Senin, 10 Juni 2013

Toksiologi Lingkunganjavascript:void(0);


MATA KULIAH       : TOKSIOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN                      : NASRUDDIN, SKM. M.KES
MAKALAH TOKSIOLOGI LINGKINGAN
(PEMERIKSAAN KADMIUM (Cd) DALAM DARAH)
Oleh:

UMMI KALSUM MAKMUR             14120100010
KHUSNUL KHATIMAH                    14120100017
MUH. AKBAR                                     14120100025
LISAWATI NURTANG                      14120100102
YUSRAN                                              14120100117
AKSA APRIADI                                  14120100261
HASLINDA                                          14120100505
NIAMARIANA                                                14120100672
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2012/2013



KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb
Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah Swt yang senantiasa selalu dilimpahkan kepada setiap hambanya. Tak lupa juga tercurahkan salawat dan taslim kepada junjungan nabi muhammad saw, nabi pembawa rahmat untuk semesta alam. Begitu juga dengan para sahabat-sahabat beliau dan keluarganya, serta para pejuang Islam yang sampai sekarang masih memegang teguh agama islam dan mengambil islam sebagai solusi atas semua permasalahannya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak  selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah TOKSIOLOGI LINGKUNGAN. Karena kesabaran beliau membina kami sehingga kami mendapat tambahan ilmu TOKSIOLOGI LINGKUNGAN untuk bekal kami di masyarakat sebagai calon penyuluh kesehatan khususnya bagi lingkungan perusahaan.
Alhamdulillah dalam waktu sepekan ini akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kelompok kami mendapat topik “Pemeriksaan Kadar cadmium dalam Darah Petugas SPBU ”. Kelompok kami  tidak menjamin bahwa dalam makalah ini ada banyak kesalahan-kesalahan yang dapat menjadikan pembaca tidak puas sehingga dengan sangat kelompok kami memohon untuk kritik dan sarannya agar kedepannya makalah-makalah kami dapat memuaskan pembaca sekaligus bermanfaat bagi pembaca. Demikian sedikit pengantar dari kami dan terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu alaikum wr wb

Makassar, 10 Juni 2013
    Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Tujuan
C.   Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.   Kadmium (Cd)
B.   Masuknya Kadmium ke dalam Lingkungan
C.   Metabolisme Kadmium (Cd) dalam Tubuh
D.   Efek Kadmium Terhadap Kesehatan
E.   Petugas SPBU
F.    Kerangka Konsep
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.   Jenis Penelitian
B.   Tempat dan waktu
C.   Populasi dan Sampel
D.   Alat dan Bahan
E.   Prosedur Kerja
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A.   Hasil
B.   Pembahasan
C.   Keterbatasan Penelitian
BAB V PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pesatnya laju pembangunan, terutama di bidang industri, transportasi dan ditambah dangan kegiatan manusia di bidang intensifikasi pertanian maupun perikanan telah menimbulkan dampak nyata berupa meningkatnya jumlah buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan udara. Selain itu juga dangan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai jenis bahan kimia termasuk logam berat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Limbah yang dihasilkan dari pabrik memberikan dampak negatif terhadap lingkungannya baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Salah satu efek yang paling membahayakan adalah limbah logam berat, seperti Kadmium (Cd).
Kadmium (Cd) adalah salah satu logam yang dikelompokkan dalam jenis logam berat non-esensial. Logam ini jumlahnya relatif kecil, tetapi dapat meningkat jumlahnya dalam lingkungan karena proses pembuangan sampah industri maupun penggunaan minyak sebagai bahan bakar (Pacyna, 1987).
Kelompok orang yang sering berada di jalan seperti polisi, pedagang kaki lima, pengemis, serta anak jalanan, dan yang paling berat terkena keracunan Kadmium (Cd) adalah operator pompa bensin di SPBU yang mempunyai peranan yang sangat vital. Pekerjaan tersebut mempunyai risiko yang cukup besar, terutama risiko terkena paparan polutan udara yang dikeluarkan oleh emisi kendaraan bermotor. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan maka perlu dilakukan pengujian Kadmium (Cd) dalam darah petugas operator SPBU.
B.   Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui kadar Kadmium (Cd) dalam darah pada pegawai SPBU Tamalanrea Makassar.
C.   Manfaat
Manfaat penilitian ini bagi mahasiswa adalah untuk mengetahui prinsip kerja pengukuran Kadmium (Cd) dalam darah.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Kadmium (Cd)
1.    Defenisi Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang bernama Friedric Strohmeyer pada tahun 1817. Logam Cd ini ditemukan dalam bebatuan Calamine (Seng Karbonat). Nama kadmium sendiri diambil dari nama latin dari “calamine” yaitu “Cadmia”.
Kadmium adalah suatu logam putih, mudah dibentuk, lunak dangan warna kebiruan. Logam kadmium mempunyai berat atom 112.41; titik cair 321 ºC dan massa jenis 8.65 gr/ml (Hutagalung, 1991). Logam ini adalah logam berat yang termasuk dalam golongan II B dalam periodik sistem. Logam ini akan mudah bereaksi dengan ligan-ligan yang mengandung unsur-unsur O,S dan N. Di dalam tubuh logam-logam ini bersifat toksik, karena bereaksi dengan ligan-ligan yang penting untuk fungsi normal tubuh.  Didalam sel hidup terdapat berbagai ligan, seperti: OH, - COO-, -OPO3H-, -C=O,-SH, -S-S-, -NH2 dan NH yang dpat membentuk ikatan kompleks dengan logam.
Kadmium( Cd) merupakan logam yang ditemukan dalam endapan alam seperti bijih dan berikatan dengan unsur-unsur lainnya. Logam ini digunakan untuk pelapisan logam dan pengerjaan pelapisan termasuk peralatan transportasi, mesin, fotografi dan lain-lain.

2.    Karakteristik Kadmium (Cd)
Kadmium (nama latin cadmia) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48, berat atom 112,4, titik leleh 321oC, titik didih 767oC dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3 (Widowati dkk, 2008).
Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila dipanaskan. Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd Klorida) atau belerang (Cd Sulfit). Kadmium membentuk Cd2+  yang bersifat tidak stabil. Oleh karena sifat-sifatnya, Cd banyak dipakai sebagai stabilizer dalam pembuatan (polyvini & clorida). Cd didapat pada limbah berbagai jenis pertambangan logam yang tercampur Cd seperti Pb, dan Zn. Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan logam lain terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995). Dengan demikian, Cd dapat ditemukan di dalam perairan baik di dalam sedimen maupun di dalam penyediaan air minum.
3.    Sumber Kadmium (Cd)
Sumber utama kadmium dalam air minum adalah korosi pada pipa galvanis, erosi endapan alam, debit dari kilang logam, limpasan dari sampah baterai dan cat. Di samping itu daerah pertambangan seperti pertambangan seng (Zn), timbal (Pb) maupun tembaga (Cu) selalu mengandung kadmium sebagai bahan sampingan. Baik kadmium maupun seng mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap sulfur (S), sehingga sumber cadmium dan song yang paling utama adalah mineral sulfida, dimana kandungan kadmium dalam mineral tersebut dapat mencapai 5% (Winter, 1982).
Keberadaan kadmium di alam berhubungan erat dangan hadirnya logam Pb dan Zn. Dalam industri pertambangan Pb dan Zn, proses pemurniannya akan selalu memperoleh hasil samping kadmium yang terbuang dalam lingkungan (Palar, 2004).
Kadmium banyak digunakan untuk pelapisan logam, yang mutunya lebih baik daripada pelapis seng, walaupun harganya lebih mahal. Proses tersebut biasanya dilakukan dangan cara elektrolisis, pencelupan atau penyemprotan. Dari proses tersebut kemungkinan akan terbuang kadmium ke dalam alam lingkungan dan terbawa melalui air, serta udara, sehingga menyebar luas ke daerah pertanian dan permukiman, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan maupun manusia melalui rantai pakan.
B.   Masuknya Kadmium Kedalam Lingkungan
Kadmium merupakan zat kimia yang tidak dapat didegradasi di alam. Cd bebas berada di lingkungan dan akan tetap berada didalam sirkuasi atau udara. Cd yang berikatan dengan senyawa logam berat lainnya biasanya akan mempengaruhi pembentukannya di air.
Kadmium yang ada di air berasal dari berbagai proses yaitu cadmium masuk kedalam perairan karena adanya proses erosi tanah, pelapukan batuan induk. Cadmium lebih banyak masuk kedalam air karena kegiatan manusia seperti perindustrian dimana limbah hasil dari pabrik tersebut dibuang langsung kedalam perairan yang akan terakumulasi di dasar perairan yang membentuk sedimen.
Kadmium yang ada di dalam tanah dapat berasal dari alam dan antropogenik. Cadmium dapat masuk kedalam tanah karena adanya proses pelarutan batuan induk seperti batuan glasial dan alluvial. Manusia juga berkontribusi dalam proses masuknya cadmium kedalam lingkungan seperti penggunaan pupuk kimia, kotoran yang mengendap karena aktivitas manusia.
C.   Metabolisme Kadmium (Cd) dalam Tubuh
Kadmium masuk kedalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Untuk mengukur asupan kadmium kedalam tubuh manusia perlu dilakukan pengukuran kadar Cd dalam makanan yang dimakan atau kandungan Cd dalam feses. Sekitar 5% dari diet kadmium, diabsorpsi dalam tubuh.
Sebagian besar Cd masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4 minggu kemudian dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam ginjal dan hati terutama terikat sebagai metalothionein. Metalotionein mengandung asam amino sistein, dimana Cd terikat dengan gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim.
Kadmium juga dapat terakumulasi dengan jalan terikat pada metalothionien. Di ginjal, kompleks kadmium-metalothionien melewati glomerulus dan diserap oleh tubulus proxima. Di dalam sel ginjal, cadmium dilepas dari protein metalothionien dan dapat terakumulasi sampai pada tingkat toksik. Penyerapan kadmium ditemukan di ginjal kira-kira ½ - S! dari beban tubuh dan konsentrasi tertinggi ditemukan di bagian kortex. Efek toksik kadmium ginjal dapat berupa degenerasi sel-sel tubulus ginjal.
Hasil otopsi di USA menunjukkan bahwa absorpsi kadmium dalam tubuh masyarakat umum secara rata-rata 30 mg, yang didistribusikan dalam ginjal 33%, hati 14%, paru-paru 2% dan pankreas 0,3%, sisanya diekskresikan melalui saluran pencernaan.
Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan daripada saluran pencernaan. Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan dari menghisap debu dan asap kadmium, terutama kadmium oksida (CdO). Dalam beberapa jam setelah menghisap, korban akan mengeluh gangguan saluran nafas, nausea, muntah, kepala pusing dan sakit pinggang.  Kematian disebabkan karena terjadinya edema paru-paru. Apabila pasien tetap bertahan, akan terjadi emfisema atau gangguan paru-paru yang jelas terlihat.
Deteksi dini terutama pada sistem pernapasan dan ginjal. Perlu dilakukan analisis kemih untuk mendeteksi kemungkinan proteinuria dan glikosuria, foto sinar-X serta uji fungsi paru.
D.   Efek Kadmium Terhadap Kesehatan
1.    Efek Kadmium terhadap Hepar
Kadmium (Cd) dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Kadmium (Cd) terikat dalam gugus sufhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil, hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium (Cd) disebabkan oleh interaksi antara kadmium (Cd) dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh (Darmono, 2001).
2.    Efek Kadmium terhadap Tulang
Efek keracunan kadmium (Cd) juga dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang. Gejala rasa sakit pada tulang sehingga menyulitkan untuk berjalan. Terjadi pada pekerja yang bekerja pada industri yang menggunakan kadmium (Cd). Penyakit tersebut dinamakan “itai-itai”. (Palar, 2004).


3.    Efek Kadmium terhadap Paru-Paru
a.    Emphysema, yaitu penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas. (Palar, 2004).
b.    Edema, yaitu  pembengkakan yang diakibatkan kelebihan cairan di dalam tubuh (Palar, 2004)
4.    Efek Kadmium (Cd) Terhadap Sistem Reproduksi
Daya racun yang dimiliki oleh kadmium (Cd) juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-organya. Pada konsentrasi tertentu kadmium (Cd) dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh uap logam kadmium (Cd) dapat mengakibatkan impotensi. (Palar, 2004).
5.    Efek Kadmium (Cd) Terhadap Ginjal
Logam kadmium (Cd) dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat terjadi pada tubulus tubulus ginjal. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi pada ginjal akibat logam kadmium (Cd) yaitu terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor dalam urin (Palar, 2004).

6.    Efek Kadmium terhadap Pankreas
Keracunan Cd dapat menyebabkan penurunan fungsi pancreas. Efek pemberian Cd pada hewan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, menyebabkan terjadinya hiperglikemia, pengurangan toleransi terhadap glukosa dan menghambat aktivitas sekresi insulin  (Palar, 2004).
7.    Efek terhadap Jantung
Hipertrofi ventrikular adalah membesarnya ukuran ventrikel jantung. Perubahan ini sangat baik untuk kesehatan jika merupakan respon atas latihan aerobik, akan tetapi hipertropi ventrikular juga dapat muncul akibat penyakit seperti tekanan darah tinggi. (Palar, 2004). 
E.   Pekerja SPBU
Pekerja di SPBU adalah pekerja yang bekerja baik yang melayani pengisian bahan bakar maupun yang tidak berhubungan lansung dengan pengisian bahan bakar minyak namun demikian keduanya memiliki potensial terhadap pola penyakit akibat kerja, pekerja yang melayani pengisian bahanbakar memiliki potensial bahaya yang lebih besar tehadap pencemaran timah hitam (Pb) dibandingkan dengan pekerja yang tidak berhubungan dengan pengisian bahan bakar.

F.    Kerangka Konsep
Rounded Rectangle: Kadar Kadmium  (Cd) dalam Darah
Oval: Besar Risiko Kadmium
Rounded Rectangle: Xenobiotik
Rounded Rectangle: Target Organ
 






                              : variabel Dependen
                              : variabel Independen














BAB III
METODELOGI PENILITIAN
A.   Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dan pengujian sampel di Laboratorium Balai Besar Kesehatan Makassar.
B.   Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada hari Rabu di SPBU Tamalanrea dan Penelitian Laboratorium selama 2 hari yakni dari tanggal  5-7 Juni 2013.
C.   Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah pekerja di SPBU  Tamalanrea. Adapun besar sampel yang di gunakan yaitu 4 orang.
D.   Alat dan Bahan
Alat:
1.    Spoid
2.    Handiplass
3.    Box penyimpanan sampel
Bahan:
1.    Kapas
2.    Alkohol


E.   Prosedur kerja
Pengambilan sampel:
1.    Siapkan alat bahan yang telah disediakan.
2.    Tentukan responden yang akan diambil sampel darahnya.
3.    Kemudian berikan alcohol ketempat yang akan disuntik pada lengan responden yaitu pembulu arteri.
4.    Ambil darah responden dengan menggunakan spoid.
5.    Tutup bekas suntikan dengan kapas yang telah disiapkan.
6.    Tempelkan handiplass.
7.    Masukkan sampel darah yang sdah ada dalam spoid kedalam box penyimpanan agar tetap steril dan tidak terkontaminasi.












BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A.       Hasil
1.      Gambaran Umum Lokasi
SPBU Perintis Kemerdekaan
 
      google earth_spbu perintis.jpg
         Gambar 1: Lokasi SPBU Perintis Kemerdekaan Makassar
2.      Hasil
a.       Data Responden
Tabel 1. Data Responden
No
Nama
Jenis Kelamin
Lama Bekerja
1
Saiful
L
1,5 Tahun
2
Yusran
L
7 Bulan
3
Ilham
L
3 Tahun
4
Darmiati
P
1 Tahun
Sumber: Data Primer
Sampel yang dicantumkan pada table di atas terdapat dua jenis responden yang berbeda dari segi jenis kelamin. Responden terdiri dari perempuan dan laki-laki dengan tujuan untuk memberikan perbandingan hasil pemeriksaan kadar kadmium dalam darah perempuan dan laki-laki. 
b.      Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kadar Kadmium dalam Darah
No. Lab
Kode Sampel/ Asal
Satuan
Hasil Pemeriksaan
Kadmium (Cd)
13105857
A
ug/ml
2,7565
13105858
B
ug/ml
1,479
13105859
C
ug/ml
2,0515
13105860
D
ug/ml
0,6905
     Sumber: Data Primer                                                                                       
Berdasarkan hasil pemeriksaan Kadmium dalam darah petugas SPBU di atas  menunjukkan 3 orang petugas SPBU masing-masing berjenis kelamin laki-laki positif berisiko keracunan Kadmium (Cd). Sementara Petugas SPBU berjenis kelamin perempuan negative  berisiko keracunan Kadmium. Hal tersebut didasarkan pada standar normal kadar Kadmium yang harus ada di dalam tubuh manusia yaitu 1 ppm (ug/ml).
B.     Pembahasan
Sebenarnya tubuh manusia memang tidak bisa 100% bersih dari Kadmium. Tubuh manusia mempunyai jumlah normal cadmium sehingga seseorang masih bisa dikatakan sehat dan aman dari efek cadmium. Memang dari jumlah lebih dari batas normal bisa mengganggu kerja tubuh lain seperti paru-paru. Untuk jumlah yang normal dari tubuh manusia, jumlah cadmium tidak lebih dari 1 ppm. Sementara dari hasil pemeriksaan kandungan Kadmium dalam darah empat responden di atas menunjukkan 3 responden yang nilai kadar Kadmium dalam darahnya melebihi dari batas normal. Artinya 3 responden tersebut berisiko Keracunan Kadmium dengan durasi paparan yang lebih lama.
Disamping itu, FAO/WHO menetapkan nilai ambang batas kadar logam kadmium yang diperbolehkan dalam tubuh hewan laut yang dapat dikonsumsi manusia yakni 0,1 ppm. Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia No. 01-3548-1994 tentang batas maksimum cemaran logam pada makanan yang diperbolehkan untuk logam kadmium adalah sebesar 0,2 mg/kg (ppm). Apabila kadmium yang terkandung dalam makanan dikonsumsi terus menerus maka akan terakumulasi di berbagai jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan konsumen. Dampak tersebut berupa kerapuhan tulang dan resiko fraktur, kerusakan sistem reproduksi dan respirasi, anemia serta hipertensi (Palar, 2008).
Kadmium sangat sedikit diabsorbsi disaluran cerna, yaitu paling banyak ± 5 %, sedangkan absorbsinya melalui saluran napas lebih sempurna. Setelah diabsorbsi, kadmium akan terikat kuat dalam hati dan ginjal.
Keracunan akut kadmium dapat disebabkan karena pemasukannya baik melalui pernafasan maupun melalui oral. Efek keracunan yang umum adalah iritasi saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi, mencret dan kejang pada perut.
Kadmium lebih bersifat toksis bila terhirup melalui pernafasan. Keracunan kronis timbul bila konsentrasi kadmium dalam ginjal mencapai 200 μg per gram terjadi kerusakan ginjal. Efek keracunan kronis yang lain yaitu: emphysema, hipertensi dan osteomalacia.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif agar terhindar dari efek negative Kadmium(Cd):
1.    Tidak merokok atau setidaknya mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, mengonsumsi sepuluh batang rokok setiap harinya dapat mengakibatkan tubuh harus mengendapkan Kadmium melebihi ambang batas dalam waktu 11 tahun (jika tidak terpapar Kadmium melalu zat lainnya). Dengan mengurangi konsumsi rokok, setidaknya waktu yang dibutuhkan akan lebih panjang dan tidak mengonsumsi rokok akan memberikan kesehatan yang lebih baik bagi kita.
2.    Berusaha seminimal mungkin menggunakan pupuk mengandung Cadmium rendah. Dalam memilih pupuk, kita harus lebih pintar dalam mengenali konten-konten apa sajakah yang terdapat dalam pupuk itu, jika tidak, maka bukan tidak mungkin kita akan teracuni Cadmium melalui hasil bumi dari kebun kita sendiri.
3.    Makan seimbang calcium, iron, protein, and zinc. Dengan melakukan pola makan yang seimbang, tubuh akan lebih kuat dan tidak rentan oleh bahaya Cadmium.
4.    Jauhkan benda-benda mengandung Cadmium dari anak-anak kecil. Mengingat banyaknya produk-produk yang tercemar Cadmium, kita juga harus lebih pintar dalam memilihkan mainan untuk anak-anak kita dan juga memperhatikan cara anak-anak bermain, jangan sampai mereka menggigit-gigit atau melakukan hal yang memungkinkan mereka terpapar Cadmium.
5.    Jika punya sumur, periksa kadar Cadmium dalam sumur itu. Terutama jika sumur sudah sangat berbau logam, karena hal itu mengindikasikan kemungkinan sumur tercemar Cadmium.
6.    Jika bekerja di daerah terpapar Cadmium, komunikasikan dengan orang HSE. Ada kemugkinan kita membawa Cadmium yang terpapar pada tubuh kita ketika bekerja ke rumah, jadi mengomunikasikan dengan pihak HSE akan masalah ini sangatlah penting.
C.   Keterbatasan Penelitian
1.    Sampel
Tidak bisa mengambil sampel kepada responden sebelum makan. Hal tersebut dikarenakan dapat menimbulkan kelelahan dan metaboisme yang tidak stabil serta sirkulasi darah terganggu jika sampel berupa darah diambil
2.      Waktu kerja
Responden sangat sulit diminta waktunya untuk pengambilan sampel darah karena waktu pekerjaan yang terbatas. Di samping itu responden memiliki waktu istirahat yang singkat.
3.      Lokasi pengambilan sampel
Lokasi pengambilan sampel yang kurang memungkinkan karena mengakibatkan pelanggan SPBU merasa terganggu kenyamanannya yang ingin melakukan pengisian bensin.
BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari hasil penilitian yang kami lakukan bahawa dari 4 sampel yang diteliti kadar kadmiumnya yang paling tinggi yaitu 2,7565 yang merupakan sampel A dan telah bekerja selama kurang lebih 3 tahun dan yang paling rendah kadar kadmiumnya yaitu 0,6905 yang merupakan sampel D dan telah bekerja selama kurang lebih 1 tahun.
B.     Saran
Diharapkan kepada pengelolah pertamina agar memperhatikan kesehatan dari setiap pegai SPBU untuk sekiranya memperhatikan kesehatannya untuk memakai APD pada melakukan pekerjaannya seperti memakai masker dan sarung tangan untuk mengurangi kadar cadmium yang masuk kedalam tubuh karena cadmium dapat merusak seel tubuh pada manusia.








DAFTAR PUSTAKA
Putri Noviani, Chitta. 2012. Keracunan Kadmium (Cd). http://en.wikipedia. org/ wiki/debian, http://id.wikipedia.org/wiki/debian, http://www.debian.org/.Diposting pada tanggal 8 juni 2012
Adjhas, Dorce. Dampak Kadar Kadmium Terhadap Kesehatan. e-mail ochy_atdjas@yahoo.com. diposting pada hari rabu, 26 maret 2008
Angelfire. 2013. Tinjauan Pustaka. http:// halaman_tinjauan_pustaka.htm
Anonym. 2012. Kimia Lingkungan.  http://www. epa.gov. posted on 14/10/2012
Ayu Umaya, dkk. 2012. Makalah Toksiologi Lingkungan Kadmium. http:// makalah%20toksikologi%20lingkungan%20kadmium%20(cd)%20_%20%20%5e_%5e.htm. posted on 26 november 2012
Darmono. Jurnal tentang Kadmium (Cd) dalam Lingkungan dan Pengaruhnya terhadap kesehatan dan produktivitas ternak
Zul Alfian. Jurnal tentang Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom


Ilmu Tajwid

Suka Memuat...

 Tempat-tempat keluarnya huruf secara umum ada 5 :
1.   Rongga mulut (الجوف)
2.   Tenggorokan (الحلق)
3.   Lidah (اللسان)
4.   Dua bibir (الشفتين)
5.   Rongga hidung (الخيشوم)
Tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 :
1.     Rongga mulut (huruf mad yang tiga: (ا   ،   و   ،  ي)
2.     Pangkal tenggorokan  (ء   ،  ه)
3.     Tengah tenggorokan   (ع  ،  ح)
4.     Ujung tenggorokan     (غ  ،  خ)
5.     Pangkal lidah paling belakang (ق)
6.     Pangkal lidah sedikit ke depan (ك)
7.     Tengah lidah dengan langit-langit         ( ج ،  ش   ، ي)
8.     Sisi lidah bertemu geraham atas (ض)
9.     Dibawah sisi lidah setelah dhad (ل)
10.  Ujung lidah setelah lam (ن)
11.  Ujung lidah setelah nun (ر)
12.  Ujung lidah bertemu gusi atas          (ط ،  د  ، ت)
13.  Ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas (ظ ، ذ ، ث)
14.  Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah) (ص ، س  ، ز)
15.  Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas (ف)
16.  Dua bibir (و ، ب ، م)
17.  Rongga hidung (ghunnah/ dengung)

Sabtu, 08 Juni 2013

Laporan Kunjungan Mahasiswa Kesling UMI ke PT. KIMA

LAPORAN KUNJUNGAN PT. KIMA DISUSUN OLEH: LISAWATI NURTANG 1412100102 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2012/2013 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah Swt yang senantiasa selalu dilimpahkan kepada setiap hambanya. Tak lupa juga tercurahkan salawat dan taslim kepada junjungan nabi muhammad saw, nabi pembawa rahmat untuk semesta alam. Begitu juga dengan para sahabat-sahabat beliau dan keluarganya, serta para pejuang Islam yang sampai sekarang masih memegang teguh agama islam dan mengambil islam sebagai solusi atas semua permasalahannya. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah pengelolaan Limbah Cair. Karena kesabaran beliau mengajar sehingga saya mendapat tambahan ilmu walau hanya sedikit, namun saya merasa itu sangat berarti untuk bekal saya di masyarakat sebagai pakar kesehatan khususnya bagi lingkungan masyarakat. Alhamdulillah dalam waktu sepekan ini akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini terkait dengan kunjungan saya dengan teman-teman Kesling di PT. KIMA. Saya tidak menjamin bahwa dalam laporan ini ada banyak kesalahan-kesalahan yang dapat menjadikan pembaca tidak puas sehingga dengan sangat saya memohon untuk kritik dan sarannya agar kedepannya dapat memuaskan pembaca sekaligus bermanfaat bagi pembaca. Demikian sedikit pengantar dari saya dan terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu alaikum wr wb Makassar, 06 Juni 2013 Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................i KATA PENGANTAR....................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................4 B. Rumusan Masalah............................................................................5 C. Tujuan...............................................................................................5 D. Manfaat.............................................................................................6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Industri.................................................................7 B. Tinjauan Tentang Air Limbah............................................................8 C. Tinjauan Tentang Pengolahan Air Limbah.....................................16 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum IPAL PT.KIMA...................................................17 B. Beban Limbah dan Sumbernya......................................................17 C. Proses Pengolahan........................................................................18 D. Prestasi IPAL PT. KIMA..................................................................20 E. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas...............................................21 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................................22 B. Saran..............................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan industri merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat di era yang maju saat ini. Semakin berkembangnya kawasan industi dalam suatu wilayah menunjukkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan. Kawasan Industri Makassar atau lebih dikenal dengan PT. KIMA merupakan salah satu kawasan dalam kota Makassar yang didalamnya terdapat banyak industri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Makassar dan sekitarnya.Adanya kawasan industri ditengah masyarakat dapat membawa manfaat maupun dampak negatif yang merugikan masyarakat disekitanya bila tidak dikelola secara tepat. Sampai tahun 2011, di dalam Kawasan Industri Makassar terdapat sekitar 230 industri didalamnya. Pengolahan limbah dikawasan tersebut dilakukan secara komunal dengan menyalurak limbah melalui pipa dan dialirkan ke lokasi pengolahan limbah cair yang juga terdapat di dalam kawasan tersebut. Di antara 230 industri yang menggunakan fasilitas tersebut terdapat 18 industri yang menghasilkan limbah cair yang berpotensi berbahaya karena mengandung bahan anorganik yang sulit dinetralisasi oleh lingkungan dan selebihnya hanya menghasilkan jenis limbah cair organik yang masih dapat diolah secara sederhana dan dampak yang ditimbulkan cenderung sedikit. Air limbah ini umumnya dibuang melalui saluran/got menuju sungai atau pun laut. Terkadang dalam perjalanannya menuju laut, air limbah ini mencemari sumber air bersih yang dipergunakan oleh manusia. Dengan demikian, penanganan air limbah perlu mendapat perhatian yang serius. Selain dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, air limbah juga dapat mengganggu lingkungan sekitar, hewan, ataupun bagi keindahan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami dapat merumuskan masalah tersebut sebagai berikut” Bagaimana Proses Pengolahan Air Limbah di kawasan industri PT.KIMA Makassar”. C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu PT.KIMA. 2. Untuk mengetahui proses pengolahan air limbah yang ada di kawasan PT.KIMA Makassar. 3. Untuk mengetahui manfaat dari Pengolahan Air Limbah PT. KIMA Makassar. D. Manfaat Adapun manfaat daripada kunjungan ini adalah: 1. Menambah pengetahuan ataupun pengalaman mengenai proses pengolahan air limbah yang ada di kawasan industri PT.KIMA Makassar. 2. Sebagai bahan bacaan atau informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan peneliian lebih lanjut tentang pengolahan air limbah pada kawasan industri PT.KIMA Makassar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Industri 1. Pengertian Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. 2. Jenis/macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku a. Industri ekstraktif Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain. b. Industri nonekstaktif Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar. c. Industri fasilitatif Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya. B. Tinjauan Tentang Air LImbah 1. Pengertian Air Limbah Metcalf and Eddy dalam bukunya yang berjudul “ Waste Water Engineering Collection, Treatment, Disposal “ (1979) yang artinya yaitu air limbah ialah hasil kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada. Azrul Azwar dalam Suprabti S (2005) yang dimaksud dengan air limbah ialah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia dan atau binatang dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia Haryoto Kusnoputranto dalam Suprabti S (2005) air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan/zat-zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan. Dari ketiga pengertian tersebut diatas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa yang dimaksud air limbah adalah air bekas pakai yang dihasilkan oleh aktifitas manusia baik dari rumah tangga, pertanian, perdagangan, industri maupun tempat-tempat umum yang harus dibuang yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan. 2. Sumber Air Limbah Pada dasaranya air limbah bersumber dari limbah domestik, limbah industri dan limbah air hujan. a. Limbah Domestik Berasal dari daerah perumahan, perdagangan, perkanoran, dan fasilitas rekreasi. Misalnya, Untuk daerah perumahan, aliran air limbahnya biasanya diperhitungkan berdasarkan kepadatan penduduk dan rata-rata per orang dalam membuang air limbah. Limbah domestik dibagi menjadi 2 golongan yaitu limbah organik (mudah terurai oleh bakteri) dan anorganik (tidak dapat diurai oleh bakteri). Masalah yang sulit dalam penanganan limbah domestik yaitu mengingan pengolahan limbah domestik masih sangat memprihatinkan bahkan sama sekalii belum diatur, ditambah dengan permasalahan karakteristik fisik perairan tertutup, dengan kecepatan pertukaran yang rendah, padatnya penduduk dan industri disekitarnya. b. Limbah Industry Air limbah industri mempunyai volume rata-rata aliran yang bervariasi tergantung dari jenis ukuran industri, pengawasan pada proses industri, tingkat daur ulang air limbah dan metode pengolahan air limbah setempat yang digunakan. Untuk limbah industri yaitu industri tahu dan tempe ada tiga hal yang perlu diperhatikan yakni karakteristik fisik, kimia dan biologis. Suhu buangan berasal dari proses pemasakan, suhu limbah cair tahu dan tempe pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 40 0C sampai 60 0C, suhu yang meningkat dilingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas cair, kecepatan air, viksositas, dan tegangan permukaan. c. Limbah Air Hujan Air yang sudah jenuh yang tidak bisa lagi meresap kedalam tanah sehingga biasanya meluap dan mengakibatkan terjadinya banjir dan akan mencemari sumber air bersih yang ada disekitarnya. 