Sabtu, 05 Oktober 2013

GUBUK PERJUANGAN

                   Dari kejauhan dia tampak seperti gubuk yang tingggal menunggu waktu untuk kerobohannya. Dia berusaha berdiri kokoh diantara gubuk-gubuk yang lainnya. warna hijau bermelodi dengan warna putih menyelimuti sisi-sisinya adalah warna yang sangat kental dengan islam. Sisi depan terlukiskan sebuah simbol yang di atasnya tergores tulisan  UKM LDK LDM UMI. Sebuah nama yang memiliki sejarah yang sangat dekat dengan berdirinya gubuk itu. UKM LDK LDM UMI berdiri pada tahun 1991 yang dipelopori oleh mahasiswa Tahfiz. Sebuah wadah diciptakan untuk menjadi tempat berkumpulnya orang-orang  yang tersadarkan akan perubahan haqiqi melalui konsep islam kaffah.
Kehadiran UKM ini di tengah-tengah kampus tidak jarang mendapatkan respon positif maupun negatif. Suara-suara perubahan seringkali menjadi pertentangan hebat di antara yang berkeinginan kuat untuk melakukan perubahan dengan yang tidak sama sekali. Mereka yang menjadi pendukung dan sering memberikan pujian mengukur dari kegigihan yang dilakukan oleh generasi-generasi LDK LDM yang istiqomah serta kekonsistennya terhadap islam. Di sisi lain, mereka yang sangat pragmatis dengan problematika  ummat tentunya memiliki pandangan yang negatif terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang bergerak di dalamnya. Satu kalimat yang selalu mereka kumandangkan yaitu “perubahan melalui sistem demokrasi yang terjadi di Indonesia telah menuju ke puncak keemasannya jadi tidak perlu terlalu mamaksakan untuk menjadikan hukum islam diterapakan di Indonesia”.  Sementara realita berbicara lain dengan melihat kerusakan yang terjadi di segala lini kehidupan  baik dari segi kesehatan, pendidikan, ekonomi, politik dan pemerintahan. Sejak kemerdekaan jauh sebelum UKM LDK LDM UMI berdiri, telah terlihat seperti apa yang sebenarnya terjadi. Singkatnya misalnya di dunia pendidikan, semakin hari semakin banyak kerusakan-keruasakan moral generasi-generasi yang duduk di bangku sekolah maupun kampus. Belum lagi biaya pandidikan yang tiap tahun meningkat. Di dunia kesehatan telah tampak bagaimana pelayanan tenaga kesehatan yang semakin hari semakin bersifat materialistik. Di dunia ekonomi praktek riba terus meningkat, kemiskinan semakin bertambah prevalensinya. Di dunia politik dan pemerintahan  selalu menampakkan kebobrokan sistem yang dipakai dimana kemudian semakin menjamurnya jumlah pelaku korupsi. Inilah sekilas fakta yang menjadi alasan kuat dibutuhkannya sebuah perubahan yang hakiki.
Fakta yang membendung dimasyarakat menjadi peluru bagi pejuang-pejuang LDK LDM UMI. Dakwah adalah senjata bagi mereka serta ideologi islam sebagai senternya. Sementara bergerak tanpa kekerasan yang menjadi prinsipnya. Sungguh luar biasa organisasi yang terbangun bukan hanya karena niat untuk berkumpulnya orang-orang tetapi mereka yang menginginkan perubahan semata-mata karena mengharap ridho Allah SWT. Sehingga bergeraknya pun tidak abal-abal atau dipacu karena asas manfaat semata.
Gubuk yang hampir roboh tidak menyurutkan semangat kader-kadernya. Gubuk ini menjadi tempat mereka bermusyawarah tentang strategi perjuangan Islam. Di gubuk ini pulalah mereka saling bertukar pikiran menangani pemecahan masalah yang ada baik masalah yang bersifat umum maupun yang sifatnya pribadi. Subhanallah... persaudaraan yang terjalin begitu erat hingga mereka seperti satu tubuh, jika ada salah satu anggotanya yang sakit maka yang lainnya pun merasakan. Uniknya juga, meskipun mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan dan memilki gubuk hanya satu tetapi ternyata itu tidak menjadi sesuatu hal yang membuat mereka tidak membatasi dirinya dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Mereka tetap pada prinsip bahwa islam telah mengatur batas-batasan berinteraksi. Jika para anggota laki-laki memiliki keperluan dengan gubuk maka berhak meminta izin kepada kelompok wanita begitupun sebaliknya. Adapun jika mereka mengadakan rapat antar laki-laki dengan perempuan maka mereka menggunakan hijab membentang membatasi hingga tidak saling melihat. Lagi-lagi kondisi gubuk yang begitu sempit tidak menyurutkan kegigihan mereka untuk konsisten pada aturan islam.
Aktivitas yang ada di dalam organisasi ini terbagi menjadi empat bagian yakni bagian danus,  opini, PPSDM dan pengkaderan. Keempat divisi ini ada pada masing-masing kelompok laki-laki dan perempuan karena aktivitas mereka terpisahkan. Semua anggota akan mendapat bagian dari setiap divisi ini sehingga tidak ada anggota sama sekali yang terabaikan dan semuanya saling mendukung. Anggota danus misalnya mengelola keuangan organisasi tidak jarang meminta bantuan kepada anggota divisi lain untuk membantu baik ketika pada kondisi minus ataupun kondisi kebanjiran dana. Suatu hal yang tidak bisa dilupakan juga dari organisasi ini adalah berkat kekompakannya beberapa acara-acara terselenggara secara berdekatan. Tiada bulan berlalu tanpa dibumbuhi oleh beberapa agenda. acara yang dilaksanakan pun bermacam-macam, mulai dari acara yang berskala kecil sampai ke acara-acara yang berskala besar. Contohnya Seminar Kesehatan, seminar pendidikan, dialog intelektual, trining muslimah, daurah muslimah, talk show, diskusi publik, trining kepenulisan, up griding, Expo, pameran-pameran, dan kajian-kajian juma’at.
Kekompakan yang terbentuk selalu mereka upayakan bertahan meskipun tidak bisa dipungkiri ada beberapa kesalahan yang muncul dari organisasi ini baik dari organisasinya sendiri maupun para anggotanya. Namanya manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan dan sifatnya lemah tentu pernah khilaf. Namun hal inilah yang menjadikan Pembina mereka yang biasa disebut sebagai “Kakanda” mengambil tindakan untuk mengevaluasi setiap sekali seminggu.
Sebenarnya banyak kisah yang belum diceritakan dalam naskah ini dan tentunya itu tidak mungkin, cukup hanya Gubuk Perjuangan itu menjadi saksi atas aktivitas-aktivitas perjuangan dilakukan oleh sebagian mahasiswa-mahasiswa UMI yang memiliki kesadaran penuh serta ikhlas memperjuangkan Islam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar