0);


MATA KULIAH       : TOKSIOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN                      : NASRUDDIN, SKM. M.KES
MAKALAH TOKSIOLOGI LINGKINGAN
(PEMERIKSAAN KADMIUM (Cd) DALAM DARAH)
Oleh:

UMMI KALSUM MAKMUR             14120100010
KHUSNUL KHATIMAH                    14120100017
MUH. AKBAR                                     14120100025
LISAWATI NURTANG                      14120100102
YUSRAN                                              14120100117
AKSA APRIADI                                  14120100261
HASLINDA                                          14120100505
NIAMARIANA                                                14120100672
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2012/2013



KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb
Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah Swt yang senantiasa selalu dilimpahkan kepada setiap hambanya. Tak lupa juga tercurahkan salawat dan taslim kepada junjungan nabi muhammad saw, nabi pembawa rahmat untuk semesta alam. Begitu juga dengan para sahabat-sahabat beliau dan keluarganya, serta para pejuang Islam yang sampai sekarang masih memegang teguh agama islam dan mengambil islam sebagai solusi atas semua permasalahannya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak  selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah TOKSIOLOGI LINGKUNGAN. Karena kesabaran beliau membina kami sehingga kami mendapat tambahan ilmu TOKSIOLOGI LINGKUNGAN untuk bekal kami di masyarakat sebagai calon penyuluh kesehatan khususnya bagi lingkungan perusahaan.
Alhamdulillah dalam waktu sepekan ini akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kelompok kami mendapat topik “Pemeriksaan Kadar cadmium dalam Darah Petugas SPBU ”. Kelompok kami  tidak menjamin bahwa dalam makalah ini ada banyak kesalahan-kesalahan yang dapat menjadikan pembaca tidak puas sehingga dengan sangat kelompok kami memohon untuk kritik dan sarannya agar kedepannya makalah-makalah kami dapat memuaskan pembaca sekaligus bermanfaat bagi pembaca. Demikian sedikit pengantar dari kami dan terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu alaikum wr wb

Makassar, 10 Juni 2013
    Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Tujuan
C.   Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.   Kadmium (Cd)
B.   Masuknya Kadmium ke dalam Lingkungan
C.   Metabolisme Kadmium (Cd) dalam Tubuh
D.   Efek Kadmium Terhadap Kesehatan
E.   Petugas SPBU
F.    Kerangka Konsep
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.   Jenis Penelitian
B.   Tempat dan waktu
C.   Populasi dan Sampel
D.   Alat dan Bahan
E.   Prosedur Kerja
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A.   Hasil
B.   Pembahasan
C.   Keterbatasan Penelitian
BAB V PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pesatnya laju pembangunan, terutama di bidang industri, transportasi dan ditambah dangan kegiatan manusia di bidang intensifikasi pertanian maupun perikanan telah menimbulkan dampak nyata berupa meningkatnya jumlah buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan udara. Selain itu juga dangan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai jenis bahan kimia termasuk logam berat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Limbah yang dihasilkan dari pabrik memberikan dampak negatif terhadap lingkungannya baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Salah satu efek yang paling membahayakan adalah limbah logam berat, seperti Kadmium (Cd).
Kadmium (Cd) adalah salah satu logam yang dikelompokkan dalam jenis logam berat non-esensial. Logam ini jumlahnya relatif kecil, tetapi dapat meningkat jumlahnya dalam lingkungan karena proses pembuangan sampah industri maupun penggunaan minyak sebagai bahan bakar (Pacyna, 1987).
Kelompok orang yang sering berada di jalan seperti polisi, pedagang kaki lima, pengemis, serta anak jalanan, dan yang paling berat terkena keracunan Kadmium (Cd) adalah operator pompa bensin di SPBU yang mempunyai peranan yang sangat vital. Pekerjaan tersebut mempunyai risiko yang cukup besar, terutama risiko terkena paparan polutan udara yang dikeluarkan oleh emisi kendaraan bermotor. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan maka perlu dilakukan pengujian Kadmium (Cd) dalam darah petugas operator SPBU.
B.   Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui kadar Kadmium (Cd) dalam darah pada pegawai SPBU Tamalanrea Makassar.
C.   Manfaat
Manfaat penilitian ini bagi mahasiswa adalah untuk mengetahui prinsip kerja pengukuran Kadmium (Cd) dalam darah.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Kadmium (Cd)
1.    Defenisi Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang bernama Friedric Strohmeyer pada tahun 1817. Logam Cd ini ditemukan dalam bebatuan Calamine (Seng Karbonat). Nama kadmium sendiri diambil dari nama latin dari “calamine” yaitu “Cadmia”.
Kadmium adalah suatu logam putih, mudah dibentuk, lunak dangan warna kebiruan. Logam kadmium mempunyai berat atom 112.41; titik cair 321 ºC dan massa jenis 8.65 gr/ml (Hutagalung, 1991). Logam ini adalah logam berat yang termasuk dalam golongan II B dalam periodik sistem. Logam ini akan mudah bereaksi dengan ligan-ligan yang mengandung unsur-unsur O,S dan N. Di dalam tubuh logam-logam ini bersifat toksik, karena bereaksi dengan ligan-ligan yang penting untuk fungsi normal tubuh.  Didalam sel hidup terdapat berbagai ligan, seperti: OH, - COO-, -OPO3H-, -C=O,-SH, -S-S-, -NH2 dan NH yang dpat membentuk ikatan kompleks dengan logam.
Kadmium( Cd) merupakan logam yang ditemukan dalam endapan alam seperti bijih dan berikatan dengan unsur-unsur lainnya. Logam ini digunakan untuk pelapisan logam dan pengerjaan pelapisan termasuk peralatan transportasi, mesin, fotografi dan lain-lain.

2.    Karakteristik Kadmium (Cd)
Kadmium (nama latin cadmia) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48, berat atom 112,4, titik leleh 321oC, titik didih 767oC dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3 (Widowati dkk, 2008).
Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila dipanaskan. Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd Klorida) atau belerang (Cd Sulfit). Kadmium membentuk Cd2+  yang bersifat tidak stabil. Oleh karena sifat-sifatnya, Cd banyak dipakai sebagai stabilizer dalam pembuatan (polyvini & clorida). Cd didapat pada limbah berbagai jenis pertambangan logam yang tercampur Cd seperti Pb, dan Zn. Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan logam lain terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995). Dengan demikian, Cd dapat ditemukan di dalam perairan baik di dalam sedimen maupun di dalam penyediaan air minum.
3.    Sumber Kadmium (Cd)
Sumber utama kadmium dalam air minum adalah korosi pada pipa galvanis, erosi endapan alam, debit dari kilang logam, limpasan dari sampah baterai dan cat. Di samping itu daerah pertambangan seperti pertambangan seng (Zn), timbal (Pb) maupun tembaga (Cu) selalu mengandung kadmium sebagai bahan sampingan. Baik kadmium maupun seng mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap sulfur (S), sehingga sumber cadmium dan song yang paling utama adalah mineral sulfida, dimana kandungan kadmium dalam mineral tersebut dapat mencapai 5% (Winter, 1982).
Keberadaan kadmium di alam berhubungan erat dangan hadirnya logam Pb dan Zn. Dalam industri pertambangan Pb dan Zn, proses pemurniannya akan selalu memperoleh hasil samping kadmium yang terbuang dalam lingkungan (Palar, 2004).
Kadmium banyak digunakan untuk pelapisan logam, yang mutunya lebih baik daripada pelapis seng, walaupun harganya lebih mahal. Proses tersebut biasanya dilakukan dangan cara elektrolisis, pencelupan atau penyemprotan. Dari proses tersebut kemungkinan akan terbuang kadmium ke dalam alam lingkungan dan terbawa melalui air, serta udara, sehingga menyebar luas ke daerah pertanian dan permukiman, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan maupun manusia melalui rantai pakan.
B.   Masuknya Kadmium Kedalam Lingkungan
Kadmium merupakan zat kimia yang tidak dapat didegradasi di alam. Cd bebas berada di lingkungan dan akan tetap berada didalam sirkuasi atau udara. Cd yang berikatan dengan senyawa logam berat lainnya biasanya akan mempengaruhi pembentukannya di air.
Kadmium yang ada di air berasal dari berbagai proses yaitu cadmium masuk kedalam perairan karena adanya proses erosi tanah, pelapukan batuan induk. Cadmium lebih banyak masuk kedalam air karena kegiatan manusia seperti perindustrian dimana limbah hasil dari pabrik tersebut dibuang langsung kedalam perairan yang akan terakumulasi di dasar perairan yang membentuk sedimen.
Kadmium yang ada di dalam tanah dapat berasal dari alam dan antropogenik. Cadmium dapat masuk kedalam tanah karena adanya proses pelarutan batuan induk seperti batuan glasial dan alluvial. Manusia juga berkontribusi dalam proses masuknya cadmium kedalam lingkungan seperti penggunaan pupuk kimia, kotoran yang mengendap karena aktivitas manusia.
C.   Metabolisme Kadmium (Cd) dalam Tubuh
Kadmium masuk kedalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Untuk mengukur asupan kadmium kedalam tubuh manusia perlu dilakukan pengukuran kadar Cd dalam makanan yang dimakan atau kandungan Cd dalam feses. Sekitar 5% dari diet kadmium, diabsorpsi dalam tubuh.
Sebagian besar Cd masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4 minggu kemudian dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam ginjal dan hati terutama terikat sebagai metalothionein. Metalotionein mengandung asam amino sistein, dimana Cd terikat dengan gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim.
Kadmium juga dapat terakumulasi dengan jalan terikat pada metalothionien. Di ginjal, kompleks kadmium-metalothionien melewati glomerulus dan diserap oleh tubulus proxima. Di dalam sel ginjal, cadmium dilepas dari protein metalothionien dan dapat terakumulasi sampai pada tingkat toksik. Penyerapan kadmium ditemukan di ginjal kira-kira ½ - S! dari beban tubuh dan konsentrasi tertinggi ditemukan di bagian kortex. Efek toksik kadmium ginjal dapat berupa degenerasi sel-sel tubulus ginjal.
Hasil otopsi di USA menunjukkan bahwa absorpsi kadmium dalam tubuh masyarakat umum secara rata-rata 30 mg, yang didistribusikan dalam ginjal 33%, hati 14%, paru-paru 2% dan pankreas 0,3%, sisanya diekskresikan melalui saluran pencernaan.
Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan daripada saluran pencernaan. Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan dari menghisap debu dan asap kadmium, terutama kadmium oksida (CdO). Dalam beberapa jam setelah menghisap, korban akan mengeluh gangguan saluran nafas, nausea, muntah, kepala pusing dan sakit pinggang.  Kematian disebabkan karena terjadinya edema paru-paru. Apabila pasien tetap bertahan, akan terjadi emfisema atau gangguan paru-paru yang jelas terlihat.
Deteksi dini terutama pada sistem pernapasan dan ginjal. Perlu dilakukan analisis kemih untuk mendeteksi kemungkinan proteinuria dan glikosuria, foto sinar-X serta uji fungsi paru.
D.   Efek Kadmium Terhadap Kesehatan
1.    Efek Kadmium terhadap Hepar
Kadmium (Cd) dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Kadmium (Cd) terikat dalam gugus sufhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil, hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium (Cd) disebabkan oleh interaksi antara kadmium (Cd) dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh (Darmono, 2001).
2.    Efek Kadmium terhadap Tulang
Efek keracunan kadmium (Cd) juga dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang. Gejala rasa sakit pada tulang sehingga menyulitkan untuk berjalan. Terjadi pada pekerja yang bekerja pada industri yang menggunakan kadmium (Cd). Penyakit tersebut dinamakan “itai-itai”. (Palar, 2004).