3. Komposisi Air Limbah Menurut Udin Djabu,dkk (1991) bahwa komposisi air limbah sebagian besar terdiri dari air yaitu sebesar 99,9% dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat terlarut dan tidak terlarut sebesar 0,1%. Partikel-partikel padat terdiri dari zat organik (± 70%) dan zat anorganik (± 30%). Zat-zat organik terdiri dari protein (± 65%), karbohidrat (± 25%) dan lemak (± 10%). Zat-zat organik tersebut sebagian besar sudah terurai yang merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi bakteri dan mikroorganisme yang lain, sedangkan zat-zat anorganik terdiri dari butiran, garam dan metal (logam) yang merupakan bahan pencemar yang penting. Solid (dissolved dan suspended) sangat cocok untuk menempel dan bersembunyinya mikroorganisme pathogen. 4. Karakteristik Air Limbah a. Karakteristik Fisik Air Limbah 1) Bau Bau yang tercium adalah gas hasil pembusukan zat organik oleh bakteri aerobik. Selain itu, ada mikroorganisme lain yang bisa merubah sulfat menjadi sulfit, dan menghasilkan gas hydrogen sulfit yang baunya seperti telur busuk. Bau yang lainnya disebabkan oleh senyawa kimia tertentu atau senyawa yang dihasilkan selama berlangsungnya proses pengolahan air limbah. Pengaruh bau terhadap manusia disekitarnya terbatas pada efek psikologi saja, tetapi bisa menurunkan nafsu makan dan minum, menyebabkan nafas sesak, mual dan muntah. 2) Suhu Oleh karena kegiatan rumah tangga dan fasilitas umum yang menumpahkan air limbah yang panas, akibatnya suhu air limbah lebih tinggi dibanding suhu air ledeng atau air bersih. Oleh Karena itu suhu air limbah harus selalu diperhatikan dan dimonitor agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. 3) Warna Air limbah yang masih segar biasanya warnanya coklat abu-abu tetapi sejalan dengan berlangsungnya suasana aerobik maka warnanya menjadi lebih gelap dan terakhir air limbah disebut septic dengan warna hitam legam. b. Karakteristik Kimia Air Limbah Jumlahnya cukup dominan karena 75% dari zat padat tersuspensi dari 40% dan zat padat tersaring merupakan bahan organik yang tersusun dari senyawa karbon, hydrogen, oksigen dan ada juga yang mengandung nitrogen selanjutnya bahan organik dapat dikelompokkan menjadi Protein (40% - 60%), karbohidrat (25% - 50%), lemak dan minyak (10%). (Suprabti S 2005). 1) Protein Senyawa kombinasi yang bermacam-macam asam amino ini dijumpai pada makanan manusia dan hewan, seperti kacang-kacang. Mengandung sekitar 16% unsure nitrogen, sehingga bersama dengan urea, protein menjadi sumber nitrogen dalam air limbah. Proses penguraian protein menimbulkan bau busuk. 2) Karbohidrat Di jumpai dalam gula, selulosa, serat kayu dan lain-lain. Di dalam air terdiri atas senyawa C, H, dan O sejenis karbohidrat yang berbentuk gula, mudah terlarut dan mengalami penguraian oleh mikroorganisme menjadi alcohol, dan CO2 tetapi jenis karbohidrat lainnya tidak terlarut dalam air., sehinggga memerlukan mikroba atau asam mineral untuk mengurainya. 3) Lemak dan minyak Tidak mudah diuraikan oleh mikroba, melainkan oleh asam mineral, sehingga terjadi gleserin dan asam jenuh apabila ada sodium hidroksida, glaserin akan dibebaskan dan berbentuk garam alkali yang biasa disebut sabun yang mudah sekali terlarut dalam air. Tetapi dengan adanya kesadahan didalam air melainkan berbentuk endapan. 4) Nitrogen Pengolahan air limbah berarti menciptakan kondisi agar bakteri dan mikroorganisme lainnnya dapat memakan zat organik dalam air limbah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan zat hara nutrien dalam bentuk protein yang elemen utamanya adalah nitrogen phospor atau zat besi. Dalam Keputusan Menteri kesehatan No.20 tahun 1990, mengenai baku mutu air limbah, kandungan phospor ini belum diatur tetapi sebaiknya lebih dipahami jenis senyawanya, phospor yang ada beserta sifat-sifatnya, agar dapat kita antisipasi dampak yang akan diitimbulkan terhadap lingkungan dan (Instalasi Pengolahan Air Limbah) IPAL yang akan mengolah air limbah tersebut 5) Gas yang berhubungan dengan air limbah Adanya banyak macam gas yang ada di udara, atau yang dibuat di pabrik maupun yang diproses dalam air limbah itu sendiri. Adapun diantaranya yang bermanfaat seperti gas methan (CH4), karena dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Tetapi ada juga yang merusak seperti gas hidrogen sulfida (H2S) karena banyak bakteri pencemar air limbah yang memerlukan zat asam untuk pernafasannya, maka zat asam harus terlarut dalam air limbah bersama gas lain dalam jumlah yang cukup. Faktor yang mempengaruhi kadar pelarut gas ini antara lain daya larut gas itu sendiri, tekanan parsial gas tersebut dalam atmosfir, suhu air limbah, kadar garam dan tingkatan zat padat terlarut dalam air limbah. c. Karaktristik Biologis Air Limbah Mikroorganisme yang penting dalam air limbah dan air permukaan yaitu bakteri, jamur, protozoa dan algae. Keempat mikroorganisme tersebut berperan penting dalam proses dekomposisi atau stabilisasi organik sedangkan bakteri coliform merupakan indikator pencemaran tinja manusia. Organis pathogenik dalam air limbah berasal dari tubuh manusia yang terinfeksi penyakit seperti Thypus, kolera, dan disentry. Apabila sanitasi daerah kurang memenuhi standar yang ada maka organisme ini bisa menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi. 5. Pengaruh Air Limbah a. Terhadap kesehatan Air limbah yang mengandung bahan kimia dapat menimbulkan gangguan kesehatan baik melalui minuman dan makanan. Apabila sumber air bersih tercemar oleh air limbah tersebut, maka orang yang mengkonsumsinya akan mengalami keracunan. Misalnya nitrat dan nitrit, dapat menyebabkan Methaemoglobinaemia pada bayi. b. Terhadap lingkungan Air limbah yang dibuang/dialirkan ke saluran pembuangan limbah (Drainase) maka akan mencemari sumber air bersih yang ada di sekitar saluran tersebut. Bahan pencemar yang ada didalamnya akan mengalami penyebaran dan pengenceran yang bersifat relative. Air limbah yang mencemari tanah, dalam perjalanannya akan mengalami peristiwa fisik, kimia dan biologi. c. Terhadap ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup , masing-masing komponen tersebut melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. C. Tinjauan Tentang Pengolahan Air Limbah Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan: 1. Pengolahan secara fisika 2. Pengolahan secara kimia 3. Pengolahan secara biologi BAB III PEMBAHASAN