3.    Efek Kadmium terhadap Paru-Paru
a.    Emphysema, yaitu penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas. (Palar, 2004).
b.    Edema, yaitu  pembengkakan yang diakibatkan kelebihan cairan di dalam tubuh (Palar, 2004)
4.    Efek Kadmium (Cd) Terhadap Sistem Reproduksi
Daya racun yang dimiliki oleh kadmium (Cd) juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-organya. Pada konsentrasi tertentu kadmium (Cd) dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh uap logam kadmium (Cd) dapat mengakibatkan impotensi. (Palar, 2004).
5.    Efek Kadmium (Cd) Terhadap Ginjal
Logam kadmium (Cd) dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat terjadi pada tubulus tubulus ginjal. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi pada ginjal akibat logam kadmium (Cd) yaitu terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor dalam urin (Palar, 2004).

6.    Efek Kadmium terhadap Pankreas
Keracunan Cd dapat menyebabkan penurunan fungsi pancreas. Efek pemberian Cd pada hewan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, menyebabkan terjadinya hiperglikemia, pengurangan toleransi terhadap glukosa dan menghambat aktivitas sekresi insulin  (Palar, 2004).
7.    Efek terhadap Jantung
Hipertrofi ventrikular adalah membesarnya ukuran ventrikel jantung. Perubahan ini sangat baik untuk kesehatan jika merupakan respon atas latihan aerobik, akan tetapi hipertropi ventrikular juga dapat muncul akibat penyakit seperti tekanan darah tinggi. (Palar, 2004). 
E.   Pekerja SPBU
Pekerja di SPBU adalah pekerja yang bekerja baik yang melayani pengisian bahan bakar maupun yang tidak berhubungan lansung dengan pengisian bahan bakar minyak namun demikian keduanya memiliki potensial terhadap pola penyakit akibat kerja, pekerja yang melayani pengisian bahanbakar memiliki potensial bahaya yang lebih besar tehadap pencemaran timah hitam (Pb) dibandingkan dengan pekerja yang tidak berhubungan dengan pengisian bahan bakar.

F.    Kerangka Konsep
Rounded Rectangle: Kadar Kadmium  (Cd) dalam Darah
Oval: Besar Risiko Kadmium
Rounded Rectangle: Xenobiotik
Rounded Rectangle: Target Organ
 






                              : variabel Dependen
                              : variabel Independen














BAB III
METODELOGI PENILITIAN
A.   Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dan pengujian sampel di Laboratorium Balai Besar Kesehatan Makassar.
B.   Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada hari Rabu di SPBU Tamalanrea dan Penelitian Laboratorium selama 2 hari yakni dari tanggal  5-7 Juni 2013.
C.   Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah pekerja di SPBU  Tamalanrea. Adapun besar sampel yang di gunakan yaitu 4 orang.
D.   Alat dan Bahan
Alat:
1.    Spoid
2.    Handiplass
3.    Box penyimpanan sampel
Bahan:
1.    Kapas
2.    Alkohol


E.   Prosedur kerja
Pengambilan sampel:
1.    Siapkan alat bahan yang telah disediakan.
2.    Tentukan responden yang akan diambil sampel darahnya.
3.    Kemudian berikan alcohol ketempat yang akan disuntik pada lengan responden yaitu pembulu arteri.
4.    Ambil darah responden dengan menggunakan spoid.
5.    Tutup bekas suntikan dengan kapas yang telah disiapkan.
6.    Tempelkan handiplass.
7.    Masukkan sampel darah yang sdah ada dalam spoid kedalam box penyimpanan agar tetap steril dan tidak terkontaminasi.












BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A.       Hasil
1.      Gambaran Umum Lokasi
SPBU Perintis Kemerdekaan
 
      google earth_spbu perintis.jpg
         Gambar 1: Lokasi SPBU Perintis Kemerdekaan Makassar
2.      Hasil
a.       Data Responden
Tabel 1. Data Responden
No
Nama
Jenis Kelamin
Lama Bekerja
1
Saiful
L
1,5 Tahun
2
Yusran
L
7 Bulan
3
Ilham
L
3 Tahun
4
Darmiati
P
1 Tahun
Sumber: Data Primer
Sampel yang dicantumkan pada table di atas terdapat dua jenis responden yang berbeda dari segi jenis kelamin. Responden terdiri dari perempuan dan laki-laki dengan tujuan untuk memberikan perbandingan hasil pemeriksaan kadar kadmium dalam darah perempuan dan laki-laki. 
b.      Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kadar Kadmium dalam Darah
No. Lab
Kode Sampel/ Asal
Satuan
Hasil Pemeriksaan
Kadmium (Cd)
13105857
A
ug/ml
2,7565
13105858
B
ug/ml
1,479
13105859
C
ug/ml
2,0515
13105860
D
ug/ml
0,6905
     Sumber: Data Primer                                                                                       
Berdasarkan hasil pemeriksaan Kadmium dalam darah petugas SPBU di atas  menunjukkan 3 orang petugas SPBU masing-masing berjenis kelamin laki-laki positif berisiko keracunan Kadmium (Cd). Sementara Petugas SPBU berjenis kelamin perempuan negative  berisiko keracunan Kadmium. Hal tersebut didasarkan pada standar normal kadar Kadmium yang harus ada di dalam tubuh manusia yaitu 1 ppm (ug/ml).
B.     Pembahasan
Sebenarnya tubuh manusia memang tidak bisa 100% bersih dari Kadmium. Tubuh manusia mempunyai jumlah normal cadmium sehingga seseorang masih bisa dikatakan sehat dan aman dari efek cadmium. Memang dari jumlah lebih dari batas normal bisa mengganggu kerja tubuh lain seperti paru-paru. Untuk jumlah yang normal dari tubuh manusia, jumlah cadmium tidak lebih dari 1 ppm. Sementara dari hasil pemeriksaan kandungan Kadmium dalam darah empat responden di atas menunjukkan 3 responden yang nilai kadar Kadmium dalam darahnya melebihi dari batas normal. Artinya 3 responden tersebut berisiko Keracunan Kadmium dengan durasi paparan yang lebih lama.
Disamping itu, FAO/WHO menetapkan nilai ambang batas kadar logam kadmium yang diperbolehkan dalam tubuh hewan laut yang dapat dikonsumsi manusia yakni 0,1 ppm. Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia No. 01-3548-1994 tentang batas maksimum cemaran logam pada makanan yang diperbolehkan untuk logam kadmium adalah sebesar 0,2 mg/kg (ppm). Apabila kadmium yang terkandung dalam makanan dikonsumsi terus menerus maka akan terakumulasi di berbagai jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan konsumen. Dampak tersebut berupa kerapuhan tulang dan resiko fraktur, kerusakan sistem reproduksi dan respirasi, anemia serta hipertensi (Palar, 2008).
Kadmium sangat sedikit diabsorbsi disaluran cerna, yaitu paling banyak ± 5 %, sedangkan absorbsinya melalui saluran napas lebih sempurna. Setelah diabsorbsi, kadmium akan terikat kuat dalam hati dan ginjal.
Keracunan akut kadmium dapat disebabkan karena pemasukannya baik melalui pernafasan maupun melalui oral. Efek keracunan yang umum adalah iritasi saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi, mencret dan kejang pada perut.
Kadmium lebih bersifat toksis bila terhirup melalui pernafasan. Keracunan kronis timbul bila konsentrasi kadmium dalam ginjal mencapai 200 μg per gram terjadi kerusakan ginjal. Efek keracunan kronis yang lain yaitu: emphysema, hipertensi dan osteomalacia.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif agar terhindar dari efek negative Kadmium(Cd):
1.    Tidak merokok atau setidaknya mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, mengonsumsi sepuluh batang rokok setiap harinya dapat mengakibatkan tubuh harus mengendapkan Kadmium melebihi ambang batas dalam waktu 11 tahun (jika tidak terpapar Kadmium melalu zat lainnya). Dengan mengurangi konsumsi rokok, setidaknya waktu yang dibutuhkan akan lebih panjang dan tidak mengonsumsi rokok akan memberikan kesehatan yang lebih baik bagi kita.