HASIL KUNJUNGAN A. Gambaran Umum Lokasi Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dikunjungi merupakan salah satu fasilitas yang ada di PT Kawasan Industri Makassar (PT KIMA) sebagai jalan keluar dari permasalahn limbah cair dari lebih 200 perusahaan di dalamnya. PT KIMA terbentang di atas areal seluas 703 Ha, terletak 15 km dari pusat kota Makassar yang juga ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Ditempuh 20 menit dari pelabuhan laut, 30 menit dari Bandar Udara Hasanuddin. Tujuan dari keberadaan IPAL ini adalah untuk menampung dan mengolah semua limbah cair dari berbagai jenis industri yang berlokasi di dalam PT KIMA adapun PT KIMA ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan komposisi saham saat ini terdiri atas beberapa unsur antara lain Pemerintah RI (60%), Pemerintah Propinsi Sul-Sel (30%), dan Pemerintah Kota Makassar (10%). B. Beban Limbah Dan Sumbernya Beban limbah yang masuk ke IPAL PT KIMA setiap harinya bervariasi tergantung dari laju produksi perusahaan-perusahaan. Ada 210 perusahaan di PT KIMA yang menyalurkan limbahnya ke IPAL ini. Adapun kapasitas pengolahan dari IPAL yaitu mencapai 3000 m3. Kedua ratus sepuluh industri yang menjadi sumber limbah cair yang masuk ke IPAL PT KIMA bergerak dalam bidang pembuatan makanan, minuman, stirofoam, gas, dan kayu. Di kawasan ini juga terdapat perusahaan yang menangani logam tetapi hanya berupa pendistribusi, tidak memproduksi logam langsung sehingga kemungkinan perusahaan tersebut tidak terlalu menghasilkan limbah yang berbahaya dibanding perusahaan yang memproduksi langsung logam. C. Proses Pengolahan Pada proses pengolahan air limbah di IPAL PT KIMA, pada dasarnya terdapat 3 komponen besar yaitu: 1. Ruang penerimaan (first treathment) Di ruangan inilah limbah-limbah dari semua perusahaan ditampung. Proses yang terjadi pada ruangan ini adalah proses fisik (mekanik). Di ruangan ini terdapat alat khusus yang berfungsi sebagai perangkap sampah-sampah padat, seperti plastik. Dengan demikian sampah tersebut tidak akan mengganggu proses pengolahan lebih lanjut. Sampah yang terperangkap dipindahkan ke satu wadah khusus dan dibuang ke tempat penampungan sampah untuk selanjutnya dibawa ke TPA. 2. Equalizing Basin Setelah air mengalami proses pengolahan pertama di ruang penerimaan, air kemudian menuju equalizing basin, tepatnya ke bagian pinggir bagian tengah akan diisi oleh limbah dari oxidation ditch. Di tahap ini, dilakukan proses minimisasi atau peghilangan lumpur. Langkah pertama yaitu lumpur dijebak dalam satu alat khusus kemudian air yang lolos disaring dengan saringan yang lebih halus untuk semakin mengurangi lumpur atau padatan yang terkandung. Selanjutnya air menuju ke oxidation ditch. 3. Oxidation ditch Oxidation ditch merupakan satu kolam berbentuk “u” dimana pada tahap ini terjadi proses biologi yaitu mengaktifkan kerja bakteri aerob. Mekanisme yang dilakukan yaitu dengan membentuk kuncup air (ada ware) sehingga air dapat berinteraksi dengan udara. Dengan demikian terjadi pengikatan oksigen oleh air. Oksigen ini kemudian digunakan oleh bakteri-bakteri untuk menguraikan polutan dalam air menjadi bahan-bahan yang lebih aman antara lain sebagai berikut: 1. Karbohidrat CO2 + H2O 2. Nitrat nitrit 3. Lemak asam lemak 4. Protein asam amino Agar proses yang terjadi di dalam oxydation ditch berlangsung lancar diperlukan sedikit lumpur. Oleh karena itu pada tahap ini juga terjadi proses pemasukan lumpur dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu pada tahap ini dikenal istilah lumpur kembali. Setelah proses tersebut, limbah kemudian menuju ke bagian tengah equalizing basin. Di tahap ini air mengalami proses sedimentasi dan pembersihan dari sampah-sampah padat yang kemungkinan masuk selama proses pengolahan. Proses selanjutnya yaitu penyaringan ulang dengan saringan yang lebih halus untuk semakin mengurangi padatan yang terlarut. Proses ini terjadi pada semacam kotan di dekat equalizing basin yang disebut blower room. Selanjutnya dihasilkanlah limbah yang memenuhi baku mutu dan aman untuk lingkungan. Lumpur hasil dari pengolahan dimasukkan ke drying bed, selanjutnya didistribusikan ke PT Tonasa untuk dijadikan bahan bakar. D. Prestasi Ipal PT. KIMA Dengan proses pengolahan sepert di atas, IPAL PT KIMA telah meraih prestasi berupa telah berhasil mendapat pengakuan internasional berupa sertifikat ISO 9001, saat ini KIMA tengah berbenah mengejar ISO 14000, sebuah lisensi standarisasi kelayakan perusahaan dalam manajemen lingkungan. Di samping lisensi tersebut, saat ini status IPAL PT KIMA adalah BLUE, satu tingkat di bawah GREEN. Untuk selanjutnya IPAL PT KIMA terus berupaya meningkatkan kualitasnya untuk mencapai status GREEN tersebut. Air limbah yang telah diolah dari IPAL PT KIMA digunakan oleh masyarakat di sekitar kawasan tersebut untuk menyiram dan mengairi tambak atau sawah mereka. Hingga saat ini, belum ada keluhan atau tuntutan dari masyarakat yang menggunakannya. Selain itu, dari tambak yagn dijadikan indikator, ikan-ikan juga tidak bermasalah sehingga dapat dikatakan bahwa limbah hasil pengolahan IPAL tersebut telah memenuhi standar baku mutu. E. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Untuk tetap menjamin dan meningkatkan kualitas limbah cair hasil olahan dari IPAL PT KIMA serta sebagai usaha-usaha untuk meraih ISO 14000 dan mencapai status GREEN, PT KIMA telah melakukan berbagai upaya, antara lain: 1. Diadakan uji lab terhadap limbah dari industri-industri tiap harinya untuk menentukan teknik perlakukan yang maksimal dalam proses pengolahan. 2. Telah dibuat tambak percontohan atau tambak indikator. Tambak ini dialiri air hasil pengolahan dari IPAL. Bila ikan-ikan di dalam tambak bermasalah. Misalnya mati maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengolahan telah melewati ambang batas sehingga dapat segera diambil langkah keluar. 3. Bila ada kerusakan, para petugas segera turun tangan tanpa menunggu waktu. Dengan demikian hasil pengolahan kemungkinan besar terus dalam kondisi yang baik. 4. Mengontrol setiap harinya proses pegolahan yang berlangsung untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. PT. KIMA merupakan salah satu kawasan IPAL dalam kota Makassar yang didalamnya terdapat banyak industri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Makassar dan sekitarnya. 2. Proses pengolahan Limbah yang ada di PT. KIMA yaitu: Ruang penerimaan (first treathment), Equalizing basin, Oxidation ditch. 3. Manfaat dari pengolahan air Limbah di PT.KIMA yakni: Air limbah yang telah diolah dari IPAL PT KIMA digunakan oleh masyarakat di sekitar kawasan tersebut untuk menyiram dan mengairi tambak atau sawah mereka. B. Saran Melihat kondisi PT. KIMA pada saat kunjungan pada dasarnya sudah cukup efektif dan efisien. Apalagi PT.KIMA ini telah beberapa kali mendapat penghargaan dari Pemerintah. Namun, yang perlu mungkin disoroti adalah bagaimana agar fasilitas –fasilitas yang ada di dalam terawat dengan baik termasuk ruang uji (laboratorium), begitu juga dengan ruang-ruang yang lain. DAFTAR PUSTAKA Firdaus, Idha. 2011. Laporan PT.KIMA Makassar. http:// laporan-ptkima makassar.html. Diposting pada bulan Juni 2011 Asri. 2009. Gambaran Umum IPAL PT.KIMA. http:// gambaran-umum-instalasi-pengolahan-air.html. Diposting pada hari Senin, 01 Juni 2009 Idhe. 2011. Laporan Kunjungan Lapangan Mahasiswa KL(UNHAS di PT.KIMA INDOFOOD Tahun 2011. Idhe_Kesehatan Lingkungan Blog’s. Diposting pada hari Rabu, 26 Oktober 2011