2.    Berusaha seminimal mungkin menggunakan pupuk mengandung Cadmium rendah. Dalam memilih pupuk, kita harus lebih pintar dalam mengenali konten-konten apa sajakah yang terdapat dalam pupuk itu, jika tidak, maka bukan tidak mungkin kita akan teracuni Cadmium melalui hasil bumi dari kebun kita sendiri.
3.    Makan seimbang calcium, iron, protein, and zinc. Dengan melakukan pola makan yang seimbang, tubuh akan lebih kuat dan tidak rentan oleh bahaya Cadmium.
4.    Jauhkan benda-benda mengandung Cadmium dari anak-anak kecil. Mengingat banyaknya produk-produk yang tercemar Cadmium, kita juga harus lebih pintar dalam memilihkan mainan untuk anak-anak kita dan juga memperhatikan cara anak-anak bermain, jangan sampai mereka menggigit-gigit atau melakukan hal yang memungkinkan mereka terpapar Cadmium.
5.    Jika punya sumur, periksa kadar Cadmium dalam sumur itu. Terutama jika sumur sudah sangat berbau logam, karena hal itu mengindikasikan kemungkinan sumur tercemar Cadmium.
6.    Jika bekerja di daerah terpapar Cadmium, komunikasikan dengan orang HSE. Ada kemugkinan kita membawa Cadmium yang terpapar pada tubuh kita ketika bekerja ke rumah, jadi mengomunikasikan dengan pihak HSE akan masalah ini sangatlah penting.
C.   Keterbatasan Penelitian
1.    Sampel
Tidak bisa mengambil sampel kepada responden sebelum makan. Hal tersebut dikarenakan dapat menimbulkan kelelahan dan metaboisme yang tidak stabil serta sirkulasi darah terganggu jika sampel berupa darah diambil
2.      Waktu kerja
Responden sangat sulit diminta waktunya untuk pengambilan sampel darah karena waktu pekerjaan yang terbatas. Di samping itu responden memiliki waktu istirahat yang singkat.
3.      Lokasi pengambilan sampel
Lokasi pengambilan sampel yang kurang memungkinkan karena mengakibatkan pelanggan SPBU merasa terganggu kenyamanannya yang ingin melakukan pengisian bensin.
BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari hasil penilitian yang kami lakukan bahawa dari 4 sampel yang diteliti kadar kadmiumnya yang paling tinggi yaitu 2,7565 yang merupakan sampel A dan telah bekerja selama kurang lebih 3 tahun dan yang paling rendah kadar kadmiumnya yaitu 0,6905 yang merupakan sampel D dan telah bekerja selama kurang lebih 1 tahun.
B.     Saran
Diharapkan kepada pengelolah pertamina agar memperhatikan kesehatan dari setiap pegai SPBU untuk sekiranya memperhatikan kesehatannya untuk memakai APD pada melakukan pekerjaannya seperti memakai masker dan sarung tangan untuk mengurangi kadar cadmium yang masuk kedalam tubuh karena cadmium dapat merusak seel tubuh pada manusia.








DAFTAR PUSTAKA
Putri Noviani, Chitta. 2012. Keracunan Kadmium (Cd). http://en.wikipedia. org/ wiki/debian, http://id.wikipedia.org/wiki/debian, http://www.debian.org/.Diposting pada tanggal 8 juni 2012
Adjhas, Dorce. Dampak Kadar Kadmium Terhadap Kesehatan. e-mail ochy_atdjas@yahoo.com. diposting pada hari rabu, 26 maret 2008
Angelfire. 2013. Tinjauan Pustaka. http:// halaman_tinjauan_pustaka.htm
Anonym. 2012. Kimia Lingkungan.  http://www. epa.gov. posted on 14/10/2012
Ayu Umaya, dkk. 2012. Makalah Toksiologi Lingkungan Kadmium. http:// makalah%20toksikologi%20lingkungan%20kadmium%20(cd)%20_%20%20%5e_%5e.htm. posted on 26 november 2012
Darmono. Jurnal tentang Kadmium (Cd) dalam Lingkungan dan Pengaruhnya terhadap kesehatan dan produktivitas ternak
Zul Alfian. Jurnal tentang Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom


Tidak ada komentar:

Posting Komentar